Kaskus

News

toyopramuriahoyAvatar border
TS
toyopramuriahoy
Ternyata ini yang bikin Malprakek : Gaji Dokter Indonesia Lebih Kecil Dr Gaji BURUH
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Banyak anak kecil ketika ditanya mau jadi apa saat gede nanti, mereka menjawab mau jadi dokter.

Begitu gede, hanya sebagian kecil yang bisa berbaju dokter. Sebab, menjadi dokter mamang tak mudah.

Sulitnya menjadi dokter bukan hanya karena standar akademis yang tinggi.

Kesulitan itu datang juga dari biaya pendidikan yang terlampau mahal bagi banyak anak Indonesia.

”Masalah biaya itulah yang memupuskan banyak mimpi anak bangsa menjadi dokter,” ujar dr Wahyu Triasmara, Selasa (3/6/2014).

Banyak orang tua yang ragu menguliahkan anaknya di fakultas kedokteran.

Meskipun pandai, mereka ragu bisa membayar ongkos perkuliahan yang mencapai ratusan juta rupiah.

Memang tidak semua sekolah kedokteran itu mahal, akan tetapi bisa dihitung dengan jari dari beberapa fakultas kedokteran di negeri ini yang berbiaya murah.

Meski mahal, fakultas ini tetap menjadi primadona. Banyak lulusan SMA yang mengantre mendaftar, baik di kampus negeri maupun swasta.

Tentu saja, daftar antrean ini membuat pengelola kampus sumringah. Bagi mereka ini adalah peluang mendulang pendapatan besar.

”Income itu datang dari sumbangan masuk para mahasiswa baru,” imbuhnya.

Memang ada tawar menawar harga juga. Itu sudah bukan jadi rahasia umum terutama bagi penyelenggara sekolah kedokteran swasta.

Tak cukup puluhan juta per kepala, akan tetapi biaya lebih dari Rp 250 juta rela dikeluarkan demi mendapatkan jatah 1 kursi di sebuah perguruan tinggi.

Lalu mahalnya biaya pendidikan ini apakah sebanding dengan risiko pekerjaan?

Menurut Wahyu ternyata juga tak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan ketika sudah terjun langsung dan bekerja.

Selain itu, risiko tertular infeksi berbagai jenis penyakit juga mengancam.

Ada pula risiko lain, yakni rawannya tuntutan materi dan hukum dari pasien dan keluarganya ketika ada indikasi tindakan malpraktik yang bahkan belum tentu kebenarannya.

“Tentu itu momok yang menakutkan bagi seorang dokter,” ungkap dokter muda yang tinggal di Purwokerto, Jateng itu.

Wahyu mengatakan. minimnya upah yang diterima juga nyatanya sangat berbanding terbalik dengan bakti dan pengabdiannya pada upaya melayani peningkatan kesehatan masyarakat.

Dia miris ketika mendengar angkatan di bawahnya hanya diberikan uang saku Rp. 1.250.000 perbulan sementara mereka harus mengabdi di daerah pedalaman di seluruh Indonesia.

Sementara untuk harga tiket kesana saja sudah lebih dari 3-5 juta.

“Lalu dalam keseharian apa mereka juga tak butuh makan? Tak butuh beli perlengkapan sehari-hari? tak butuh membiayai hidup keluarga dan anak istri? Entah apa yang ada di otak kementrian kesehatan sehingga hal ini sampai hari ini masih terus terjadi,” keluhnya.

Belum lagi teman-teman sejawat para dokter PNS yang setiap hari harus melayani 50-100 pasien di balai-bali pengobatan milik pemerintah (puskesmas, rumah sakit umum daerah), hingga mereka yang berada dipelosok daerah sangat terpencil sebagai dokter PTT.

Dengan beban kerja yang sangat berat karena harus melayani puluhan hingga ratusan pasien dengan sebaik-baiknya, akan tetapi tiap bulannya mereka hanya diganjar dengan penghasilan sesuai golongan PNS nya Rp. 2,5 jt hingga 4 juta.

Sangat jauh berbeda dengan para abdi negara lain seperti guru yang sudah dapat sertifikasi, pegawai pajak, bea cuka, TNI/polri yang sudah mendapat remunerasi sehingga gaji mereka bisa 2 kali lipat dari gaji dokter.

“Adilkah jikalau penghasilan dokter masih jauh lebih kecil ketimbang supir busway yang sudah capai 7 juta atau buruh pabrik di Jakarta yang sudah mencapai 3 juta? Dahulu saya sempat berpikir, menjadi seorang dokter memanglah sebuah pengabdian,” katanya lagi.

Dia mengakui ada oknum dokter yang bekerja sama dengan perusahaan obat dan berharap mendapatkan bonus besar dari perusahaan obat tersebut.

Ada pula oknum dokter yang sedikit-sedikit menyarankan operasi pada pasiennya agar mendapatkan jasa tindakan yang besar.

“Memang pernyataan ini akan tidak mengenakkan bagi rekan sejawat dokter yang lain, tapi kita juga harus jujur jika memang ada oknum dokter yang demikian, walau saya yakin itu hanyalah sebagian kecil oknum dokter saja,” tambahnya.

Wahyu kini secara rutin memberikan pelayanan dan konsultasi gratis bagi masyarakat melalui twitter dan blog yang dikelolanya.

Lewat dunia maya, dia ingin membangun komunikasi dengan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tanpa perlu biaya tinggi.

SUMBER

Dari Kasus Diatas menurut Saya Yang Salah adalah :
1. Pemerintah
Karena Pemerintah Membuat Mahal Biaya Pendidikan tapi Tidak Sebanding dengan Gaji dan Profesi Setelah Lulus dan hanya Mementingkan Rakyat Mayoritas ( Ato Maaf yang sering disebut BURUH), Sedangkan SDM Berpotensi tidak pernah diurus Pemerintah (Paling Pikir Pemerintah : Mereka Udah Pinter-Pinter tapi jumlahnya Sedikit, Kalo Mereka Sukses Ntar Saingan GW Waktu Pemilu Bertambah emoticon-Ngakak)

2. Buruh
Tuntutan Buruh Yang Keterlaluan Dan Tidak Berkaca, Mentang-Mentang Jumlahnya Banyak Mereka Pada Berani nuntut Tapi ga Sebanding Dengan Kinerja dan Otaknya.

3. Kesadaraan Diri Masing-Masing
Tingkat Kesadaran Diri Dokter Karena Dia Pengabdi Masyarakat Sekarang ini menjadi kurang, Salah satu alasannya mungkin karena 2 Penyebab Diatas itu hehehhe emoticon-Malu (S)

Saya Pernah Menulis Kisah Di Thread Saya Sebelumnya tapi akan saya ulang lagi mungkin banyak dari kita belum sadar ARTI DEMOKRASI

Sebuah kisah yang diambil dari kisah Yesus / Nabi Isa versi Kristiani/Alkitab. Jadi Buat yang protes nanti silahkan di baca dulu kisahnya karena kisahnya sangat cocok dengan kondisi bangsa ini sekarang.

Pada Saat-saat sebelum Yesus Disalib, Yesus Disidang Oleh Pontius Pilatus Hakim Agung Jaman itu, dan saat itu Pontius Pilatus tidak menemukan Kesalahan Yesus Sehingga Pontius Pilatus Bertanya kepada rakyat dan rakyat berkata "Salibkan Dia" Maka dari itu Pontius Pilatus mencuci tangannya dan menghukum Yesus dengan Hukuman Mati di Salib .


Oke Pada Intinya adalah :

Quote:


Kita dilahirkan miskin itu bukan salah kita, Tetapi Jika kita mati tua dalam keadaan miskin itu adalah kesalahan kita

0
2.7K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan