Sosok Capres yang terkenal dengan kuda-nya, Prabowo Subianto, dikenal sebagai seorang yang penuh dengan ambisi. Sejak menjadi tentara, Sang Mantan Jendral ini sudah menunjukkan sifatnya yang satu itu. Paling terkenal tentu saja terkait peristiwa yang terjadi pada periode 1997-1998 silam. Kala itu setelah BJ Habibie mengambil alih tampuk kekuasaan, Wiranto sebagai Panglima ABRI melapor kepada Habibie bahwa ada pergerakan pasukan Kostrad, yang diklasifikasikan sebagai pergerakan berbahaya, dari berbagai daerah terdeteksi menuju Jakarta diluar sepengetahuan Wiranto yang berarti juga diluar komando resmi. Habibie yang mendapati laporan dari Panglima ABRI tersebut sontak memerintahkan agar segera mencopot Panglima Kostrad yang aktif pada saat itu. Laporan itu disampaikan Wiranto pada tanggal 22 Mei 1998 (http://bit.ly/1o1YDgx). Siapakah Panglima Kostrad yang menjabat pada saat itu? Tidak lain dan tidak bukan adalah Prabowo Subianto. Jadi, bukan dipensiunkan melainkan dicopot.

Prabowo Subianto juga merangsek dalam bidang bisnis.Tercatat belasan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, utamanya pertambangan, dengan total nilai asetnya ± 10,5 triliun rupiah dimiliki olehnya (http://bit.ly/1hU2gj9). Masyarakat awam pun tahu, pengusaha yang bergerak di sektor tambang sudah pasti memiliki pundi-pundi kekayaan yang berlimpah ruah. Contohnya, pada tahun 2013 Prabowo memenangkan kasus perebutan konsesi lahan tambang batubara seluas 10.000 hektar di Kutai Timur dengan nilai batubara mencapai 1,8 miliar dollar Amerika atau setara dengan 18 triliun rupiah jika menggunakan kurs 10.000 rupiah untuk 1 dollar Amerika (http://bit.ly/1n7ccdp). Sungguh sebuah angka yang fantastis. Prabowo pernah menyatakan untuk menasionalisasi aset asing yang ada di Indonesia (http://bit.ly/1iNVb3B). Bayangkan bila aset tambang yang selama ini dioperasikan oleh berbagai Perusahaan Multinasional, diambil alih kemudian konsesinya jatuh keperusahaan-perusahaan tambang milik Prabowo, berapa lonjakan nilai aset Prabowo jika itu terjadi? Mudah-mudahan tidak ya.

Harta kekayaan pribadi Prabowo pun tidak kalah mentereng angkanya. Pada tahun 2003, Prabowo melaporkan harta kekayaannya dengan nilai 10,1 miliar rupiah dan 416.135 dollar Amerika. Pada tahun 2009, harta kekayaan Prabowo meningkat 150 kali lebih menjadi 1,57 triliun rupiah dan 7,5 juta dollar Amerika belum lagi rumah mewahnya di daerah Hambalang yang belum masuk daftar laporan pada tahun 2009 itu (http://bit.ly/1kz1bSE). Dengan tingkat kemapanan yang demikian tinggi, benarkah Sang Capres ini dapat merasakan penderitaan rakyat Indonesia?

Lepas dari militer dan mapan pada sektor usaha serta sejahtera dari sisi harta kekayaan, ambisi Prabowo kemudian memasuki dunia politik praktis. Diawali dengan mendirikan partai politik Gerindra, Prabowo merajut asanya untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia. Pada tahun 2009, Prabowo maju menjadi pasangan cawapres bagi Megawati Soekarnoputri. Ambisinya jelas terlihat dari poin nomor 2 Perjanjian Batutulis yang beberapa waktu yang lalu dipermasalahkan oleh Gerindra dan Prabowo. Poin itu menyatakan bahwa Prabowo mengendalikan program dan kebijakan ekonomi Indonesia. Kalah pada pemilihan presiden tahun 2009 tidak menyurutkan ambisi Prabowo dengan kembali maju, kali ini menjadi calon presiden, pada pemilihan presiden 2014 yang akan datang.

Rekam jejak kakak dari pengusaha yang pernah tersandung kasus perdagangan arca warisan kerajaan di tanah Jawa, Hashim Djojohadikusumo, ini juga disinggung oleh Jendral LB Moerdani. Dalam biografinya, Jendral LB Moerdani menceritakan keputusannnya memindahkan Prabowo dari Kopassus ke Kostrad karena Prabowo dinilai tidak disiplin dan membangun faksi diantara prajurit TNI (http://bit.ly/1rFHeOP).

Nah, mana capres yang baik dan mana capres yang tidak baik silahkan ditimang dengan sebaik-baiknya dan selalu gunakanlah akal sehat. Ingat, kepada capres terpilih-lah nasib bangsa diserahkan, setidaknya untuk 5 tahun kedepan. Jadi, jangan asal dan jangan salah pilih.