- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
Gaya Hidup dan Watak Capres Prabowo dan Capres Jokowi


TS
jalatos
Gaya Hidup dan Watak Capres Prabowo dan Capres Jokowi

Ketika sama-sama berada di tengah-tengah kerumunan massa: Foto atas: Dari tayangan video YouTube, di halaman Gedung KPU, 20 Mei 2014, Prabowo yang terdesak di tengah kerumunan massa, mendadak berbalik, dan memukul wajah seorang laki-laki berkemeja biru (Merdeka.com). // Foto Bawah: Jokowi ketika melakukan kampanye dengan mengunjungi Pasar Lama, Serang, Banten, Jumat, 28/3/2014 (Kompas Images/Vitalis Yoga Trisna).
Ketika masih dalam statusnya sebagai bakal calon presiden dari PKB, Mahfud MD, yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, sering melontarkan kata-kata bijaknya, nasihatnya, dan lain-lain. Salah satunya adalah mengenai bagaimana mencari pimpinan yang baik, apa saja kriterianya. Dari kriteria yang diaberikan itu, diharapkan rakyat tidak salah memilih calon presidennya di Pilpres 2014 nanti.
Selain kriteria harus mempunyai rekam jejak yang positif dan tidak punya beban masa lalu yang kelam, Mahfud MD mengatakan seorang pimpinan juga harus menjaga agar antara ucapan dan prakteknya sejalan dengan apa yang diajalani sehari-hari. Jangan sampai ada pimpinan yang antara bicara dengan prakteknya saling bertentangan. Mengatakan kita semua harus hidup sederhana, tetapi dia sendiri hidup dalam limpahan kemewahan, yang dipamerkan kepada publik. Pimpinan demikian tidak bisa mempunyai empati, dan karena itu tidak bisa diharapkan mengayomi rakyat kebanyakan / miskin.
“Jadi tidak bertentangan dari visi dengan pengalaman yang dilakukannya kan gitu, ada orang yang memperjuangkan kemiskinan tapi gaya hidupnya tidak empati pada orang miskin, tapi gaya hidupnya mewah,” ujar Mahmud, pada 2 Desember 2013 (beritahukum.com).
Mahfud juga pernah mengatakan bahwa pejabat/pimpinan yang suka bergaya hidup mewah berpotensi untuk melakukan korupsi, karena akan selalu tergoda untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mewahnya itu (beritasatu.com).
Di lain kesempatan, pada 29 Oktober 2013, ketika kembali berbicara tentang pimpinan yang sederhana dan patut diteladani, Mahfud tidak ragu-ragu menyebutkan Jokowi sebagai contohnya.
“Jokowi saya kira itu satu contoh yang objektif bekerja apa adanya, sederhana, dan kesungguhan. Tidak ada yang bisa membantah itu,” jelasnya. 29 Oktober 2013 (Merdeka.com).
Seiring berlalunya waktu, ketika PKB koalisi dengan PDIP, dan Mahfud gagal menjadi cawapres-nya Jokowi, dia ternyata bertindak jauh dari bijak. Dengan rasa kecewa yang teramat sangat dan perasaan sakit hati yang mendalam karena impian menjadi RI-1, maupun RI-2 sirnah, hanya dalam tempo singkat Mahfud malah berpindah ke kubu lawan politik dari PKB, tanpa pamit, berpihak dan menjadi ketua tim sukses dari Prabowo-Hatta.
Prabowo adalah calon presdien yang kontroversial karena mempunyai rekam jejak yang negatif dan mempunyai beban masa lalu yang kelam karena masih belum bisa membebaskan dirinya dari terduga pelaku pelanggaran HAM berat – suatu hal yang juga pernah disinggung oleh Mahfud. Selain itu Prabowo juga dikenal mempunyai gaya hidup yang serba mewah, tinggal di Hambalang, Bogor, di ranch-nya yang luasnya berhektar-hektar, memiliki beberapa unit mobil mewah (salah satunya Lexus kesayangannya seharga lebih dari Rp. 2,6 miliar per unitnya), dan terutama yang paling menonjol hobi mewahnya dengan mengoleksi puluhan ekor kuda yang harganya rata-rata per ekornya Rp. 3 miliar lebih (Majalah Tempo, 28 Oktober 2013), belum dengan berapa besar biaya perawatan untuk semua kuda-kuda itu.
Prabowo memang sudah sejak lahirnya terbiasa hidup dalam kemewahan, dan juga sudah terbiasa diistimewakan, terutama ketika masih aktif di Kopassus, sebagai anak mantu kesayangan Presiden Soeharto. Tidak heran pangkat militernya pun naik dengan cepat bak sebuah meteor. Perwira-perwira yang berpangkat di atasnya pun, termasuk Jenderal bintang empat pun segan kepadanya karena takut dengan sang mertua.

Lexus kesayangan Prabowo. Harganya Rp. 2,6 miliar lebih (Sumber: Tribunnews.com)

Prabowo dengan Lexus LX-570-nya (Sumber: kabar24..com)

(Sumber: www.lexus.co.id)
Tidaklah demikian dengan Jokowi, yang dilahirkan dalam kehidupan miskin yang mendera, sejak kecil sudah terbiasa berada di lingkungan rakyat miskin. Ketika akhirnya dia sukses sebagai pengusaha eksportir mebel di Solo pun, dengan kekayaan mencapai puluhan miliar rupiah, Jokowi tetap hidup dalam kesederhanaan. Ini bukan gaya hidup yang dibuat-buat, tetapi sejak kecil Jokowi memang sudah bergaya hidup demikian, sesuatu yang sangat lumrah bagi Jokowi. Bersatu di tengah-tengah rakyat kecil dan miskin sudah merupakan bagian dari kehidupan sehari-harinya, yang tidak pernah ditinggalkannya sampai sekarang. Inilah pula yang melahirkan kebiasaannya untuk melakukan berbagai blusukan untuk mendengar langsung apa yang dibutuhkan rakyat kecil. Maka, tak heran empatinya terhadap penderitaan rakyat kecil sangat besar.
Sangat tepat apa yang pernah diucapkan Mahfud MD tentang sosok Jokowi, yang saya kutipkan di atas: “Jokowi saya kira itu satu contoh yang objektif bekerja apa adanya, sederhana, dan kesungguhan. Tidak ada yang bisa membantah itu.” Maka, merupakan “keanehan” kalau sekarang Mahfud malah memilih berpihak kepada Prabowo, lalu dengan cepat sekarang mengkritik gaya kepimpinan Jokowi. Hanya bunglon politik yang bisa begini.

Jokowi dengan Innova-nya (Sumber: Tempo.co)
Tentang blusukan Jokowi, Fadli Zon dari Gerindra dan Ahmad Yani dari PPP beberapakali berkata dengan nada melecehkan, mempertanyakan bagaimana caranya Jokowi masih mau blusukan jika dia menjadi Presiden. Apa mau blusukan di seluruh wilayah Indonesia yang begini luas?
Padahal, jawabannya sangat sederhana, tentu saja Jokowi tidak mungkin blusukan setiap hari ke seluruh wilayah Indonesia, seperti yang biasa dialkuan selama ini di Solo dan Jakarta. Tetapi, saya yakin Jokowi akan rajin mengunjungi wilayah-wilayah Indonesia yang bermasalah untuk mendengar secara langsung dari rakyat yang ditimpah masalah tersebut. Jokowi akan lebih rajin bepergian ke berbagai wilayah Indonesia, dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya, apalagi dibandingkan dengan anggota DPR yang lebih rajin bepergian ke luar negeri dengan alasan-alasan kamuflasenya, studi banding. Sedangkan ke wilayah konsituennya malah tidak pernah.
Blusukan Jokowi ke berbagai wilayah di Indonesia itu semakin dipermudah karena sekarang sudah ada pesawat khusus kepresidenan yang baru saja dibeli pemerintah RI. Begitu seperti kebetulan Presidren SBY saat ini membeli pesawat itu, seolah-olah memang sengaja disediakan khusus untuk dipakai Jokowi untuk blusukan ke seluruh Indonesia kelak.

Pesawat Presiden Republik Indonesia, disiapak untuk Presiden Jokowi blusukan ke seluruh wilayah Indonesia? (Sumber: Voaindonesia.com)
Selain itu jika Jokowi Presiden, dia juga pasti akan menularkan kebiasan blusukannya itu ke menteri-menterinya sampai ke pimpinan-pimpinan daerah. Ketika Jokowi menjadi presiden akan semakin banyak menteri dan kepala daerah yang rajin blusukan ke seluruh Indonesia, seperti yang sekarang sudah biasa dialakukan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.
*
Dari dasar gaya hidup yang biasanya dilakoni oleh Prabowo dan Jokowi itulah kita juga bisa melihat gaya mereka ketika berkampanye dan melakukan kunjungan ke KPU untuk pendaftaran pasangan calon, dan kemarin, Minggu, 1 Juni 2014, untuk mengambil nomor pasangan calon. Gaya masing-masing itulah yang akan dibawakan seandainya salah satu dari mereka yang terpilih menjadi presiden.
Jika dia yang jadi, Jokowi pasti akan menjadi Presiden yang hidupnya sederhana, tidak membutuhkan hal-hal yang lebih dari kebutuhan standar seorang presiden, maupun dalam kehidupan pribadinya, seperti halnya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Sebaliknya dengan Prabowo. Seandainya dia yang terpilih menjadi Presiden, pasti akan meneruskan gaya hidupnya yang mewah itu sampai ke dalam Istana Merdeka, bahkan mungkin akan meningkat menjadi lebih mewah lagi. Dapatkah kita bayangkan ketika menjadi presiden Prabowo akan rajin juga melakukan kunjungan ke wilayah-wilayah Indonesia yang terpencil, kepada rakyat miskin yang sedang membutuhkan pimpinan yang mengayomi mereka? Dapatkah Prabowo yang sejak lahir hidup dan terbiasa dalam kemewahaan dan diistimewakan itu mempunyai empati dan simpatik yang dalam kepada rakyat kebanyakan?
Watak, karakter, gaya hidup personal masing-masing calon pasti akan dibawa pula ketika dia menjadi presiden.
Menurut majalah Tempo edisi 28 Oktober 2013, Prabowo memiliki 68 ekor kuda. Sebanyak 18 ekor Lusitano beristal di kompleks rumah mewahnya di perbukitan Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang berdiri di atas lahan seluas 24 hektare. Sedangkan 50 kuda lainnya berkandang di Nusantara Polo Club.

Prabowo dengan salah satu kuda kesayangannya, harga per ekor lebih dari Rp. 3 miliar (Sumber: Tempo.co)
Koleksi kuda Lusitano itu didatangkan dari Portugal. Dengan postur tinggi besar, seekor kuda Lusitano bisa dihargai hingga Rp 3 miliar.
Koleksi kuda-kuda itu sudah dimiliki Prabowo ketika dia melaporkan harta kakayaannya pada 2003, yang hanya bernilai Rp 10.153.469.999 dan US$ 416.135.
Enam tahun kemudian, 2009 kekayaannya meningkat 150 kali lipat lebih. Kekayaan yang dilaporkan Prabowo kepada KPK pada 18 Mei 2009 ketika mencalonkan diri menjadi wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri adalah sebesar Rp 1.579.376.223.359 dan US$ 7.572.916. Rinciannya, bagian terbesar bersumber dari surat berharga, yang nilainya Rp 1.519.216.000.000.
Di antara laporan kekayaannya itu, ternyata sampai dengan sebelum laporan kekayaan terbarunya disampaikan kepada KPK di tahun 2014 ini, Prabowo tidak melaporkan kekayaannya yang berupa tanah dan rumahnya di Hambalang, dan koleksi kuda-kuda impornya itu (Tempo.co).
Baru-baru ini (16 Mei 2014) ketika ditanyakan wartawan, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, berdasarkan UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pasal 5t dan Pasal 14 ayat 1d, “Setiap bentuk kekayaan apa pun calon presiden itu harus dilaporkan.” (Tempo.co).
Sedangkan harta kekayaan Jokowi yang terakhir dilaporkan adalah harta kekayaan sampai dengan 2010, berjumlah Rp18,47 miliar dan 9.483 dolar AS. Jokowi memiliki harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan sejumlah Rp15,7 miliar yang berada di Kabupaten Sragen, Kota Surakarta, Kota Balikpapan, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali (selengkapnya baca di sini).
Sedangkan laporan harta kekayaan terakhir yang telah dilaporkan kepada KPK oleh Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta untuk kepentingan Pilpres 2014, telah disampaikan belum lama ini, dan baru akan diklarafisikasi dan diverifikasi KPK pada Juni 2014 ini, dan hasilnya diserhakn kepada KPU pada 1 Juli 2014, baru kemudian diumumkan kepada publik.
*
Lihatlah bagaimana gaya berkampanye kedua calon presiden ini, ketika masing-masing mereka berkampanye di Pileg, mendatangi KPU untuk melakukan pendaftaran pencalonannya masing-masing, dan ketika mengambil nomor urut pasangan di KPU kemarin (Minggu, 1 Juni 2014), tidak jauh-jauh dari kebiasaan gaya hidup masing-masing pribadi.
Prabowo menggelar kampanye akbar di kampanye Pileg Gerindra yang terakhir di Gelora Bung Karno, pada Maret 2014, melibat kuda-kudanya, yang harga perekornya mencapai lebih dari Rp 3 miliar, dengan ribuan kadernya yang semuanya berseragam rapih. Berapa besar dana yang dibutuhkan untuk semua itu?

Gaya berkapanye Prabowo di Pileg 2014 (Sumber: Tempo.co)

Jokowi kampanye di Pileg 2014 (Merdeka.com)
Sedangkan di kampanye terbesar Pileg PDIP dengan Jokowi sebagai juru kampanyenya diselenggarakan secara apa adanya meskipun dihadiri oleh puluhan ribu kader dan simpatisannya.
Ke mana-mana dalam kesibukan kampanye dan keperluan lainnya yang berkaitan dengan Pemilu Prabowo selalu mengendarai Lexus putih kesayangannya. Harganya per unit tidak kurang dari Rp. 2,6 miliar. Sedangkan Jokowi sudah biasa menggunakan mobil Innova-nya, hanya jika diperlukan dia menggunakan Land Cruiser dinasnya.
Ketika mendatangi KPU untuk melakukan pendaftaran calon, Jokowi-JK menggunakan sepeda pancal, dan ketika mendatanagi KPU untuk mengambil nomor [pasangan calon mereka menggunakan bajaj berbaham bakar gas. Sedangkan Prabowo dan Hatta setia dengan mobil mewahnya masing-masing.

Jokowi-JK dengan sepeda pancal mendatangi KPU untuk pendaftaran capres-cawapres, 18 Maret 2014 (Sumber: Tribunnews.com)

Jokowi dan JK ketika mendatangi KPU untuk pengambilan nomor urut capres-cawapres, Minggu, 1 Juni 2014 (Tribunnews.com)

Bajaj berbahan gas seperti ini yang digunakan Jokowi-Kalla(Sumber: Kompas.com)
Sumber
Smoga artikel ini dapat membuka mata para agan-agan
Diubah oleh jalatos 03-06-2014 15:03


anasabila memberi reputasi
1
6.8K
38
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan