st3nsilAvatar border
TS
st3nsil
Din Syamsuddin Sesalkan Manipulasi Berita tentang Jokowi saat menunaikan Shalat
Din Syamsuddin Sesalkan Manipulasi Berita tentang Jokowi saat menunaikan Shalat

ASATUNEWS - Luar biasa upaya tim sukses atau kubu Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk pencitraan positif Jokowi. Bahkan nama Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr KH Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau dikenal dengan Din Syamsuddin dicatut media massa yang diketahui selama ini sebagai media pendukung Jokowi. Beberapa hari lalu, KH Din Syamsuddin dimanipulasi pernyataanya terkait Jokowi dalam rangka membentuk opini positif di mata publik. Manipulasi informasi itu dilakukan oleh Tempo, Detik, TribunNews, Kompas, dan Metro TV, (media-media pendukung Jokowi).
Media-media pendukung Jokowi itu memuat berita palsu di mana Din Syamsuddin seolah pernah mengatakan "Bahwa Jokowi itu cara shalatnya bagus, bacaan Al-Qurannya pun panjang-panjang, ujar Prof Dr Din Syamsuddin bercerita di sela-sela mengomentari pidato politik Jokowi di Tanwir Muhammadiyah, Kalimantan Selatan, Sabtu, 24 Mei 2014".

Karena tidak mengatakan hal itu, Din Syamsuddin menegaskan bahwa berita tersebut tidaklah benar. Ketua MUI itu menyampaikan klarifikasi bantahan sebagai berikut.

1. Saat itu Jokowi menjadi imam shalat dzuhur di Masjid At Taqwa di kawasan Gedung PP Muhammadiyah pada Kamis siang 20 Maret 2014.

Klarifikasi: Shalat dzuhur merupakan shalat yang dilakukan secara lirih (alias tidak bersuara nyaring seperti shalat magrib, isya, dan subuh). Bagaimana mungkin bacaannya bisa dinilai bagus dan panjang-panjang, la wong bacaannya tidak kedengaran.

2. Prof Dr KH.Din Syamsuddin tidak pernah mengatakan bahwa bacaan shalat Jokowi bagus. Setiap tamu kehormatan yang berkunjung ke PP Muhammadiyyah selalu dipersilahkan untuk menjadi imam shalat sebagai penghormatan. Bukan berarti mendukung.

3."Khitah Muhammadiyah tidak mempunyai hubungan organisatoris dan struktural dan tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun," kata Din kepada wartawan usai pertemuan dengan Jokowi dan sejumlah tokoh di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (20/3). Din juga menegaskan, Muhammadiyah secara kelembagaan tidak terlibat dalam politik praktis. Namun tak melarang warganya untuk memberikan pilihan politiknya. "Yang kedua, Muhammadiyah tidak secara kelembagaan terlibat dalam politik kekuasaan, tapi memberi kebebasan kepada warga Muhammadiyah," ujarnya.

Lalu apakah Din akan mendoakan Jokowi jadi presiden? "Kalau mendoakan itu kewajiban seorang muslim," kata Din.

Klarifikasi: Jawaban diatas merupakann jawaban seorang cendikiawan (diplomatis). Bukan jawaban dukungan.

Lebih lanjut, Din mengatakan manipulasi berita tentang Jokowi itu dapat meresahkan umat dan menimbulkan opini menyesatkan.
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2.3K
11
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan