Pemerhati anak Seto Mulyadi menyerukan generasi muda memilih presiden dan wakil presiden yang berani bersikap tegas terhadap rokok.

Menurut Kak Seto, begitu sapaan akrabnya, pemilihan presiden ini harus menjadi momen yang dimanfaatkan oleh para capres dan cawapres untuk membawa isu rokok sebagai agenda penting dalam program pembangunan jika terpilih.

Pada 9 Juli 2014 masyarakat akan memilih presiden dan wakil presiden yang memimpin Indonesia lima tahun ke depan, 2014-2019. Ada dua pasangan yang bertarung yaitu Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta.

"Kita lihat seberapa jauh keberpihakan mereka terhadap anak dan generasi muda. Siapa presiden yang berani menyatakan perang terhadap rokok, merekalah yang patut dipertimbangkan untuk dipilih generasi muda," tegas Kak Seto di gedung Kemenkes usai dialog interaktif tentang cukai rokok, Senin (2/6/2014).

Tapi Kak Seto mengingatkan agar itu tidak sekedar menjadi isu selama kampanye untuk menarik hati masyarakat. Namun betul-betul menjadi program nyata saat mereka terpilih nanti.

Apalagi sepak terjang perusahaan rokok menjangkau pembeli sangat masif dan bisa melihat kondisi serta kebutuhan generasi muda.



"Bisa kita lihat bagaimana perusahaan rokok mau menjadi sponsor dari kegiatan-kegiatan yang di dalamnya banyak generasi muda, seperti kegiatan olahraga, budaya, seni musik bahkan hingga menyediakan beasiswa pendidikan, ini langsung tepat sasaran," beber Seto.

Jadi, sikap tegas dan keberanian pemerintah mengendalikan penyebaran rokok sangat diperlukan.

Data Kemenkes menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi merokok penduduk Indonesia dari 27% pada 1995 menjadi 36,3% pada 2013. Ini juga diikuti dengan kenaikan perokok pemula pada usia muda yaitu 10-14 tahun hingga dua kali lipat dalam 10 tahun. Terakhir dari 9,5% pada 2001 menjadi 18% pada 2013.

Seto Mulyadi juga berpendapat pelanggaran hak asasi manusia khususnya anak bukan hanya ketika melakukan kekerasan atau tidak memenuhi kebutuhan dasar anak, tapi membiarkan anak teracuni dan menjadi kecanduan zat-zat berbahaya termasuk rokok, juga bentuk pelanggaran.

"Ini harus dipikirkan orang dewasa, orang tua yang di rumah enak merokok padahal ada anak-anak di dalamnya. Ini seharusnya bisa dianggap pelanggaran hak asasi anak dan bisa dipidana," ujarnya.[tst]

http://ini.la/2106014