Perlu dicatat, ini bukan bermaksud SARA, akan tetapi kita sedikit menengok bagaimana jika agama-agama saling berebut kebenaran dengan tanpa pikiran yang dingin, tanpa pertimbangan kemanusiaan dan etika, sehingga Agama menjadi senjata pembunuh yang paling ampuh.
Setiap agama memiliki misi kedamaian, ajaran cinta dan kasih sayang bagi setiap pemeluknya akan tetapi, para pemeluk agama sering kali tidak menerapkan ajaran-ajaran tersebut. sampai-sampai di forum Kaskus menjadi ajang pertengkaran AGAMA yang mempunyai sisi kebenaran masing-masing dan sayangnya para oknum yang bertengkar, sering kali memiliki pemahaman yang tumpul soal agamanya masing-masing.
Saya kira jika kita menjadi pemeluk agama yang benar-benar beriman kita tidak akan mempertengkarkan persoalan agama, jika masih bertengkar soal agama maka iman anda masih dipertanyakan, wawasan keagamaan anda juga masih dipertanyakan atau yang lebih parah iman (kepercayaan) anda adalah KEPERCAYAAN/IMAN "BUTA" apalagi kita masih dalam satu ikatan yaitu "BHINEKA TUNGGAL IKA" lebih khusus lagi kita masih dalam satu ikatan saudara di KASKUS. dan KASKUS dibuat bukan untuk bertengkar soal Agama, namun sebagai ajang bertukar pengetahuan.
Spoiler for Tulisan:
Kota ini punya sebutan lazim dalam tiga bahasa, yaitu Yerushalayim, Yerusalem, dan Al Quds. Makna nama-nama itu serupa, artinya 'kedamaian' atau 'kerukunan'.
Spoiler for img:
Statusnya sebagai kota suci bagi tiga agama ini bukannya menciptakan kedamaian bagi masing-masing pemeluk, melainkan jadi ajang perebutan kekuasaan sejak ribuan tahun lampau.
Sejarah peradaban di kota suci ini terbentang sejak 4.500 tahun sebelum Masehi. Para arkeolog menemukan pemukiman manusia purba di wilayah Gihon, seperti dikutip dari linimasa perjalanan Yerusalem pada laporan khusus Rory McCarthy di harian the Guardian (07/03/2009).
Cuaca Yerusalem terhitung sub-tropis, dengan kondisi tanah relatif subur. Manusia pun berduyun-duyun bermukim di sana. Sejarah lantas membuktikkan, kota ini menjadi salah satu wilayah paling sering diperebutkan dalam peradaban manusia.
Spoiler for img:
Perang pertama memperebutkan kota ini terjadi antara Suku Kanaan melawan Serdadu Kerajaan Mesir pada 1.330 Masehi. Satu milenium sebelum Yesus menyebarkan agama, Bani Israel jadi penguasa wilayah itu.
Berturut-turut kemudian, pelbagai bangsa singgah dan menguasainya, mulai dari Babilonia, Persia, hingga Romawi. Sejak ajaran Yesus menyebar, kota ini didapuk sebagai tempat ziarah utama. Sentimen agama makin tajam ketika umat Islam percaya Nabi Muhammad melakukan perjalanan ke surga lewat Yerusalem.
Peperangan memperebutkan Yerusalem paling berdarah, tentu saja tiga kali Perang Salib pada periode 1099 hingga 1192. Keadaan Yerusalem mulai damai saat dikuasai Kesultanan Muslim Ottoman berpusat di Turki.
Namun, seakaan ditakdirkan menanggung kutukan pertikaian, lagi-lagi warga Yerusalem tidak bisa hidup tenang. Runtuhnya Kesultanan Ottoman bikin banyak pihak tertarik menguasai Yerusalem.
Spoiler for dome of rock:
Berakhirnya Perang Dunia II mengubah wajah Yerusalem selamanya, terutama setelah Israel didirikan atas bantuan pemerintah Britania Raya.
Negara baru bikinan kelompok Zionis asal Eropa ini lantas terlibat perang dengan negara-negara Teluk karena mencaplok wilayah warga Arab pada 1948. Peristiwa ini sekarang dikenal sebagai Perang Arab-Israel.
Wilayah Yerusalem rupanya terkena imbas perang itu. Padahal Perserikatan Bangsa-Bangsa berupaya mengubah status Yerusalem menjadi kota internasional selepas Perang Dunia II.
Kota suci tiga agama ini dibagi menjadi dua wilayah. Bagian barat menjadi milik Israel sebagai pemenang perang, sementara bagian timur dengan mayoritas pemukim Arab, serta lokasi tempat suci seperti Tembok Ratapan dan Masjid Al-Aqsa berada dalam kekuasaan Kerajaan Yordania.
Lalu tibalah hari yang dikenang dunia internasional sebagai salah satu penjajahan terburuk di abad 20 itu. Pada 28 Juni 1967, selepas Perang Enam Hari antara Israel dan Suriah, mendadak Negeri Zionis itu mencaplok seluruh wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur yang sebelumnya dikuasai Yordania.
Perdana Menteri Israel Levi Eshkol berdalih pendudukan itu terpaksa dilakukan karena umat Yahudi dibatasi buat beribadah di Tembok Ratapan. Namun, tindakan serupa rupanya ganti dilakukan rezim Zionis. Mereka mengisolasi dan mendiskriminasi ratusan ribu warga Palestina yang bermukim di wilayah Tepi Barat. Padahal ketika Israel berdiri, jutaan warga Arab sudah terusir dari bagian barat Yerusalem.
Kini nyaris 111 kilometer persegi wilayah Yerusalem dan sekitarnya berada di bawah kendali Israel. Kekerasan selalu terjadi antara pengungsi Palestina di pinggiran kota dengan para pemukim Yahudi yang datang dari pelbagai negara.
Isu pendudukan itu terus diperjuangkan oleh kelompok sipil maupun milisi bersenjata, namun sejauh ini Israel masih bergeming dan berupaya terus menguasai kota itu.
Inilah nasib kota kedamaian yang dihancurkan dua kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali, dan dikuasai ulang 44 kali sepanjang sejarahnya.
(mdk/fas)
============Tambahan===========
Spoiler for Tambahan:
Sejatinya, Yerusalem adalah kota yang sangat tua. Usianya diperkirakan diperkirakan melampaui 50.000 tahun. Sejak 'ditemukan' oleh Canaaties pada 2000 SM, tanah ini menjadi rebutan berbagai bangsa. Mulai Bangsa Babilonia hingga Bangsa Romawi, mulai Bangsa Arab hingga Bangsa Israel.
Setelah ratusan tahun dikuasai oleh bangsa-bangsa Muslim, tahun 1967, Yerusalem jatuh ke tangan Israel. Sejak itulah, tempat para nabi dilahirkan tersebut, seolah berkawan akrab dengan darah dan pertikaian. Tak jarang bom bunuh diri pejuang Palestina dan bombardemen tentara Israel meluluhlantakan sebagian situs sejarah yang ada di sana. Belum lagi puluhan ribu orang yang menjadi korban.
Soal korban manusia ini, bagi Yerusalem itu seolah menjadi kutukan sejarah. Pada awal pendiriannya, kota itu sudah mengorbankan ribuan nyawa Yahudi yang dibantai oleh bala tentara Raja Nebucadnezar dari Babilonia.
Bahkan, pada masa Perang Salib 1096, seorang Ksatria Salib bernama Raymond dari Aguiles melukiskan genangan darah, dari sekitar 75.000 orang Arab Muslim dan Yahudi, yang membanjiri sudut-sudut kota.
“Di dalam kuil dan pelataran Sulaiman saja, genangan darah mencapai lutut dan tali kekang kuda-kuda yang kami kendarai,” ujar Raymond dalam Fall of Jerusalem karya penulis Dr. E.L. Skip Knox.
Karena tiap zaman selalu mengalami pergantian kekuasaan, tak aneh jika Yerusalem memiliki ciri khas sisi keanekaragaman budaya dan agama. Itu membuat Karen Armstrong menyebut kota itu sebagai "kota 3 agama": Islam, Kristen dan Yahudi.
“Saya menemukan kenyataan bahwa mustahil untuk mengabaikan ketiga keluarga Abrahamic itu di Yerusalem. Terlebih mereka adalah penyembah Tuhan yang sama,” tulisnya dalam sebuah buku yang diterbitkan Mizan Pustaka dengan judul "Menerobos Kegelapan; Sebuah Autobiografi Spiritual".
Kalimat yang agak mirip juga pernah dilontarkan oleh Sultan Saladin (di dunia Islam lebih dikenal dengan nama Shalahuddin Al-Ayyubi) ratusan tahun lalu. Kala melakukan perundingan dengan Richard Si Hati Singa, Saladin menolak klaim raja Inggris legendaris itu, bahwa Yerusalem semata-mata milik orang Kristen.
“Yerusalem adalah milik kami, seperti juga milik kalian…,” katanya.
Memang, dalam kenyataannya, kini Yerusalem menjadi kota 3 agama. Dalam satu waktu, di sana Anda akan mendengar lantunan adzan dari masjid, bersanding dengan bunyi lonceng gereja, dan alunan kidung-kidung Ibrani dari sinagog.
Di sana pula terdapat Masjidil Aqsa, Masjid Umar, Via Doloresa dan Tembok Ratapan. Dari tempat-tempat itu, nama Tuhan yang Satu dikumandangkan dalam berbagai dialek bahasa. Sayangnya, hingga kini bayangan surga hanya sedikit nampak di Yerusalem. Selebihnya, yang ada hanyalah neraka pertikaian nan panjang. Dan berkarat.
==> Silahkan disikapi dengan kedewasaan, pikiran dingin, dengan pertimbangan kemanusiaan. jika berkenan silahkan tinggalkan kometar yang etis dan bermartabat.
terakhir, jika ada salah, apapun kesalahannya TS dengan hormat memohon maaf yang sebesar-besarnya.