- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Komik & Ilustrasi
Kisah Hidup Si Raja Dongeng: HC Andersen


TS
oom_kumiz
Kisah Hidup Si Raja Dongeng: HC Andersen
BAGI anda yang pernah mengalami masa kecil di era 80an, sangat keterlaluan kalau tidak kenal dengan sosok pendongeng yang bernama Hans Christian Andersen. Cerita-cerita dongeng karangan beliau sangat merasuk di benak anak-anak pada zaman itu. Apalagi cerita-cerita dongeng itu selalu dikemas secara bergambar. Era 80an memang merupakan zaman keemasan bagi cerita-cerita komik bergambar. Maklum saja di era tersebut di negeri kita belum ada yang namanya internet. Bahkan saluran televisi hanya ‘one & only’: TVRI
. Memang pada zaman itu bukan hanya dongeng-dongeng karya HC Andersen saja yang beredar, masih ada komik Trigan, Tintin, dan lain-lain. Namun tetap saja yang paling disukai adalah komiknya Andersen karena alur ceritanya yang simpel dan akhir kisah yang selalu berujung happy ending. Sayangnya, anak-anak sekarang kurang mengenal karya-karya Andersen. Padahal cerita-cerita dongeng Andersen sangat melegenda walaupun dikarang sejak lebih dari 150 tahun yang lalu. Nah, bagi anda yang ingin mengenal sedikit tentang Hans Christian Andersen, berikut kisah asal-usulnya.

The Angel (1843)
The Bell (1845)
The Emperor's New Clothes (1837)
The Galoshes of Fortune (1838)
The Fir Tree (1844)
The Happy Family (1847)
The Ice-Maiden (1861)
It's Quite True! (1852)
The Little Match Girl (1848)
The Little Mermaid (1836)
Little Tuck (1847)
The Nightingale (1843)
The Old House (1847)
Sandman (1841)
The Princess and the Pea (1835; also known as The Real Princess)
Several Things (1837)
The Red Shoes (1845)
The Shadow (1847)
The Shepherdess and the Chimney Sweep (1845)
The Snow Queen (1844)
The Steadfast Tin Soldier (1838)
The Story of a Mother (1847)
The Swineherd (1841)
Thumbelina (1835)
The Tinderbox (1835)
The Ugly Duckling (1844)
The Wild Swans (1838)
Sumur lagi gans
Sumur
Sebelumnya ane pengkoleksi
y gan,,
jangan di kasih



Spoiler for Biografi singkat H.C. Andersen:
Hans Christian Andersen atau yang lebih populer disebut H.C. Andersen lahir pada 2 April 1805 di Odense, Denmark. Beliau adalah pengarang dan penyair dari Denmark yang sangat terkenal dengan cerita-cerita dongengnya di seluruh dunia. Diantara dongeng-dongeng dan cerita pendeknya yang terkenal adalah The Snow Queen atau Putri Salju, The Little Mermaid atau Putri Duyung, The Emperor's New Clothes atau Baju Baru sang Raja dan The Ugly Duckling atau Itik Buruk Rupa.
H.C. Andersen lahir di kawasan kumuh kota Odense, Denmark bagian selatan, pada 2 April 1805. Ayahnya, Hans Andersen adalah seorang pembuat sepatu yang miskin dan buta huruf yang merasa dirinya masih keturunan bangsawan. Sedangkan ibunya Anne Marie Andersdatter, bekerja sebagai buruh cuci.
Walau besar dalam lingkungan yang miskin, sejak kecil Hans Christian Andersen sudah mengenal berbagai cerita dongeng. Ia juga akrab dengan pertunjukkan sandiwara. Kendati tak mengenal bangku sekolah dan percaya takhayul, sang ibu yang membuat H.C Andersen berkenalan dengan cerita-cerita Rakyat. Ayahnya seorang pencinta sastra dan kerap mengajak H.C. Andersen menonton pertunjukkan sandiwara. Dalam otobiografinya, The True Story of My Life yang terbit pada tahun 1846, H.C. Andersen menulis, "Ayah memuaskan semua dahagaku. Ia seolah hidup hanya untukku. Setiap Minggu ia membuatkan gambar-gambar dan membacakan cerita-cerita dongeng, hanya pada saat-saat seperti inilah aku melihat dia begitu riang, karena sesungguhnya ia tak pernah bahagia dalam kehidupannya sebagai seorang pengrajin sepatu". Pada tahun 1816 ayah H.C Andersen meninggal. Sikap dan pengalaman dari orang tua itulah yang membuah H.C. Andersen tertarik dengan dunia mainan, cerita, sandiwara termasuk karya William Shakespeare.
H.C. Andersen lahir di kawasan kumuh kota Odense, Denmark bagian selatan, pada 2 April 1805. Ayahnya, Hans Andersen adalah seorang pembuat sepatu yang miskin dan buta huruf yang merasa dirinya masih keturunan bangsawan. Sedangkan ibunya Anne Marie Andersdatter, bekerja sebagai buruh cuci.
Walau besar dalam lingkungan yang miskin, sejak kecil Hans Christian Andersen sudah mengenal berbagai cerita dongeng. Ia juga akrab dengan pertunjukkan sandiwara. Kendati tak mengenal bangku sekolah dan percaya takhayul, sang ibu yang membuat H.C Andersen berkenalan dengan cerita-cerita Rakyat. Ayahnya seorang pencinta sastra dan kerap mengajak H.C. Andersen menonton pertunjukkan sandiwara. Dalam otobiografinya, The True Story of My Life yang terbit pada tahun 1846, H.C. Andersen menulis, "Ayah memuaskan semua dahagaku. Ia seolah hidup hanya untukku. Setiap Minggu ia membuatkan gambar-gambar dan membacakan cerita-cerita dongeng, hanya pada saat-saat seperti inilah aku melihat dia begitu riang, karena sesungguhnya ia tak pernah bahagia dalam kehidupannya sebagai seorang pengrajin sepatu". Pada tahun 1816 ayah H.C Andersen meninggal. Sikap dan pengalaman dari orang tua itulah yang membuah H.C. Andersen tertarik dengan dunia mainan, cerita, sandiwara termasuk karya William Shakespeare.

Spoiler for Masa-masa sulit:
Setelah sang ayah meninggal, H.C. Andersen yang belum lama mengenyam pendidikan formal akhirnya bekerja serabutan di antaranya pernah bekerja di sebuah pabrik rokok, menjadi penjahit dan bekerja sebagai penenun. Ia juga pernah menjadi buruh kasar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada tahun 1819, ia pindah menuju ibu kota Denmark, Kopenhagen. Di sana ia berharap untuk menjadi seorang aktor, penyanyi atau penari. Tiga tahun di kota itu, ia menjalani kehidupan yang sulit.
Awalnya, Andersen sempat berhasil bergabung dengan Royal Theater. Tetapi ketika suaranya berubah karena masa pubertas, ia terpaksa meninggalkan panggung sandiwara. Andersen kemudian meninggalkan peran sebagai aktor dan penyanyi. Ia merasa lebih tepat sebagai seorang penyair. Anderson mencoba menjadi seorang penulis sandiwara. tetapi sayang, semua karyanya ditolak dimana-mana.
Pada tahun 1819, ia pindah menuju ibu kota Denmark, Kopenhagen. Di sana ia berharap untuk menjadi seorang aktor, penyanyi atau penari. Tiga tahun di kota itu, ia menjalani kehidupan yang sulit.
Awalnya, Andersen sempat berhasil bergabung dengan Royal Theater. Tetapi ketika suaranya berubah karena masa pubertas, ia terpaksa meninggalkan panggung sandiwara. Andersen kemudian meninggalkan peran sebagai aktor dan penyanyi. Ia merasa lebih tepat sebagai seorang penyair. Anderson mencoba menjadi seorang penulis sandiwara. tetapi sayang, semua karyanya ditolak dimana-mana.
Spoiler for Titik Balik Kehidupan:
Pada masa-masa sulit itulah dia bertemu dengan Raja Denmark, Frederik VI, yang tertarik dengan penampilan HC Andersen muda. Raja Frederick kemudian mengirimkan Andersen untuk bersekolah. Berkat kebaikan raja, Andersen berkesempatan mengenyam pendidikan di sebuah sekolah bahasa di Slagelse dan Elsinore hingga 1927. Sebelum sekolah, ia sempat menerbitkan jilid pertama karyanya yang berjudul The Gost at Palnatoke's Grave (1822).
Di bangku sekolah, Andersen termasuk siswa tertinggal, lagipula dia menjalaninya dengan setengah hati. Menurutnya, kurun masa sekolah adalah masa-masa gelap dan menyakitkan dalam hidupnya. Dia merasa sangat tidak nyaman berada ditengah para siswa yang berusia enam tahun lebih muda dari dirinya. Kepala sekolahnya yang bernama Meilsing, yang rumahnya sempat ditempati Andersen, menyebut karakter pemuda ini sangat sensitf dan sukar ditenggang.
Beruntung, setamat dari sekolah bahasa, Andersen melanjutkan studi ke Universitas Kopenhagen. Salah seorang direktur Royal Theater, Jonas Collin, mendesak dia untuk menjalani pendidikan sampai tamat dan dia pula yang membiayai. Sambil kuliah, pada tahun 1828 Hans Christian menulis kisah perjalanan yang berjudul Fodreise fra Holmens Kanal Til Ostpynten af Amager (Berjalan kaki dari Kanal Holmen ke Titik Timur Amager).
Kisah ini mendapat sambutan yang luar biasa. Andersen menggarap ceritanya dengan meminjam gaya penulisan E.T.A Hoffmann seorang pengarang roman asal Jerman. Sejak itu, puisinya yang berjudul The Dying Child diterbitkan oleh sebuah jurnal sastra di Kopenhagen. Pada tahun 1829, Royal Theater juga mementaskan drama musik karya Andersen.
Andersen juga menuangkan kisah pribadinya dalam kumpulan puisi berjudul Phantasier og Skisser pada saat jatuh cinta pada Riborg Voigt. Sayang, cintanya tidak bersambut, karena perempuan itu menikah dengan lelaki lain pada 1831.
Di bangku sekolah, Andersen termasuk siswa tertinggal, lagipula dia menjalaninya dengan setengah hati. Menurutnya, kurun masa sekolah adalah masa-masa gelap dan menyakitkan dalam hidupnya. Dia merasa sangat tidak nyaman berada ditengah para siswa yang berusia enam tahun lebih muda dari dirinya. Kepala sekolahnya yang bernama Meilsing, yang rumahnya sempat ditempati Andersen, menyebut karakter pemuda ini sangat sensitf dan sukar ditenggang.
Beruntung, setamat dari sekolah bahasa, Andersen melanjutkan studi ke Universitas Kopenhagen. Salah seorang direktur Royal Theater, Jonas Collin, mendesak dia untuk menjalani pendidikan sampai tamat dan dia pula yang membiayai. Sambil kuliah, pada tahun 1828 Hans Christian menulis kisah perjalanan yang berjudul Fodreise fra Holmens Kanal Til Ostpynten af Amager (Berjalan kaki dari Kanal Holmen ke Titik Timur Amager).
Kisah ini mendapat sambutan yang luar biasa. Andersen menggarap ceritanya dengan meminjam gaya penulisan E.T.A Hoffmann seorang pengarang roman asal Jerman. Sejak itu, puisinya yang berjudul The Dying Child diterbitkan oleh sebuah jurnal sastra di Kopenhagen. Pada tahun 1829, Royal Theater juga mementaskan drama musik karya Andersen.
Andersen juga menuangkan kisah pribadinya dalam kumpulan puisi berjudul Phantasier og Skisser pada saat jatuh cinta pada Riborg Voigt. Sayang, cintanya tidak bersambut, karena perempuan itu menikah dengan lelaki lain pada 1831.

Spoiler for Berkelana:
Seperti dalam tokoh-tokoh kisah dongengnya, Hans Christian Andersen juga sempat berkelana ke luar negeri. Hingga 1833, Raja Frederick VI bersedia membiayai seluruh perjalanan Andersen ke Perancis, Swedia, Spanyol, Portugal, Italia bahkan hingga Timur Tengah.
Berbagai kunjungan itu melahirkan setumpuk kisah perjalanan. Ketika melawat ke Paris, Andersen bertemu dengan Victor Hugo, Alexandre Dumas, Heinrich Heine dan Balzac. Di tengah perjalanan panjang ini pula, ia sempat menyelesaikan penulisan Agnette and the Merman.
Pada awal 1835, novel pertama Andersen terbit dan meraih sukses besar. Sepanjang 1835, ia meluncurkan tujuh cerita dongeng yang telah disusun jauh sebelumnya.
Berbagai kunjungan itu melahirkan setumpuk kisah perjalanan. Ketika melawat ke Paris, Andersen bertemu dengan Victor Hugo, Alexandre Dumas, Heinrich Heine dan Balzac. Di tengah perjalanan panjang ini pula, ia sempat menyelesaikan penulisan Agnette and the Merman.
Pada awal 1835, novel pertama Andersen terbit dan meraih sukses besar. Sepanjang 1835, ia meluncurkan tujuh cerita dongeng yang telah disusun jauh sebelumnya.

Spoiler for Pengaruh karyanya di dunia kisah anak:
Tak bisa disangkal, cerita-cerita dongeng Andersen memang berisi pesan-pesan moral universal. Maka tidaklah mengherankan bila karya-karyanya itu kemudian diterjemahkan tak kurang ke dalam 147 bahasa di dunia. Buah tangannya pun tidak sebatas "pelajaran" untuk anak-anak melainkan dibaca oleh orang dewasa di seluruh dunia. Meski terjemahan karyanya baru muncul pertama kali dalam edisi bahasa Inggris pada 1846.
Bukan itu saja, H.C. Andersen disebut-sebut menanamkan banyak pengaruh kepada para penulis cerita lainnya di Eropa. Sebut saja Charles Dickens, pengarang Inggris yang terkenal dengan karya karya seperti A Christmas Carol in Prose, The Chimes, The Cricket on the Hearth, dan The Haunted Man and the Ghost's Bargain. Juga pada pengarang Eropa lainnya seperti William Thackeray, Oscar Wilde dan C.S Lewis.
Dalam kurun 1840 hingga 1857, Andersen kembali melawat ke sejumlah negara Eropa, Turki, dan Afrika dan menuliskan kesan dalam buku-buku yang menuliskan kisah perjalanannya. Pada tahun 1855, Andersen menulis ulang memoarnya yang berjudul The Fairy Tale of My Life. Kisah hidup edisi ulang itulah yang hingga kini dinilai sebagai buku standar riwayat pendongeng legendaris ini.
Setelah berkelana lagi di Paris, Andersen jatuh sakit pada musim semi 1872. Selama tiga tahun H.C. terbaring tanpa daya di Rolighed dekat Kopenhagen. Pengarang legendaris ini kemudian wafat pada 4 Agustus 1874. Ia dimakamkan di pemakaman khusus Kopenhagen.
Sepanjang hayatnya, H.C Andersen tidak pernah menikah. Di peristirahatannya yang terakhir, H.C. Andersen hanya ditemani oleh guru sekaligus sahabatnya, Jonas Collin, yang dimakamkan bersebelahan dengannya.
Bukan itu saja, H.C. Andersen disebut-sebut menanamkan banyak pengaruh kepada para penulis cerita lainnya di Eropa. Sebut saja Charles Dickens, pengarang Inggris yang terkenal dengan karya karya seperti A Christmas Carol in Prose, The Chimes, The Cricket on the Hearth, dan The Haunted Man and the Ghost's Bargain. Juga pada pengarang Eropa lainnya seperti William Thackeray, Oscar Wilde dan C.S Lewis.
Dalam kurun 1840 hingga 1857, Andersen kembali melawat ke sejumlah negara Eropa, Turki, dan Afrika dan menuliskan kesan dalam buku-buku yang menuliskan kisah perjalanannya. Pada tahun 1855, Andersen menulis ulang memoarnya yang berjudul The Fairy Tale of My Life. Kisah hidup edisi ulang itulah yang hingga kini dinilai sebagai buku standar riwayat pendongeng legendaris ini.
Setelah berkelana lagi di Paris, Andersen jatuh sakit pada musim semi 1872. Selama tiga tahun H.C. terbaring tanpa daya di Rolighed dekat Kopenhagen. Pengarang legendaris ini kemudian wafat pada 4 Agustus 1874. Ia dimakamkan di pemakaman khusus Kopenhagen.
Sepanjang hayatnya, H.C Andersen tidak pernah menikah. Di peristirahatannya yang terakhir, H.C. Andersen hanya ditemani oleh guru sekaligus sahabatnya, Jonas Collin, yang dimakamkan bersebelahan dengannya.
Spoiler for Dan Google pun mengenangnya:
Selama hidupnya, Andersen selalu dijamu oleh kaum bangsawan dan dikenal karena membawa kegembiraan kepada semua anak-anak di seluruh Eropa. Cerita dongeng dan fantasinya telah diterjemahkan ke dalam 150 bahasa dan terus dipublikasikan dalam jutaan copy ke seluruh dunia hingga saat ini. Bahkan, pada 2 april 2010 lalu, salah satu raksasa dunia maya, Google dalam rangka memperingati 205 tahun kelahiran H.C. Andersen memasang logo istimewa Google (Doodle) di mesin pencarinya!

tambahan 

Spoiler for Gelar:
Cerita Andersen meletakkan dasar bagi klasik anak-anak lain, seperti Wind in the Willows berdasarkan Kenneth Grahame dan Winnie the Pooh berdasarkan AA Milne. Teknik pembuatan benda-benda mati, seperti mainan, datang untuk hidup (Little Flowers Ida) nanti akan digunakan oleh Lewis Carroll dan Beatrix Potter.
2 April ulang tahun Andersen, dirayakan sebagai Anak Internasional Book Day. Tahun 2005, ditunjuk "Andersen Year" di Denmark, adalah peringatan dua abad kelahiran Andersen, dan hidupnya dan bekerja dirayakan di seluruh dunia. Di Denmark, dihadiri "sekali seumur hidup adalah" acara ini diselenggarakan di Kopenhagen Stadion Parken untuk merayakan penulis dan cerita.
A $ 13-juta taman tema berdasarkan cerita Andersen dan kehidupan dibuka di Shanghai pada akhir tahun 2006. Permainan multi-media dan kontes budaya yang berhubungan dengan dongeng yang tersedia bagi para pengunjung. Andersen dikatakan telah dirayakan karena dia "orang yang baik dan pekerja keras yang tidak takut kemiskinan". Kota Jepang Funabashi juga memiliki taman anak-anak dinamai Andersen.
Di Amerika Serikat, patung Andersen dapat ditemukan di New York City Central Park, Chicago Lincoln Park, dan Solvang, California, kota yang didirikan oleh Denmark. The Perpustakaan Kongres Rare Book dan Divisi Koleksi Khusus diwariskan koleksi bahan Andersen oleh aktor Denmark-Amerika, Jean Hersholt. Dari catatan khusus adalah asli lembar memo Andersen dipersiapkan bagi kaum muda Jonas Drewsen
2 April ulang tahun Andersen, dirayakan sebagai Anak Internasional Book Day. Tahun 2005, ditunjuk "Andersen Year" di Denmark, adalah peringatan dua abad kelahiran Andersen, dan hidupnya dan bekerja dirayakan di seluruh dunia. Di Denmark, dihadiri "sekali seumur hidup adalah" acara ini diselenggarakan di Kopenhagen Stadion Parken untuk merayakan penulis dan cerita.
A $ 13-juta taman tema berdasarkan cerita Andersen dan kehidupan dibuka di Shanghai pada akhir tahun 2006. Permainan multi-media dan kontes budaya yang berhubungan dengan dongeng yang tersedia bagi para pengunjung. Andersen dikatakan telah dirayakan karena dia "orang yang baik dan pekerja keras yang tidak takut kemiskinan". Kota Jepang Funabashi juga memiliki taman anak-anak dinamai Andersen.
Di Amerika Serikat, patung Andersen dapat ditemukan di New York City Central Park, Chicago Lincoln Park, dan Solvang, California, kota yang didirikan oleh Denmark. The Perpustakaan Kongres Rare Book dan Divisi Koleksi Khusus diwariskan koleksi bahan Andersen oleh aktor Denmark-Amerika, Jean Hersholt. Dari catatan khusus adalah asli lembar memo Andersen dipersiapkan bagi kaum muda Jonas Drewsen
Spoiler for Film:
Film 1952 Hans Christian Andersen, meskipun terinspirasi oleh kehidupan Andersen dan warisan sastra, dimaksudkan untuk menjadi baik historis maupun biographically akurat, dimulai dengan mengatakan, "Ini bukan kisah hidupnya, tapi dongeng tentang pemintal besar dongeng. "Sebuah pengobatan biografi lebih akurat dicoba di Hans Christian Andersen: My Life sebagai Fairytale a pada tahun 2003.
Andersen adalah karakter penting dalam serial TV Disney The Little Mermaid 's episode, "Logam Fish". Di sini, inspirasi untuk menulis kisahnya The Little Mermaid terbukti telah diberikan oleh pertemuan dengan protagonis acara.
Pada tahun 1966, Rankin / Bass Productions memproduksi sebuah film fantasi yang disebut Daydreamer The, yang menggambarkan muda Hans Christian Andersen imajinatif hamil cerita ia kemudian akan menulis.
Andersen adalah karakter penting dalam serial TV Disney The Little Mermaid 's episode, "Logam Fish". Di sini, inspirasi untuk menulis kisahnya The Little Mermaid terbukti telah diberikan oleh pertemuan dengan protagonis acara.
Pada tahun 1966, Rankin / Bass Productions memproduksi sebuah film fantasi yang disebut Daydreamer The, yang menggambarkan muda Hans Christian Andersen imajinatif hamil cerita ia kemudian akan menulis.
Spoiler for Cerita-cerita:
The Angel (1843)
The Bell (1845)
The Emperor's New Clothes (1837)
The Galoshes of Fortune (1838)
The Fir Tree (1844)
The Happy Family (1847)
The Ice-Maiden (1861)
It's Quite True! (1852)
The Little Match Girl (1848)
The Little Mermaid (1836)
Little Tuck (1847)
The Nightingale (1843)
The Old House (1847)
Sandman (1841)
The Princess and the Pea (1835; also known as The Real Princess)
Several Things (1837)
The Red Shoes (1845)
The Shadow (1847)
The Shepherdess and the Chimney Sweep (1845)
The Snow Queen (1844)
The Steadfast Tin Soldier (1838)
The Story of a Mother (1847)
The Swineherd (1841)
Thumbelina (1835)
The Tinderbox (1835)
The Ugly Duckling (1844)
The Wild Swans (1838)
Spoiler for Tamu yang tak tau malu:
Sepanjang hidupnya, Hans Christian Andersen ternyata tak pernah memiliki rumah. Sejak kecil hingga akhir hayatnya, ia selalu hidup di rumah para patron (tokoh masyarakat) yang kaya raya. Jika tidak, ia tinggal di kamar sewaan dengan perabot yang minim atau di hotel. Tetapi jika tidak sedang dalam perjalanan, ia pasti tinggal lama di rumah orang-orang yang cukup baik hati mengundangnya.
Tapi tidak semua tuan rumah bahagia dengan kunjungan Andersen. Pengarang ternama Inggris, Charles Dickens misalnya, akhirnya merasa terganggu oleh kehadiran Andersen di rumahnya. Andersen pertama kali berjumpa dengan Dickens ketika ia berkunjung ke Inggris pada tahun 1847. Keduanya saling mengagumi. Andersen menggambarkan, betapa bahagia dirinya ketika Dickens berkunjung ke penginapannya.
Sebenarnya tak jelas, seberapa dekat hubungan Dickens dengan Andersen ini. Tapi sebagian pengamat menyebut karakter Uriah Heep dalam David Coperfield, salah satu karya Dickens yang terbit empat tahun setelah pertemuan mereka berdua, ditulis Dickens berdasarkan karakter Andersen.
Ketika Andersen berkunjung ke Inggris, satu dasawarsa kemudian, Dickens tak sekedar menyambangi, ia malah mengundang Andersen tinggal di rumahnya. Menurut biografi Andersen yang ditulis Jackie Wullschlager, kunjungan di rumah Dickens ini jauh dari sukses.
Kala itu, Dickens dengan istrinya sedang dalam krisis perkimpoian yang sungguh parah. Komunikasi mereka dengan Andersen pun tak terjalin baik. Maklum, suami-istri Dickens sama sekali tidak mengerti bahasa Denmark sedangkan bahasa Inggris Andersen jauh dari memadai. Hasilnya, keluarga Dickens segera menginginkan Andersen pergi.
Tapi, bukannya pergi, Andersen justru memperlama masa tinggalnya menjadi dua kali waktu yang diundang Dickens. "Kami benar-benar menderita karena Andersen," tulis Dickens dalam surat kepada salah satu sahabatnya. Ketika Andersen akhirnya pergi, Dickens menancapkan catatan di pintu kamar yang didiami Andersen. Di situ tertulis "Hans Andersen tidur di kamar ini selama lima minggu. Tapi bagi kami rasanya berabad-abad."
Tapi tidak semua tuan rumah bahagia dengan kunjungan Andersen. Pengarang ternama Inggris, Charles Dickens misalnya, akhirnya merasa terganggu oleh kehadiran Andersen di rumahnya. Andersen pertama kali berjumpa dengan Dickens ketika ia berkunjung ke Inggris pada tahun 1847. Keduanya saling mengagumi. Andersen menggambarkan, betapa bahagia dirinya ketika Dickens berkunjung ke penginapannya.
Sebenarnya tak jelas, seberapa dekat hubungan Dickens dengan Andersen ini. Tapi sebagian pengamat menyebut karakter Uriah Heep dalam David Coperfield, salah satu karya Dickens yang terbit empat tahun setelah pertemuan mereka berdua, ditulis Dickens berdasarkan karakter Andersen.
Ketika Andersen berkunjung ke Inggris, satu dasawarsa kemudian, Dickens tak sekedar menyambangi, ia malah mengundang Andersen tinggal di rumahnya. Menurut biografi Andersen yang ditulis Jackie Wullschlager, kunjungan di rumah Dickens ini jauh dari sukses.
Kala itu, Dickens dengan istrinya sedang dalam krisis perkimpoian yang sungguh parah. Komunikasi mereka dengan Andersen pun tak terjalin baik. Maklum, suami-istri Dickens sama sekali tidak mengerti bahasa Denmark sedangkan bahasa Inggris Andersen jauh dari memadai. Hasilnya, keluarga Dickens segera menginginkan Andersen pergi.
Tapi, bukannya pergi, Andersen justru memperlama masa tinggalnya menjadi dua kali waktu yang diundang Dickens. "Kami benar-benar menderita karena Andersen," tulis Dickens dalam surat kepada salah satu sahabatnya. Ketika Andersen akhirnya pergi, Dickens menancapkan catatan di pintu kamar yang didiami Andersen. Di situ tertulis "Hans Andersen tidur di kamar ini selama lima minggu. Tapi bagi kami rasanya berabad-abad."
Spoiler for Kematian:
Pada musim semi tahun 1872, Andersen jatuh dari tempat tidurnya dan sangat terluka, tidak pernah sepenuhnya pulih. Segera setelah ia mulai memiliki tanda-tanda kanker hati, sekarat di 4 Agustus 1875 di sebuah rumah yang disebut Rolighed (harfiah: ketenangan), dekat Copenhagen, rumah teman-teman dekatnya, bankir Moritz Melchior dan istrinya. Sesaat sebelum kematiannya, ia telah berkonsultasi dengan seorang komposer tentang musik untuk pemakamannya, mengatakan: ". Sebagian besar orang yang akan berjalan setelah saya akan menjadi anak-anak, sehingga membuat irama menjaga waktu dengan langkah-langkah kecil" Tubuhnya dikebumikan di Assistens Kirkegård di Nørrebro daerah Copenhagen.
Pada saat kematiannya, Andersen internasional berharga. Pemerintah Denmark membayarnya gaji tahunan sebagai "harta nasional". Bahkan sebelum kematiannya, langkah-langkah telah diambil untuk mendirikan sebuah patung besar untuk menghormatinya oleh pematung Agustus Saabye, yang sekarang dapat dilihat di Rosenborg Castle Gardens di Kopenhagen.
Pada saat kematiannya, Andersen internasional berharga. Pemerintah Denmark membayarnya gaji tahunan sebagai "harta nasional". Bahkan sebelum kematiannya, langkah-langkah telah diambil untuk mendirikan sebuah patung besar untuk menghormatinya oleh pematung Agustus Saabye, yang sekarang dapat dilihat di Rosenborg Castle Gardens di Kopenhagen.
Sumur lagi gans
Sumur
Sebelumnya ane pengkoleksi

jangan di kasih


Diubah oleh oom_kumiz 04-06-2014 00:23


tata604 memberi reputasi
1
11.9K
Kutip
93
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan