KADES demen blusukan sedang ngetrend. Tapi ”blusukan”-nya Kades Ngasrun, 45, dari Kebumen (Jateng) ini justru bikin marah warga. Sebab dia blusukannya sampai ke kamar Tamtinah, 40, bini warganya. Saking marahnya warga, Pak Kades yang ditinggal jadi TKW itu dipaksa mundur dari jabatannya.

Sejak Jokowi jadi Gubernur DKI Jakarta, istilah blusukan jadi ngetrend. Bagi yang kontra, itu semua hanya sekedar pencitraan. Anehnya, di era Orde Baru, meski Pak Harto juga demen blusukan, tapi nggak ada yang berani mengkritik sebagai pencitraan. Soalnya, berani ngritik terlalu keras bisa mati sandang pangannya, gara-gara korannya ditutup seketika (breidel).

Mungkin karena terinspirasi oleh Jokowi, Kades Tunjungmeru Kecamatan Kutowingun, belakangan juga demen blusukan. Cuma gaya blusukan Kades Ngasrun ini over produktif. Bukan saja blusukan ke gang-gang kampung, tapi dia tega juga ke dalam rumah warga dan ”mblusuk” ke kamar Ny. Tamtinah yang suaminya sering pergi ke Jakarta. Lalu ngapain saja di sana? Niru politik Golkar. Jika Golkar demen ”main dua kaki”, Ngasrun – Tamtinah justru main empat kaki.

Kesan kebanyakan orang memang, Kades mesti mapan ekonominya, setidaknya ketimbang warga sendiri. Padahal tidak selalu demikian. Kades Ngasrun ini contohnya. Meski dia Kades, istrinya justru cari tambahan rejeki jadi TKW di Malaysia. Jadi meski Kades, boleh dikata tak punya pendamping. Tapi apalah artinya seorang Kades, lha wong Capres saja tanpa istri juga hal biasa.

Tapi masalahnya, enak bagi istri tapi sangat menderita bagi Ngasrun. Bayangkan, istri sibuk cari tambahan demi urusan perut, padahal di tanah air suami terlantar dalam urusan yang di bawah perut. Gara-gara ini pula Pak Kades bertahun-tahun merasa jomblo.

Beruntung masa ”jomblo” Pak Kades tidak berkepanjangan. Ini terjadi setelah dia akrab dengan Ny. Tamtinah, istri Sarmidi, warganya yang selama ini bekerja di Jakarta. Tahu bahwa wanita itu pasti juga kesepian seperti dirinya, sampai-sampai Pak Kades membayangkan, ”Kalau aku mau, satu putaran pasti selesai.” katanya mengklaim.

Bukan ”kalau” sebetulnya, karena dia memang benar-benar mau dan penuh nafsu. Soalnya ya itu tadi, penampilan Tamtinah sangat menantang. Bodi seksi menggiurkan, pokoknya masih STNK-lah. Karena pertimbangan itu pula, dia diam-diam terus mendekati, sehingga pada akhirnya seperti istilah politisi Demokrat Sutan Bathugana: masuk itu barang!

Celakanya, Tamtinah tak bisa mengelola menejemen selingkuhnya. Gila nggak, di kala suami di rumah pun, malam-malam dia berani SMS-an dengan Pak Kades. Begitu dirampas HP dan dibaca isi-isinya, ya ampun….isinya sarat dengan kata-kata mesra. Bahkan kemudian ketika didesak Sarmidi sudah berapa kali berbuat, dengan tertunduk lesu Tamtinah bilang, ”Baru tiga kali kok Mas.”

Sekali atau berkali-kali, sama saja sangat menyakiti hati suami. Makanya Sarmidi segera melapor ke Polsek Kutowinangun. Dan warga yang mendengar skandal Pak Kades, jadi marah sekali. Mereka demo ramai-ramai ke kantor Kecamatan Kutowinangun, minta Kades Ngasrun segera dicopot dari jabatannya. Tapi Pak Camat balik menyerahkan pada Baperdes (Badan Perangkat Desa) setempat.

Pak Kades tak bisa jaga ”perangkat”-nya sendiri, sih. (Gunarso TS)

http://poskotanews.com/2014/06/02/kades-demen-blusukan-malah-dituntut-mundur/