- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Isu SARA Yang Semakin Marak


TS
reirahadian
Isu SARA Yang Semakin Marak
gak ngerti lagi deh sama politik jaman sekarang
gak ada gentle nya banget. mana campaign di masjid pula buat ngejatohin kompetitor. bisa gak sih campaign yg biasa2 aja gitu
kasian pasangan yg dirugikan nih. semoga Jokowow JK bisa bawa perubahan besar untuk 5 tahun kedepan nih
Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding mengecam keras penggunaan masjid dan pesantren sebagai lokasi kampanye. Apalagi, isi kampanye yang disebar di tempat-tempat ibadah umat muslim memojokkan capres tertentu.
"Masjid dan pesantren sejatinya menjadi tempat untuk memberikan pencerahan spiritual dan ritual umat, bukan untuk kampanye politik, apalagi menebarkan isu SARA yang menyudutkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla," keluh Abdul Kadir dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (31/5).
Penyebaran isu-isu politik, yang berujung pada isu SARA diketahuinya dari laporan dan sejumlah pemberitaan media nasional. Salah satunya khotbah dan pemberian tabloid gratis yang berisi hujatan atau fitnah.
"Pihak-pihak yang sengaja menebarkan isu SARA terhadap pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, baik di masjid melalui khotbah maupun tabloid di pesantren, sebenarnya sedang mencoreng kesucian tempat ibadah dan lembaga pendidikan Islam. Masjid dan pesantren sejatinya menjadi tempat untuk menjaga kedamaian dan kerukunan di tengah-tengah umat, apapun pilihan politiknya," tandasnya.
Dia berharap agar tokoh-tokoh agama dan masyarakat memahami aturan mengenai pelaksanaan kampanye, sebab tempat ibadah tak boleh dipakai sebagai sarana kampanye. "Masyarakat harus berperan aktif dalam mengingatkan dan melaporkan jika muncul pelanggaran atas perundang-perundangan yang berlaku," lanjut dia.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menertibkan pelanggaran kampanye, termasuk penyebaran isu SARA melalui masjid dan pesantren.
"dan Bawaslu harus proaktif dalam memberikan penyadaran dan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran kampanye, apalagi menyebarkan isu SARA secara terbuka, baik melalui khotbah maupun penerbitan tabloid," pungkasnya.
Seperti diketahui, sejumlah pesantren di mendapat kiriman Tabloid Obor Rakyat yang berisi Kampanye Hitam anti Jokowi. Tabloid ini memajang gambar Jokowi tengah mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Tabloid Obor Rakyat bertajuk 'Indonesia Bebas Bicara' ini merupakan edisi pertama yang terbit pada 5 Mei yang dicetak di Jalan Pisangan Timur Raya IX Jakarta Timur ini dikirim melalui paket oleh orang tidak dikenal dengan sasaran sejumlah masjid di Pamekasan. Bahkan, di halaman belakang tabloid tersebut memuat gambar Jokowi dengan hidung memanjang menyerupai salah satu tokoh kartun Pinokio, dengan tulisan 'Sang Pendusta'.sumber
Juru Bicara Tim Pemenangan Abdul Kadir Karding menegaskan tidak ada niat sedikit pun dari pasangan Jokowi - Jusuf Kalla untuk memanfaatkan masjid sebagai tempat menggalang dukungan. Menurutnya, menggunakan tempat masjid untuk kepentingan politik sama saja menodai tempat suci.
"Jokowi - JK menempatkan masjid sebagai tempat yang suci, terhormat, dan sumber energi kebaikan untuk kemaslahatan umat. Jokowi - JK tidak pernah berpikir untuk menjadikan masjid sebagai tempat kampanye," kata Karding kepada merdeka.com, Senin (2/6).
Menurut politikus PKB itu, meskipun JK merupakan ketua Dewan Masjid Indonesia, namun sikap kenegarawanan JK justru melarang masjid dijadikan ajang penggalangan dukungan. Dia mengajak semua pihak agar bersama-sama menjaga tempat-tempat ibadah dan tidak disalahgunakan.
Tim kampanye Jokowi-JK, lanjut Karding, tidak pernah memiliki niat sekecil apapun untuk menempatkan intel di tempat-tempat ibadah. "Itu bukan watak kami dan bukan mental kami. Nginteli adalah watak dan warisan Orde Baru," tuturnya.
Bahkan, kata Karding, tidak pengalaman Jokowi dan JK untuk memimpin dengan gaya otoriter seperti Orde Baru. "Tidak ada bakat sama sekali bagi Jokowi-JK untuk menggunakan tempat ibadah buat tujuan politik. Karena itulah tim Prabowo-Hatta tenang saja," pintanya.
Menurutnya, Jokowi dan JK yakin siapa mengobarkan kebencian di tempat suci tidak akan mendapat dukungan dari rakyat. Dia juga meminta agar KPU , Bawaslu dan aparat proaktif mencegah penggunaan tempat ibadah sebagai tempat kampanye hitam.
Sebelumnya, Tim Jokowi - JK menemukan flyer, tabloid bernama OBOR RAKYAT, yang disebar di masjid-masjid. Isinya adalah kampanye hitam bernada SARA yang menyerang pasangan Jokowi - JK . Begitupun pada khotbah-khotbah tertentu, berisi pesan-pesan bernada SARA dan mendiskreditkan pasangan Jokowi - JK .sumber


Quote:
Timses Jokowi kecam penyebaran isu SARA di masjid dan pesantren
Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding mengecam keras penggunaan masjid dan pesantren sebagai lokasi kampanye. Apalagi, isi kampanye yang disebar di tempat-tempat ibadah umat muslim memojokkan capres tertentu.
"Masjid dan pesantren sejatinya menjadi tempat untuk memberikan pencerahan spiritual dan ritual umat, bukan untuk kampanye politik, apalagi menebarkan isu SARA yang menyudutkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla," keluh Abdul Kadir dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (31/5).
Penyebaran isu-isu politik, yang berujung pada isu SARA diketahuinya dari laporan dan sejumlah pemberitaan media nasional. Salah satunya khotbah dan pemberian tabloid gratis yang berisi hujatan atau fitnah.
"Pihak-pihak yang sengaja menebarkan isu SARA terhadap pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, baik di masjid melalui khotbah maupun tabloid di pesantren, sebenarnya sedang mencoreng kesucian tempat ibadah dan lembaga pendidikan Islam. Masjid dan pesantren sejatinya menjadi tempat untuk menjaga kedamaian dan kerukunan di tengah-tengah umat, apapun pilihan politiknya," tandasnya.
Dia berharap agar tokoh-tokoh agama dan masyarakat memahami aturan mengenai pelaksanaan kampanye, sebab tempat ibadah tak boleh dipakai sebagai sarana kampanye. "Masyarakat harus berperan aktif dalam mengingatkan dan melaporkan jika muncul pelanggaran atas perundang-perundangan yang berlaku," lanjut dia.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menertibkan pelanggaran kampanye, termasuk penyebaran isu SARA melalui masjid dan pesantren.
"dan Bawaslu harus proaktif dalam memberikan penyadaran dan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran kampanye, apalagi menyebarkan isu SARA secara terbuka, baik melalui khotbah maupun penerbitan tabloid," pungkasnya.
Seperti diketahui, sejumlah pesantren di mendapat kiriman Tabloid Obor Rakyat yang berisi Kampanye Hitam anti Jokowi. Tabloid ini memajang gambar Jokowi tengah mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Tabloid Obor Rakyat bertajuk 'Indonesia Bebas Bicara' ini merupakan edisi pertama yang terbit pada 5 Mei yang dicetak di Jalan Pisangan Timur Raya IX Jakarta Timur ini dikirim melalui paket oleh orang tidak dikenal dengan sasaran sejumlah masjid di Pamekasan. Bahkan, di halaman belakang tabloid tersebut memuat gambar Jokowi dengan hidung memanjang menyerupai salah satu tokoh kartun Pinokio, dengan tulisan 'Sang Pendusta'.
Quote:
Timses: Jokowi-JK tak pernah mikir nginteli masjid
Juru Bicara Tim Pemenangan Abdul Kadir Karding menegaskan tidak ada niat sedikit pun dari pasangan Jokowi - Jusuf Kalla untuk memanfaatkan masjid sebagai tempat menggalang dukungan. Menurutnya, menggunakan tempat masjid untuk kepentingan politik sama saja menodai tempat suci.
"Jokowi - JK menempatkan masjid sebagai tempat yang suci, terhormat, dan sumber energi kebaikan untuk kemaslahatan umat. Jokowi - JK tidak pernah berpikir untuk menjadikan masjid sebagai tempat kampanye," kata Karding kepada merdeka.com, Senin (2/6).
Menurut politikus PKB itu, meskipun JK merupakan ketua Dewan Masjid Indonesia, namun sikap kenegarawanan JK justru melarang masjid dijadikan ajang penggalangan dukungan. Dia mengajak semua pihak agar bersama-sama menjaga tempat-tempat ibadah dan tidak disalahgunakan.
Tim kampanye Jokowi-JK, lanjut Karding, tidak pernah memiliki niat sekecil apapun untuk menempatkan intel di tempat-tempat ibadah. "Itu bukan watak kami dan bukan mental kami. Nginteli adalah watak dan warisan Orde Baru," tuturnya.
Bahkan, kata Karding, tidak pengalaman Jokowi dan JK untuk memimpin dengan gaya otoriter seperti Orde Baru. "Tidak ada bakat sama sekali bagi Jokowi-JK untuk menggunakan tempat ibadah buat tujuan politik. Karena itulah tim Prabowo-Hatta tenang saja," pintanya.
Menurutnya, Jokowi dan JK yakin siapa mengobarkan kebencian di tempat suci tidak akan mendapat dukungan dari rakyat. Dia juga meminta agar KPU , Bawaslu dan aparat proaktif mencegah penggunaan tempat ibadah sebagai tempat kampanye hitam.
Sebelumnya, Tim Jokowi - JK menemukan flyer, tabloid bernama OBOR RAKYAT, yang disebar di masjid-masjid. Isinya adalah kampanye hitam bernada SARA yang menyerang pasangan Jokowi - JK . Begitupun pada khotbah-khotbah tertentu, berisi pesan-pesan bernada SARA dan mendiskreditkan pasangan Jokowi - JK .
0
3.9K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan