- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Nolkan Utang Luar Negeri, Prabowo Omong Kosong


TS
mas.wowo
Nolkan Utang Luar Negeri, Prabowo Omong Kosong
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...o-Omong-Kosong
Ane terguncang 10SR
Quote:
Nolkan Utang Luar Negeri, Prabowo Omong Kosong
JUM'AT, 30 MEI 2014 | 07:07 WIB

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional(PAN) Hatta Rajasa berjabat tangan saat deklarasi Capres-cawapres di Rapat kerja Nasional PAN 2014 di Jakarta (14/5). Dalam rakernas ini PAN mendeklarasikan akan mendukung calon presiden Prabowo Subianto dan Cawapres Hatta Rajasa. TEMPO/Seto Wardhana.
TEMPO.CO, Jakarta - Janji calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bahwa di akhir jabatannya pada 2019 Indonesia tak lagi bergantung pada utang luar negeri dikritik oleh Direktur Eksekutif Pusat Kajian Universitas Trisakti, Fahmi Habcy. Ia menilai janji tersebut hanya omong kosong belaka.
"Bahasa anak alay​,​ 'ngemeng lo' kalau visi misi itu memang diajukan," ujar Fahmi pada Tempo, Jumat, 30 Mei 2014.
Pasalnya, sepanjang tahun 2009 hingga September 2013, utang luar negeri pemerintah Indonesia sudah melonjak hingga 50 persen. Pada tahun 2009, posisi utang Indonesia sebesar Rp 1.590 triliun menjadk Rp 2.200 triliun pada 2013. (Baca: Utang Luar Negeri Swasta Melonjak, Apa Sebabnya?)
"Itu menunjukkan bahwa pemerintahan SBY dan pembantunyaHatta Rajasa selaku Menko Perekonomian yang diberikan mengatur ekonomi tidak mencerminkan semangat untuk mengurangi utang Indonesia," kata Fahmi.
Janji pasangan calon presiden Prabowo-Hatta yang berjudul 'Membangun Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Adil, Makmur serta Bermartabat' itu masuk dalam dokumen visi misi yang sudah diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum beberapa waktu lalu. Di dalam
Menurut Fahmi, ​sebaiknya tim sukses Prabowo Hatta mematangkan dulu program penghentian utang dari luar negeri tersebut. Salah satunya dengan mengevaluasi kinerja Hatta Rajasa saat menjadi menteri koordinator Perekonomian selama lima tahun, utang luar negeri Indonesia terus bertambah. “Jadi publik tidak sekedar mendengar cita-cita yang bertabrakan dengan realisasinya.”
​Selain masalah utang luar negeri, warisan untuk pemerintah baru adalah ancaman kelangkaan listrik pada 2015, tingginya impor produk perikanan dan pertanian, serta nilai tukar rupiah yang terpuruk. ​"Sekali-kali ​tidak ada salahnya sekali-kali berpikir soal visi-misi sambil berkaca di kolam yang jernih," ujarnya. (Baca: JK Serang Program Nasionalisasi Aset ala Prabowo)
Seperti diketahui, Bank Indonesia mencatat utang luar negeri per Maret 2014 mencapai US$ 276,5 miliar atau sekitar Rp 3.155 triliun. Angka itu naik sekitar US$ 4,15 miliar bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 272,35 miliar.
Sebagian besar utang tersebut berasal dari swasta sebesar US$ 145,98 miliar. Sisanya bersumber dari pemerintah dan bank sentral yang mencapai US$ 130,5 miliar.
JUM'AT, 30 MEI 2014 | 07:07 WIB

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional(PAN) Hatta Rajasa berjabat tangan saat deklarasi Capres-cawapres di Rapat kerja Nasional PAN 2014 di Jakarta (14/5). Dalam rakernas ini PAN mendeklarasikan akan mendukung calon presiden Prabowo Subianto dan Cawapres Hatta Rajasa. TEMPO/Seto Wardhana.
TEMPO.CO, Jakarta - Janji calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bahwa di akhir jabatannya pada 2019 Indonesia tak lagi bergantung pada utang luar negeri dikritik oleh Direktur Eksekutif Pusat Kajian Universitas Trisakti, Fahmi Habcy. Ia menilai janji tersebut hanya omong kosong belaka.
"Bahasa anak alay​,​ 'ngemeng lo' kalau visi misi itu memang diajukan," ujar Fahmi pada Tempo, Jumat, 30 Mei 2014.
Pasalnya, sepanjang tahun 2009 hingga September 2013, utang luar negeri pemerintah Indonesia sudah melonjak hingga 50 persen. Pada tahun 2009, posisi utang Indonesia sebesar Rp 1.590 triliun menjadk Rp 2.200 triliun pada 2013. (Baca: Utang Luar Negeri Swasta Melonjak, Apa Sebabnya?)
"Itu menunjukkan bahwa pemerintahan SBY dan pembantunyaHatta Rajasa selaku Menko Perekonomian yang diberikan mengatur ekonomi tidak mencerminkan semangat untuk mengurangi utang Indonesia," kata Fahmi.
Janji pasangan calon presiden Prabowo-Hatta yang berjudul 'Membangun Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Adil, Makmur serta Bermartabat' itu masuk dalam dokumen visi misi yang sudah diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum beberapa waktu lalu. Di dalam
Menurut Fahmi, ​sebaiknya tim sukses Prabowo Hatta mematangkan dulu program penghentian utang dari luar negeri tersebut. Salah satunya dengan mengevaluasi kinerja Hatta Rajasa saat menjadi menteri koordinator Perekonomian selama lima tahun, utang luar negeri Indonesia terus bertambah. “Jadi publik tidak sekedar mendengar cita-cita yang bertabrakan dengan realisasinya.”
​Selain masalah utang luar negeri, warisan untuk pemerintah baru adalah ancaman kelangkaan listrik pada 2015, tingginya impor produk perikanan dan pertanian, serta nilai tukar rupiah yang terpuruk. ​"Sekali-kali ​tidak ada salahnya sekali-kali berpikir soal visi-misi sambil berkaca di kolam yang jernih," ujarnya. (Baca: JK Serang Program Nasionalisasi Aset ala Prabowo)
Seperti diketahui, Bank Indonesia mencatat utang luar negeri per Maret 2014 mencapai US$ 276,5 miliar atau sekitar Rp 3.155 triliun. Angka itu naik sekitar US$ 4,15 miliar bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 272,35 miliar.
Sebagian besar utang tersebut berasal dari swasta sebesar US$ 145,98 miliar. Sisanya bersumber dari pemerintah dan bank sentral yang mencapai US$ 130,5 miliar.
Ane terguncang 10SR

0
4.7K
Kutip
70
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan