Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ZAKIOAvatar border
TS
ZAKIO
[SEKEDAR BERBAGI]"sisi lain"sukses jokowi di solo
{CATATAN KECIL}"sisi lain" prestasi jokowi sebagai walikota solo .







PEREKONOMIAN

1. Pasar Tradisional makin sepi pelanggan apalagi pasar-pasar yang justru setelah pisiknya direnovasi.

2. PKL yang dilokalisir ke sebuah pasar pada lari, banyak los yang akhirnya kosong ditinggal pedagang karena merugi.

3. Mini market (milik segelintir cukong) makin bertebaran di kampung-kampung, rasio konsekuensi: 1 mini market membunuh 10 sampai 20 warung kelontong di sekitarnya.

4. Belakangan muncul penolakan dari komunitas pedagang pasar klewer terhadap gagasan Jokowi untuk revitalisasi pasar klewer, karena mereka mencatat hasil revitalisasi pasar tradisional lain di Solo yang tak lebih bermakna menggadaikan nasib pedagang pasar ke tangan pemodal besar.


TRANSPORTASI

1. Bus Batik Solo Trans sebagai salah satu yang dicitrakan keberhasilan revitalisasi sarana transportasi publik sepi pengguna, pendapatan tak mampu menutup biaya operasional alias tekor.

2. Pengadaan Railbus Bathara Kresna senilai 16 milyar (belum infrastruktur pendukungnya) hingga kini nasibnya terseok-seok, ternyata pemkot tidak punya rencana untuk apa dan bagaimana pengoperasiannya.

3. Kereta wisata Panakawan dan Jolodoro terancam mangkrak karena terus merugi.

4. Bus tingkat wisata Werkudoro nasibnya juga kembang kempis.

5. Pengadaan kereta kencana bingung mau diparkir di mana dan siapa yang harus mengelola (sekarang nyaris tak terdengar kabar-beritanya).

6. Pihak legislatif banyak mengeluh, terutama berkait dengan pengadaan berbagai sarana dan prasarana transportasi itu, diputuskan sendiri oleh pihak eksekutif tanpa koordinasi dengan pihak legislatif. Padahal dana yang tidak kecil jumlahnya tersebut bersumber dari uang rakyat.


INFRASTRUCTURAL

1. Taman-taman bertebaran di setiap sudut kota dan diyakini APBD tidak akan mampu membiayai perawatannya ke depan, sampai-sampai Jokowi sendiri bilang rakyat yang harus merawatnya. Rakyat itu siapa? Mekanismenya bagaimana? Memang rakyat turah duit untuk merawat taman yang sebegitu banyaknya?

2. Penataan parkir yang tidak jelas sehingga banyak yang memanfaatkan badan jalan untuk parkir mobil dan menyebabkan kemacetan di jalur-jalur utama perkotaan.

3. Pembangunan apartemen “Paragon” tidak didukung oleh legalitas prosedur sesuai dengan peraturan perundang-undangan (belakangan judulnya diubah menjadi Mall Paragon, kamuflase bro!), dan makin banyak muncul bangunan-bangunan pencakar yang menyalahi komitmen kultural kota Solo.

4. Perencanaan yang tidak matang, seperti kawasan ekonomi “Ngarsapura”, belum lama diresmikan dilakukan lagi renovasi. Juga “Galabo” belum apa-apa juga “renovasi”. Pemborosan yang tak tersadari.

5. Laten benturan horizontal antara komunitas PKL dan komunitas becak kian menguat, problem tata ruang yang oleh komunitas becak dianggap mengganggu kelancaran arus becak.

6. Relokasi penghuni bantaran di wilayah pinggiran bengawan dari Mojo - Sangkrah penuh liku-liku yang bertentangan dengan asas kebenaran dan keadilan baik secara kemanusiaan maupun secara hukum, kini bagai api dalam sekam yang dapat berujung konflik kekerasan antara pemerintah vs rakyat.

7. Pembangunan City Walk? Nggak ada orang jalan kaki di sana, sekarang lebih berfungsi sebagai tempat parkir mobil-motor dan pangkalan PKL. Usut-punya usut, Jokowi habis dari Singapura tahu ada city walk lantas kepencut, kun fayakun, jadilah city walk di Solo!!! Memangya di Solo berkembang kultur jalan kaki..? Ya udah untuk parkir mobil saja…


RANAH KEBUDAYAAN

1. Kawasan Beteng Plasa menenggelamkan wajah Keraton Surakarta, kawasan Ngarsapura menenggelamkan wajah Pura Mangkunegaran.

2. Upaya pengembalian benteng Vasternburg dari tangan swasta kembali ke “tangan rakyat” tidak mendapatkan perhatian serius dari pemkot.

3. Problem kepemilikan, peruntukan dan pengelolaan kawasan Sriwedari yang menjadi salah satu ikon kota Solo hingga kini terlantar belum menampakkan adanya perhatian serius dari pemkot.

4. Pembangunan kawasan “Balaikambang” sebagai salah satu ikon kota Solo pemanfaatannya tidak maksimal menunjukkan tidak adanya sett plan atau grand strategi yang berkesinambungan.

5. SIPA, SIEM, BSC event-event festival yang menyerap dana ABPD (uang rakyat) yang tidak kecil jumlahnya lebih berkesan pencitraan ketimbang pemberdayaan masyarakat secara sosial dan ekonomi dengan tidak jelasnya out put secara kultural maupun ekonomi bagi warga masyarakat kota Solo.

6. Solo Kota Budaya, tapi nasib wayang wong dan kethoprak kolaps, keberadaan seni keroncong, karawitan, dan lain-lain makin tiarap. Kesenian hanya muncul dipanggung-panggung besar yang dikelola oleh EO. Pembatik tradisional hanya tinggal yang dipajang di etalase, di lingkungan masyarakat sudah semakin punah, pengrajin alat batik cap tradisional di kampung Premulung, Sondakan, Laweyan yang kemarin satu-satunya yang tersisa kini tutup permanen. Meningkatnya popularitas batik siapa yang untung? Kapital besar! Masyarakat cukup berposisi sebagai konsumen saja. Begitukah makna kebudayaan dan pemberdayaan?

7. Dulu Jokowi menentang rencana Bibit Waluyo membangun Mal di bekas pabrik es Saripetojo dengan alasan sebagai cagar budaya. Kini Jokowi menandatangani pembangunan hotel bintang empat di kawasan itu. Oh, berarti sekarang sudah bukan lagi cagar budaya..?


Catatan di atas baru SEBAGIAN KECIL dari catatan “SISI LAIN” prestasi Jokowi yang esensinya:

1. Memanjakan kapitalis, kurang protek terhadap ekonomi kecil.

2. Pemborosan uang rakyat demi pencitraan.

3. Sosok pemimpin yang sebatas menuruti angan-angan ketimbang menjawab persoalan.

4. Pemasang ranjau yang baik bagi pemimpin Solo berikutnya.


Catatan ini dibuat agar diketahui demi obyektivitas penilaian. Catatan yang “BAIK-BAIK” saya yakin semua orang sudah DENGAR, tapi catatan “sisi lain” kayaknya baru sedikit yang menyadari.

Lagian, black campaign atau bukan tidaklah penting, yang penting kebenaran catatan di atas boleh dan bisa diverifikasi di lapangan. Bagi yang enggan atau nggak mau nge-cek kebenarannya, seyogyanya berpikir dulu sebelum berkomentar sebab konon katanya semua harus obyektif. Okey..?!



Dan satu lagi, informasi ini sebatas tambahan bekal menilai diri kita sendiri agar tahu apakah diri kita memang termasuk yang sungguh bodoh dan tertipu, gampang termakan pencitraan…


SUMBER
Diubah oleh ZAKIO 31-05-2014 02:02
0
2.9K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan