- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tren Rok Mini, Pendek tapi Manis


TS
bagaswara
Tren Rok Mini, Pendek tapi Manis

Quote:
Rok mini kembali menjadi tren saat ini. Terutama setelah munculnya demam K-Pop yang melanda dunia, girlband yang membawa rok mini serta memperlihatkan kaki jenjang hingga kembali menjadi tren fashion.
Tahukan Anda pada 1960-an, rok mini merupakan fenomena yang luar biasa dan memiliki dampak yang besar bagi remaja saat itu?
Pada 60-an merupakan zamannya ekspresi budaya para remaja dan juga awal dari gerakan pembebasan seksual karena penemuan pil KB. "Jadi itu momen sejarah," kata Valerie Steele, Direktur dan Kepala Kurator The Museum Fashion Institute of Technology (FIT), di New York.
"Sebenarnya rok pendek sudah menjadi tren sejak tahun 1920-an, dan saat itu perempuan dipandang lebih seksual karena kebebasan untuk pergi ke luar rumah dan memilih pasangan. Perempuan saat itu bebas menciumi pria sebelum menikah, tapi mereka masih terancam hamil," ujarnya.
Di antara banyaknya revolusi pada 60-an, serta banyak sejarah yang perlu dicatat pada masa itu. Seperti musik swinging yang dipopulerkan The Beatles, manusia pertama yang ke bulan, serta rok mini yang kemudian menjadi ikon era paling abadi.
Tren itu diperkuat dengan beberapa desainer fashion berpengaruh di London seperti Mary Quant, Andre Courreges, John Bates, dan Jean Varon yang menciptakan rok mini sehingga menjadi pendorong kekuatan mode di era 60-an.
Lalu bagaimana di Indonesia? Pada 2012, perihal rok mini sempat menjadi kontroversi karena 'celetukan' ketua DPR, Marzuki Alie mengenai dilarang bagi perempuan mengenakan rok mini karena bisa memicu pelecehan seksual dan pemerkosaan.
sumber: TEMPO
Tahukan Anda pada 1960-an, rok mini merupakan fenomena yang luar biasa dan memiliki dampak yang besar bagi remaja saat itu?
Pada 60-an merupakan zamannya ekspresi budaya para remaja dan juga awal dari gerakan pembebasan seksual karena penemuan pil KB. "Jadi itu momen sejarah," kata Valerie Steele, Direktur dan Kepala Kurator The Museum Fashion Institute of Technology (FIT), di New York.
"Sebenarnya rok pendek sudah menjadi tren sejak tahun 1920-an, dan saat itu perempuan dipandang lebih seksual karena kebebasan untuk pergi ke luar rumah dan memilih pasangan. Perempuan saat itu bebas menciumi pria sebelum menikah, tapi mereka masih terancam hamil," ujarnya.
Di antara banyaknya revolusi pada 60-an, serta banyak sejarah yang perlu dicatat pada masa itu. Seperti musik swinging yang dipopulerkan The Beatles, manusia pertama yang ke bulan, serta rok mini yang kemudian menjadi ikon era paling abadi.
Tren itu diperkuat dengan beberapa desainer fashion berpengaruh di London seperti Mary Quant, Andre Courreges, John Bates, dan Jean Varon yang menciptakan rok mini sehingga menjadi pendorong kekuatan mode di era 60-an.
Lalu bagaimana di Indonesia? Pada 2012, perihal rok mini sempat menjadi kontroversi karena 'celetukan' ketua DPR, Marzuki Alie mengenai dilarang bagi perempuan mengenakan rok mini karena bisa memicu pelecehan seksual dan pemerkosaan.
sumber: TEMPO
Quote:
Rok Mini Dikenakan Wanita Hingga Usia 40
Rok mini seakan hanya menjadi simbol bagi remaja. Tren rok mini sekarang ini bukan saja milik kaum remaja. Wanita dewasa sepertinya sah-sah saja mengenakan rok mini untuk memperlihatkan kaki jenjangnya.
Meski bertambahnya usia proposional tubuh seorang wanita tidak lagi seperti kala remaja, atau penghakiman dari masyarakat bagi wanita usia dewasa yang mengenakan rok mini, tapi menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan departemen store terkenal di Inggris, Debenhams, mengungkapkan bahwa wanita senang mengenakan rok mini sampai usia 40 tahun. Sedangkan angka dari tahun 1980 menunjukkan bahwa rata-rata wanita berhenti membeli rok mini ketika mencapai usia 33 tahun.
"Jika tren ini berlanjut, tidak ada keraguan bahwa dalam dekade berikutnya di pertengahan usia 40-an dan awal 50-an, wanita menganggap rok mini sebagai bagian penting dari lemari pakaian sehari-hari mereka," tulis Debenhams dalam laporannya.
Namun tidak semua negara sependapat dengan hal itu. Di beberapa negara di Afrika, wanita yang memakai rok mini bahkan tidak terlihat di wilayah tertentu. Seperti pada 2010, wali Kota Castellammare di Stabia, Italia, mengeluarkan perintah kepada polisi untuk mendenda orang yang terlihat mengenakan rok mini. Sebuah laporan dari Guardian mengungkapkan pada akhir Februari sekitar 200 perempuan turun ke jalan Ibu Kota Uganda untuk memprotes undang-undang antipornografi terbaru, yang melarang perempuan memperlihatkan paha, payudara, dan bokong mereka serta tidak memperlihatkan bagian tubuh mereka secara seksual.
Setelah lewat 50 tahun penemuan rok mini, masih banyak hambatan yang ditemukan, terutama di beberapa negara yang memiliki fundamentalisme agama. "Kita telah menjadi jauh lebih menerima keberagaman di negara-negara Barat, namun secara internasional hal tersebut telah berubah ke kanan. Kami melihat banyak budaya mencolok di perempuan dengan cara berpakaian yang hiper konservatif dan penyembunyian tubuh," kata Valerie Steele, Direktur dan Kepala Kurator The Museum Fashion Institute of Technology (FIT), di New York.
Di sebagian besar dunia, katanya, memakai rok mini tidak bisa sebebas di negara barat. "Kalau melihat ke masa depan yang jauh lebih bebas dan mundur ke masa lalu yang lebih terbatas, rok mini merupakan simbol keduanya," kata Valerie.
sumber: TEMPO
Rok mini seakan hanya menjadi simbol bagi remaja. Tren rok mini sekarang ini bukan saja milik kaum remaja. Wanita dewasa sepertinya sah-sah saja mengenakan rok mini untuk memperlihatkan kaki jenjangnya.
Meski bertambahnya usia proposional tubuh seorang wanita tidak lagi seperti kala remaja, atau penghakiman dari masyarakat bagi wanita usia dewasa yang mengenakan rok mini, tapi menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan departemen store terkenal di Inggris, Debenhams, mengungkapkan bahwa wanita senang mengenakan rok mini sampai usia 40 tahun. Sedangkan angka dari tahun 1980 menunjukkan bahwa rata-rata wanita berhenti membeli rok mini ketika mencapai usia 33 tahun.
"Jika tren ini berlanjut, tidak ada keraguan bahwa dalam dekade berikutnya di pertengahan usia 40-an dan awal 50-an, wanita menganggap rok mini sebagai bagian penting dari lemari pakaian sehari-hari mereka," tulis Debenhams dalam laporannya.
Namun tidak semua negara sependapat dengan hal itu. Di beberapa negara di Afrika, wanita yang memakai rok mini bahkan tidak terlihat di wilayah tertentu. Seperti pada 2010, wali Kota Castellammare di Stabia, Italia, mengeluarkan perintah kepada polisi untuk mendenda orang yang terlihat mengenakan rok mini. Sebuah laporan dari Guardian mengungkapkan pada akhir Februari sekitar 200 perempuan turun ke jalan Ibu Kota Uganda untuk memprotes undang-undang antipornografi terbaru, yang melarang perempuan memperlihatkan paha, payudara, dan bokong mereka serta tidak memperlihatkan bagian tubuh mereka secara seksual.
Setelah lewat 50 tahun penemuan rok mini, masih banyak hambatan yang ditemukan, terutama di beberapa negara yang memiliki fundamentalisme agama. "Kita telah menjadi jauh lebih menerima keberagaman di negara-negara Barat, namun secara internasional hal tersebut telah berubah ke kanan. Kami melihat banyak budaya mencolok di perempuan dengan cara berpakaian yang hiper konservatif dan penyembunyian tubuh," kata Valerie Steele, Direktur dan Kepala Kurator The Museum Fashion Institute of Technology (FIT), di New York.
Di sebagian besar dunia, katanya, memakai rok mini tidak bisa sebebas di negara barat. "Kalau melihat ke masa depan yang jauh lebih bebas dan mundur ke masa lalu yang lebih terbatas, rok mini merupakan simbol keduanya," kata Valerie.
sumber: TEMPO
wah wah rok mini memang seksi sih, tapi kalau saya pribadi lebih senang dengan yang tertutup walaupun mata lelaki memang ga munafik liat yang begituan

kalau kaya gini sangat dianjurkan untuk tidak memakai rok mini:
Spoiler for wow:
Spoiler for wow:

Spoiler for wow:

0
21K
Kutip
73
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan