Selamat pagi, siang, sore dan malam agan semua,,
Ane nubi ingin berbagi kisah kelam ane,,
ini ane ceritain hanya sebagai pembelajaran bagi diri khusunya, semoga bermanfaat bagi agan semua, agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap siapapun yang baru agan kenal,,
Menurut teman ane, kisah ane ini lantaran ane kena guna-guna (pelet), walaupun ane sadar sesadar-sadarnya bahwa perbuatan ane itu sangat berdosa, tapi ane tetap saja mau melakukannya..
dan sekarang ini, ane nyesel,,
Sedih bila mengingat kejadian itu,,
Dan selama berjalannya waktu hingga saat ini, alhamdulillah, ane sudah bisa melupakan kisah ane itu, justru ane jadikan ini pelajaran berharga buat ane pribadi, agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik...
Maaf kalau salah kamar,,
Langsung saja kita menuju TKP...
Spoiler for Part 1:
Awal kisah ini terjadi ditahun 2010, disebuah kota kecil di Jawa Tengah. Sebut saja Astri (bukan nama sebenarnya), seorang ibu beranak satu yang baru masuk taman kanak-kanak. Sang suami bekerja sebagai seorang supir bus pariwisata. Astri berperawakan sedang, hampir sama tingginya denganku. Bertubuh ramping dan wajah yang lumayan cantik. Dia bekerja sebagi seorang guru TK di desaku. Sedangkan aku sebagai seorang buruh serabutan yang terkadang harus pergi ke kota untuk memenuhi panggilan kerja oleh rekanku sebagai seorang pekerja di proyek.
Bulan Juni 2011.
Dalam satu kesempatan, dalam perjalanan pulang dari Jakarta, aku duduk satu bangku dengan seorang wanita, dialah Astri. Berasal dari Indramayu dan punya suami yang kebetulan tinggal di desaku, masih satu desa namun beda RW. Aku sendiri agak kenal dengan suaminya. Hanya sebatas kenal saja. Astri seorang yang mudah bergaul, dalam waktu yang singkat dia sudah begitu asik diajak ngobrol. Lumayan untuk menghilangkan jenuh saat di bus. Perjalanan untuk sampai di desaku memakan waktu kurang lebih 10 jam. Dan selama itu pula kita berdua asik ngobrol kesana kemari, bertukar pengalaman dan nomer hape. Aku jadi tau kalau dia satu tahun lebih muda dariku. Umurnya saat itu 28 tahun.
Singkat cerita, sejak perkenalan itu, kami jadi sering curhat, aku sendiri tau bahwa dia seorang ibu muda. Karena hal itu, aku sedikit punya sesuatu teman perempuan yang bisa dibilang sudah pengalaman dalam hal cinta. Yang mana aku sendiri waktu itu masih sendiri. Belum ada wanita yang bisa aku jadikan sebagai kekasih. Aku jadi sering minta pendapat dan saran bagaimana caranya memahami seorang wanita. Agar disuatu saat aku punya seseorang yang aku taksir, bisa sedikit punya cara untuk menahlukkan hatinya. Yang kurasa saat itu pada Astri hanya sebatas teman curhat saja. Namun selama hampir satu bulan kenal dengannya, dia sudah tidak sungkan menceritakan maslalah pribadi keluarganya, bahkan menceritakan tentang masalah sex dengan suaminya. Aku yang notabene seorang jomblo dan belum pernah sekalipun merasakan hubungan suami istri tentunya agak canggung mendengarnya. Menurutnya, aku adalah seorang yang bisa menjaga rahasia pribadinya, dia bilang lebih nyaman cerita dengan cowok daripada dengan sesama perempuan. Lebih bisa menjaga privasi. Dan jujur aku akui, aku bisa menjaga amanat itu.
Juli 2011
Dalam sebuah perkumpulan pemuda di desaku, aku ditunjuk sebagai seorang sekretaris. Akan ada event pergelaran musik dilapangan desaku. Kebetulan aku mempunyai seperangkat komputer dirumah dan sedikit ilmu surat menyurat, alasan itulah yang membuat mereka meng-amanahkan jabatan itu padaku.
Masih dalam suasana musyawarah waktu itu, tiba-tiba hapeku berdering, ada pesan masuk.
�ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu� tulis Astri.
�apa?� jawabku singkat.
�kita bisa ketemu nggak?� ajaknya.
�aduh, aku lagi di balai desa nih, ada musyawarah�
�owh, ya besok-besok aja�
�emang ada apa si? Kaya ga biasanya ajah langsung cerita� desakku
�nggak ah, takut ngganggu� dia mengelak, namun aku yakin dia mau cerita saat itu juga.
�ngga ganggu kok, udah agak nyantai inih..� aku bilang sejujurnya. Memang waktu itu acara sudah hampir selesai.
�aku ngga tau harus bilang apa gus..� tulisnya lagi.
aku hanya membalas singkat �terus,,�
�aku tau ini salah, dan aku sadar ini tidak baik,,� dia masih malu-malu.
�terus,,�
�terus, terus, ntar nabrak,, xixixixi,,� dia bercanda. Dia memang begitu, asik diajak ngobrol dan bercanda.
�hehehS E N S O R� jawabku.
�gus, entah kenapa rasa ini ada, dan tak bisa aku menghindarinya� tulisnya.
�rasa apa? Kamu sakit?� tanyaku.
�iya gus, aku sakit, aku jatuh..�
�jatuh? Dimana??� tulisku penasaran.
�disini gus,,� tulisnya singkat, lalu berlanjut �dihatiku,,�
aku diam tak membalas, aku biarkan dia mempermainkan rasa penasaranku.
�gus,,�
aku masih diam.
�maafkan aku,,� lanjutnya, �aku jatuh cinta padamu�
Aku teridiam. Entah rasa apa yang aku rasakan saat itu, aku bingung, marah, heran, ngga abis pikir. Semua jadi satu. Aku yakin dia cuma bercanda.
�hahahaha...� balasku dengan tertawa.
�aku serius gus, aku tau ini salah, tapi aku tak bisa membohongi perasaanku..� tulisnya.
�udah lah, ini nggak lucu,,�
�terserah kamu gus, kamu anggap ini bercanda atau konyol, itu hak kamu, tapi aku udah jujur sama kamu dan hati kecilku, aku nyaman sama kamu, aku sayang sama kamu..� ujarnya memberi alasan.
Aku jadi berfikir, apa aku ini salah?
Atau aku sudah terlalu berlebih dalam memberikan rasa perhatianku padanya atas segala permasalahan yang ia hadapi?
jujur ku akui ia memang cantik, masih bisa dibilang muda jika orang melihatnya sekilas. Tapi dia salah telah membiarkan rasa sayang padaku dibiarkan tumbuh dihatinya. Kenapa harus aku?
Aku diam sejak saat itu padanya. Tak ada sms, telfon ataupun bertemu.
Beberapa hari kemudian..
Minggu pagi yang cerah, Astri datang kerumah bersama anaknya, ia membawa map dengan beberapa lembar kertas hvs. Ia memintaku membantu tugas sebagai guru ditempatnya mengajar. Aku tak bisa menolaknya. Sudah beberapa kali ia kerumahku dan sudah akrab dengan keluargaku, terutama ibuku. Aku jadi agak canggung, beberapa kali ia mencoba mengajakku bercanda seperti biasa, tapi aku hanya membalas sekedarnya saja. Ada sedikit kekecewaan ketika kulirik wajahnya sekilas.
Sekitar dua jam ia dirumah. Tak banyak kata yang kami ucapkan. Hanya percakapan seputar tugasnya saja yang kita bicarakan, itu pun sewajarnya saja. Dan ketika ia pergi meninggalkan rumahku, sedikit aku mencoba bercanda , �tuh mukanya belepotan..�. Astri mengusap mukanya, dan ketika ia mengusap muka dengan telapak tangannya aku berujar, �eh kinclooong.....�.
Seketika itu kulihat raut mukanya berubah ceria, senyum manisnya terlihat begitu menawan. Ditambah sedikit merona dipipinya. �ah kamu, ada-ada saja..� ujarnya seraya berpamitan. Aku yakin ia merasa bahagia. Lumayan sedikit mencairkan suasana hatinya yang aku yakin selama di rumahku ia merasa tidak tenang.
Aku kembali melanjutkan aktifitasku sendiri didepan komputer. Berselancar di dunia maya. Dan sedikit merampungkan tugas kesekretarisanku.
Ketika sedang asik membaca status teman-teman facebook-ku, ada satu status yang membuatku sedikit gundah. Astri membuat status baru, �aku bahagia di sampingmu, aku nyaman disana, dan seakan kaki ingin kembali saat aku meninggalkannya, tapi apalah daya, aku seorang wanita yang tak bisa berbuat lebih untuk membahagiakannya..�
Aku tertegun sejenak. Aku tau siapa yang dia maksud, aku sendiri. Dan entah dari mana rasa itu tiba tiba muncul. Aku tak bisa mencegahnya. Jujur aku akui setelah aku melihat senyumnya saat di teras tadi. Aku merasa rindu padanya. Aku mencoba menyingkirkan rasa itu, sekuat hatiku. Kucoba menghibur diri dengan membaca artikel-artikel menarik di salah satu blog kesukaannku waktu itu. Aku belum mengenal kaskus. Hanya terkadang aku melihat link-nya di mesin pencari tanpa mau menge-klik-nya
Bersambung...
Agan-agan yang budiman...
terima kasih masih setia membaca kisah ini..
Ane mau melanjutkannya kembali..
Jika agan berkenan dan suka membaca kisahku ini, beri apresiasi dong...
Apapun itu,,, ane terima...