- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Yogyakarta
Inilah Rumah Tradisional DIY Yang Lebih Mahal Dari Real Estate


TS
djajargenjang
Inilah Rumah Tradisional DIY Yang Lebih Mahal Dari Real Estate
Berawal dari perjalanan menuju kampus selalu lewat rumah - rumah Joglo. menjadikan ku yang newbie ini bikin thread ini. Sebagai penduduk Aseli DI Yogyakarta, Ane suka banget dengan rumah tradisional aseli DIY - Jateng ( JOGLO ) .
Jika menarik
yaa gan.. Terimakasih 
Maaf sebelumnya ini pernah tak posting di The Lounge tapi ga laku cek di sini
*Maklum Newbie ingin berbagi Informasi saja*
Bismillah..
DAFTAR PUSTAKA :
Alhamdulillah ngeten rumiyin..
Penghargaan Buat TS matur suwun lan nyuwun bimbinganipun 
Lestarikan Aset Daerah Kita
Jika menarik


Maaf sebelumnya ini pernah tak posting di The Lounge tapi ga laku cek di sini
*Maklum Newbie ingin berbagi Informasi saja*

Bismillah..
Quote:
--RUMAH JOGLO--
Quote:
Joglo banyak dijumpai pada arsitektur DIY - Jawa Tengah. Joglo merupakan rumah kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa, yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru.
Pada umumnya, rumah joglo hanya dimiliki oleh orang-orang yang berkemampuan materi lebih. Selain karena rumah joglo membutuhkan bahan material yang banyak dan mahal, pemilik rumah joglo juga merupakan pelambang sosial di masyarakat. Pemilik rumah joglo di masyarakat Jawa pada umumnya adalah dari kalangan bangsawan.
Tata Ruang :
Ruangan pada rumah joglo pada umumnya dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah ruangan pertemuan yang disebut pendhopo. Bagian kedua adalah ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk mengadakan pertunjukan wayang kulit, disebut pringgitan. Bagian ketiga adalah ruang belakang yang disebut ndalem atau omah jero, dan digunakan sebagai ruang keluarga. Dalam ruang ini terdapat tiga buah senthong (kamar), yaitu senthong kiri, senthong tengah, dan senthong kanan.
Pendhopo memiliki fungsi sebagai tempat menerima tamu. Struktur bangunan pada pendhopo menggunakan umpak sebagai alas soko, 4 buah soko guru (tiang utama) sebagai simbol 4 arah mata angin, dan 12 soko pengarak. Ada pula tumpang sari yang merupakan susunan balik yang disangga oleh soko guru.
Umumnya, tumpang sari terdapat pada pendopo bangunan yang disusun bertingkat. Tingkatan-tingkatan ini dapat pula diartikan sebagai tingkatan untuk menuju titik puncak. Menurut kepercayaan Jawa, tingkatan-tingkatan ini akan menyatu pada satu titik.
Ndalem adalah pusat pada rumah joglo. Fungsi utamanya sebagai ruang keluarga. Pada pola tata ruang, ndalem terdapat perbedaan ketinggian lantai, sehingga membagi ruang menjadi 2 area. Pada lantai yang lebih tinggi digunakan sebagai tempat keluar masuk udara, sedangkan pada bagian yang lebih rendah digunakan sebagai ruang keluarga dan senthong.
1.1 Hunian
1.2 Hunian Klasik Dengan Tembok Bata
1.3 Hunian Dengan Dinding Kayu Ukiran
1.4 Nampak Dalam (Interior)
2.1 Gambaran Awal
2.2 Rancangan Pemasangan Kayu
2.3 Desain Ruang Pertemuan
Konstruksi :
- Bentuk denah persegi panjang
- Memakai pondasi bebatur, yaitu tanah yang diratakan dan lebih tinggi dari tanah disekelilingnya. Diatas bebatur ini dipasang umpak yang sudah diberi purus wedokan.
- Terdapat 4 saka guru sebagai penahan atap brunjung yang membentuk ruang pamidangan yang merupakan ruang pusat dan 12 saka pananggap yang menyangga atap pananggap( tiang pengikut), masing-masing saka ditopang oleh umpak menggunakan sistem purus
- Memakai blandar, pengeret, sunduk, serta kilil. masing- masing blandar dan pengeret dilengkapi dengan sunduk dan kili sebagai stabilisator
- Menggunakan tumpang dengan 5 tingkat. Balok pertama disebut pananggap, balok ke dua disebut tumpang, balok ke tiga dan empat disebut tumpangsari, dan balok terakhir merupakan tutup kepuh yang berfungsi sebagai balok tumpuan ujung- ujung usuk atap.
- Uleng/ruang yang terbentuk oleh balok tumpang di bawah atap ada 2 (uleng ganda)
- Terdapat godhegan sebagai stabilisator yang biasanya berbentuk ragam hias ular-ularan.
- Menggunakan atap sistem empyak. 4 sistem empyak yang digunakan : brunjung dan cocor pada bagian atas, serta pananggap dan penangkur di bagian bawah
- Terdapat balok molo pada bagian paling atas yang diikat oleh kecer dan dudur.
- Menggunakan usuk peniyung yaitu usuk yang dipasang miring atau memusat ke molo. Joglo ini juga tidak memiliki emper.
Penghawaan :
Penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh manusia itu sendiri. Saat manusia berada pada rumah joglo paling pinggir, sebagai perbatasan antara ruang luar dengan ruang dalam, manusia masih merasakan hawa udara dari luar, namun saat manusia bergerak semakin ke tengah, udara yang dirasakan semakin sejuk, hal ini dikarenakan volume ruang di bawah atap, semakin ke tengah semakin besar. Seperti teori yang ada pada fisika bangunan,
Efek volume sebenarnya memanfaatkan prinsip bahwa volume udara yang lebih besar akan menjadi panas lebih lama apabila dibandingkan dengan volume udara yang kecil
Saat manusia kembali ingin keluar, udara yang terasa kembali mengalami perubahan, dari udara sejuk menuju udara yang terasa diluar ruangan. Dapat dilihat kalau penghawaan pada rumah joglo, memperhatikan penyesuaian tubuh manusia pada cuaca disekitarnya.
3.4 Sirkulasi Udara
3.5 Sirkulasi Udara
Sistem penghawaan pada joglo lambangsari ini, seperti pada sistem penghawaan joglo pada umumnya, angin/udara bergerak sejajar, di seluruh ruang terbuka, pada bagian ruang bagian tengah, yang dibatasi tiang utama/saka guru, udara bergerak ke atas, namun kembali bergerak ke bawah. Hal ini terjadi karena joglo lambangsari tidak memiliki lubang ventilasi, karena memang di desain untuk atap menerus.
3.5 Gazebo
3.6 Gazebo
Proses pembangunan rumah joglo. memang dibutuhkan keahlian dan ketelitian untuk merangkainya, antara sambunagn satu dengan yang lainnya.
3.6 Pemasangan Atap
3.7 Sudah Jadi (tampak dalam)
3.8 Semakin Banyak Ukiran Semakin Mahal
3.9 Lebih Mahal Dari Real Estate
Keistimewaan Rumah Joglo :
1. Material kayu jati yang digunakan kualitas nomor satu. Kayu yang digunakan kayu jati yang benar - bener sudah tua. Tujuannya agar kokoh dan kuat.
2. Mempunyai 4 Soko Guru ( 4 Tiang Penyangga Utama ). Karena Jawa rawan gempa, desain rumah menggunakan soko guru sudah benar - benar dipikir matang. Bisa dilihat Kraton Yogyakarta & Kasunanan Surakarta berkali - kali menghadapai gempa masih berdiri tegak.
3. Memiliki Atab Semi - Piramid. Atab seperti ini bertujuan agar mempercepat aliran air hujan. Apalagi pas kena hujan abu vulkanik rumah Joglo paling cepet bersihnya
4. Sebelum Membangung ada hitungan - hitungan dimensi yang lain. Semacam berbau klenik. Tak banyak orang Jawa yang tahu. Karena memang hanya yang bangsawan yang punya rumah seperti ini.
Terlepas dari semua itu, desain dan material menggunakan yang kualitas nomor 1. Tak bisa dipungkiri hal tersebut mempertahankan ke-eksotisan bangunan kuno nan langka ini
Pada umumnya, rumah joglo hanya dimiliki oleh orang-orang yang berkemampuan materi lebih. Selain karena rumah joglo membutuhkan bahan material yang banyak dan mahal, pemilik rumah joglo juga merupakan pelambang sosial di masyarakat. Pemilik rumah joglo di masyarakat Jawa pada umumnya adalah dari kalangan bangsawan.
Quote:
Tata Ruang :
Ruangan pada rumah joglo pada umumnya dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah ruangan pertemuan yang disebut pendhopo. Bagian kedua adalah ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk mengadakan pertunjukan wayang kulit, disebut pringgitan. Bagian ketiga adalah ruang belakang yang disebut ndalem atau omah jero, dan digunakan sebagai ruang keluarga. Dalam ruang ini terdapat tiga buah senthong (kamar), yaitu senthong kiri, senthong tengah, dan senthong kanan.
Pendhopo memiliki fungsi sebagai tempat menerima tamu. Struktur bangunan pada pendhopo menggunakan umpak sebagai alas soko, 4 buah soko guru (tiang utama) sebagai simbol 4 arah mata angin, dan 12 soko pengarak. Ada pula tumpang sari yang merupakan susunan balik yang disangga oleh soko guru.
Umumnya, tumpang sari terdapat pada pendopo bangunan yang disusun bertingkat. Tingkatan-tingkatan ini dapat pula diartikan sebagai tingkatan untuk menuju titik puncak. Menurut kepercayaan Jawa, tingkatan-tingkatan ini akan menyatu pada satu titik.
Ndalem adalah pusat pada rumah joglo. Fungsi utamanya sebagai ruang keluarga. Pada pola tata ruang, ndalem terdapat perbedaan ketinggian lantai, sehingga membagi ruang menjadi 2 area. Pada lantai yang lebih tinggi digunakan sebagai tempat keluar masuk udara, sedangkan pada bagian yang lebih rendah digunakan sebagai ruang keluarga dan senthong.
Quote:
Adab Membangun :
Di dalam bangunan rumah adat Jawa tersebut juga ditentukan ukuran, kondisi perawatan rumah, kerangka, dan ruang-ruang di dalam rumah serta situasi di sekeliling rumah, yang dikaitkan dengan status pemiliknya. Di samping itu, latar belakang sosial, dan kepercayaannya ikut berperanan. Agar memperoleh ketentraman, kesejahteraan, kemakmuran, maka sebelum membuat rumah di’petang’ (diperhitungkan) dahulu tentang waktu, letak, arah, cetak pintu utama rumah, letang pintu pekarangan, kernagka rumah, ukuran dan bengunan rumah yang akan dibuat, dan sebagainya. Di dalam suasana kehidupan kepercayaan masyarakat Jawa, setiap akan membuat rumah baru, tidak dilupakan adanya sesajen, yaitu bensa-benda tertentu yang disajikan untuk badan halus, danghyang desa, kumulan desa dan sebagainya, agar dalam usaha pembangunan rumah baru tersebut memperoleh keselamatan (R. Tanaya, 1984:66-78).
Di dalam bangunan rumah adat Jawa tersebut juga ditentukan ukuran, kondisi perawatan rumah, kerangka, dan ruang-ruang di dalam rumah serta situasi di sekeliling rumah, yang dikaitkan dengan status pemiliknya. Di samping itu, latar belakang sosial, dan kepercayaannya ikut berperanan. Agar memperoleh ketentraman, kesejahteraan, kemakmuran, maka sebelum membuat rumah di’petang’ (diperhitungkan) dahulu tentang waktu, letak, arah, cetak pintu utama rumah, letang pintu pekarangan, kernagka rumah, ukuran dan bengunan rumah yang akan dibuat, dan sebagainya. Di dalam suasana kehidupan kepercayaan masyarakat Jawa, setiap akan membuat rumah baru, tidak dilupakan adanya sesajen, yaitu bensa-benda tertentu yang disajikan untuk badan halus, danghyang desa, kumulan desa dan sebagainya, agar dalam usaha pembangunan rumah baru tersebut memperoleh keselamatan (R. Tanaya, 1984:66-78).
Spoiler for Gambar Rumah Joglo DIY-Jateng :




Spoiler for Desain Rumah Joglo:



Quote:
Konstruksi :
Spoiler for Konstruksi:
Joglo Lambangsari merupakan joglo dengan sistem konstruksi atap menerus. Bentuk ini paling banyak dipakai pada bangunan tradisional jawa.
3.1 Lambangsari
Bentuk joglo yang menggunakan lambangsari, dengan ciri- ciri:
3.2 Denah
3.3 Detail

Bentuk joglo yang menggunakan lambangsari, dengan ciri- ciri:


Quote:
- Bentuk denah persegi panjang
- Memakai pondasi bebatur, yaitu tanah yang diratakan dan lebih tinggi dari tanah disekelilingnya. Diatas bebatur ini dipasang umpak yang sudah diberi purus wedokan.
- Terdapat 4 saka guru sebagai penahan atap brunjung yang membentuk ruang pamidangan yang merupakan ruang pusat dan 12 saka pananggap yang menyangga atap pananggap( tiang pengikut), masing-masing saka ditopang oleh umpak menggunakan sistem purus
- Memakai blandar, pengeret, sunduk, serta kilil. masing- masing blandar dan pengeret dilengkapi dengan sunduk dan kili sebagai stabilisator
- Menggunakan tumpang dengan 5 tingkat. Balok pertama disebut pananggap, balok ke dua disebut tumpang, balok ke tiga dan empat disebut tumpangsari, dan balok terakhir merupakan tutup kepuh yang berfungsi sebagai balok tumpuan ujung- ujung usuk atap.
- Uleng/ruang yang terbentuk oleh balok tumpang di bawah atap ada 2 (uleng ganda)
- Terdapat godhegan sebagai stabilisator yang biasanya berbentuk ragam hias ular-ularan.
- Menggunakan atap sistem empyak. 4 sistem empyak yang digunakan : brunjung dan cocor pada bagian atas, serta pananggap dan penangkur di bagian bawah
- Terdapat balok molo pada bagian paling atas yang diikat oleh kecer dan dudur.
- Menggunakan usuk peniyung yaitu usuk yang dipasang miring atau memusat ke molo. Joglo ini juga tidak memiliki emper.
Penghawaan :
Penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh manusia itu sendiri. Saat manusia berada pada rumah joglo paling pinggir, sebagai perbatasan antara ruang luar dengan ruang dalam, manusia masih merasakan hawa udara dari luar, namun saat manusia bergerak semakin ke tengah, udara yang dirasakan semakin sejuk, hal ini dikarenakan volume ruang di bawah atap, semakin ke tengah semakin besar. Seperti teori yang ada pada fisika bangunan,
Efek volume sebenarnya memanfaatkan prinsip bahwa volume udara yang lebih besar akan menjadi panas lebih lama apabila dibandingkan dengan volume udara yang kecil
Saat manusia kembali ingin keluar, udara yang terasa kembali mengalami perubahan, dari udara sejuk menuju udara yang terasa diluar ruangan. Dapat dilihat kalau penghawaan pada rumah joglo, memperhatikan penyesuaian tubuh manusia pada cuaca disekitarnya.


Sistem penghawaan pada joglo lambangsari ini, seperti pada sistem penghawaan joglo pada umumnya, angin/udara bergerak sejajar, di seluruh ruang terbuka, pada bagian ruang bagian tengah, yang dibatasi tiang utama/saka guru, udara bergerak ke atas, namun kembali bergerak ke bawah. Hal ini terjadi karena joglo lambangsari tidak memiliki lubang ventilasi, karena memang di desain untuk atap menerus.


Proses pembangunan rumah joglo. memang dibutuhkan keahlian dan ketelitian untuk merangkainya, antara sambunagn satu dengan yang lainnya.



Keistimewaan Rumah Joglo :
Spoiler for Keistimewaan:
1. Material kayu jati yang digunakan kualitas nomor satu. Kayu yang digunakan kayu jati yang benar - bener sudah tua. Tujuannya agar kokoh dan kuat.
2. Mempunyai 4 Soko Guru ( 4 Tiang Penyangga Utama ). Karena Jawa rawan gempa, desain rumah menggunakan soko guru sudah benar - benar dipikir matang. Bisa dilihat Kraton Yogyakarta & Kasunanan Surakarta berkali - kali menghadapai gempa masih berdiri tegak.
3. Memiliki Atab Semi - Piramid. Atab seperti ini bertujuan agar mempercepat aliran air hujan. Apalagi pas kena hujan abu vulkanik rumah Joglo paling cepet bersihnya
4. Sebelum Membangung ada hitungan - hitungan dimensi yang lain. Semacam berbau klenik. Tak banyak orang Jawa yang tahu. Karena memang hanya yang bangsawan yang punya rumah seperti ini.
Terlepas dari semua itu, desain dan material menggunakan yang kualitas nomor 1. Tak bisa dipungkiri hal tersebut mempertahankan ke-eksotisan bangunan kuno nan langka ini
DAFTAR PUSTAKA :
Quote:
Alhamdulillah ngeten rumiyin..


Lestarikan Aset Daerah Kita

Diubah oleh djajargenjang 07-03-2014 07:52


mozzelle memberi reputasi
1
11.2K
Kutip
67
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan