- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Etika Ber-SMS Dengan Mahasiswa/i Versi Saya


TS
reza.ismail20
Etika Ber-SMS Dengan Mahasiswa/i Versi Saya
Agan-agan Kaskuser yang berstatus dosen wajib baca tulisan mahasiswaini.
Sekian agan - agan, semoga berkenan..
Sumur
Spoiler for Isi tulisan mahasiswa:
Assalamu’alaikum. Beberapa minggu yang lalu saya tidak sengaja melihat tautan di beranda facebook yang dishare oleh salah satu teman. Ketika saya buka tautan tersebut isinya adalah tulisan dari seorang dosen yang mengeluhkan tentang sikap dari mahasiswa/i nya yang ketika mengirim sms kepada dosen tersebut isi smsnya kurang sopan, bersifat memerintah, alay, sok penting, dll, sehingga sms dari mahasiswa/i tersebut tidak dibalas.
Sebenarnya saya cenderung setuju dengan isi tulisan tersebut, dimana disana dituliskan tentang bagaimana cara ber-sms-an yang baik dari seorang mahasiswa/i kepada dosennya. Tetapi ada hal yang saya sesalkan, tulisan tersebut hanya dilihat dari salah satu sudut pandang saja, yaitu sudut pandang seorang dosen yang bersangkutan, tanpa ditulis bagaimana jika kasus tersebut dilihat dari sudut pandang yang lain, yaitu dari sudut pandang seorang mahasiswa/i.
Ok, sekarang saya akan coba menanggapi tulisan tersebut menurut versi saya sabagai mahasiswa (mungkin akan ada versi mahasiswa yang lainnya).
Di dalam tulisan dosen mengatakan :
“dosen pada umumnya orang yang usianya lebih tua dari anda, jadi, jangan memerintahkannya untuk melakukan sesuatu seperti anda ngobrol dengan teman anda. anda bisa memintanya dengan gaya yang lebih sopan. misalkan : saya membutuhkan slide kuliah ibu untuk bahan belajar, dimana saya bisa mendapatkannya bu?”
Tanggapan saya :
Kebetulan saya adalah seorang mahasiswa TUBEL (Tugas Belajar), jadi di kampus ada beberapa dosen yang usianya berada di bawah saya. “jangan memerintahkannya untuk melakukan sesuatu seperti anda ngobrol dengan teman anda. anda bisa memintanya dengan gaya yang lebih sopan”, terus kalau dosen (yang umurnya di bawah saya) akan memberikan tugas kepada saya kira – kira isi sms nya harus seperti apa ya?
tipe alay :
“SoRe bu..ApA be5ok 4da kul!ah Ga’ ea?”
“Oowh gitchu ya buk…., mu u cih bingits ya buk….”
bagi mahasiswa, tulisan 4L4y mungkin lucu dan menarik, tapi bagi dosen, tentu butuh waktu khusus untuk mencerna tulisan anda.
Tanggapan saya :
Memangnya dosen nggak ada yang 4L4y? Khususnya dosen muda, yang baru ngajar di kampus.
tipe sok penting :
“Bu, bimbingannya ndak jadi hari ini karena saya ada acara keluar. Besok saja jam 9. Trims”
“Bu, ini saya masih ngeprint, tunggu yaa…”
“Wah pagi saya nggak bisa e bu, Sore aja ya bu?”
Tanggapan saya :
Cenderung setuju, dengan catatan dosen juga jangan “sok penting” ketika ada halangan gak bisa ngajar atau ketika jadwal kuliah diundur – undur.
“dosen yang tidak membalas sms, kemungkinan ada beberapa sebab :
1. waktu yang kurang tepat
dosen pasti punya banyak waktu sibuk, diantaranya saat sedang mengajar, meeting ataupun sedang membimbing. jadi, pastikan anda tidak meng-sms di saat-saat jam sibuk. atau, bisa jadi anda terlalu pagi atau terlalu malam mengirim sms.”
Tanggapan saya :
Saya setuju dengan point ke 1 ini. Waktu yang kurang tepat sebenarnya bisa berlaku juga terhadap seorang mahasiswa/i. Misalnya ketika mahasiswa/i mempunyai kegiatan diluar jam kuliah, saat berkumpul bersama teman, saat ada acara keluarga ataupun ketika sibuk sedang mengerjakan tugas kuliah, tiba-tiba ada sms dari dosen yang membutuhkan konfirmasi saat itu juga. Terus mahasiswa/i harus bersikap bagaimana ketika berada pada keadaan tersebut? Dibiarkan saja atau langsung cepat membalasnya?
“2. cara atau etika kita kurang baik.
tipe-tipe sms diatas tentunya merupakan contoh sms yang kurang baik. jika anda mengirim sms dengan 4 tipe diatas, dan tidak dibalas, maka, bisa dipastikan dosen anda sedang “empet” sama anda.”
Tanggapan saya :
Cara bicara, cara penulisan atau etika sangat tergantung kepada faktor darimana mahasiswa tersebut berasal. Beda tempat, beda budaya, beda etika, beda bahasa, ini semua sangat berpengaruh pada proses komunikasi (gaya berkomunikasi), ini kata dosen mata kuliah ilmu komunikasi yang saya ikuti di kampus loh! Etika yang baik di suatu tempat belum tentu baik di tempat lainnya.
“3. HP mati, low batt atau pulsa habis
meskipun anda sudah berbahasa sopan, dikirim pada saat yang tepat, tapi HP dosen lowbatt atau habis pulsa, maka sms anda tidak akan dibalas. tapi saya yakin, jika dosen anda baik, dan sms anda sudah baik, setelah terisi pulsa/energy, dia akan segera membalas sms anda.”
Tanggapan saya :
Kejadian ini sering terjadi juga pada mahasiswa/i, terutama kasus “habis pulsa”, tetapi seorang mahasiswa/i biasanya akan segera mengisi pulsa di hpnya ketika mereka mendapatkan sms dari dosennya, terutama sms yang memerlukan konfirmasi yang segera.
“mengapa?
mengapa kita harus sopan? sopan santun dan etika, seringkali tidak pernah tertulis di buku pegangan mata kuliah, dan ST3 Telkom adalah salah satu perguruan tinggi yang mengedepankan karakter yang baik, bagi dosen maupun mahasiswanya. Kelak, anda akan punya atasan, punya mertua, kolega bisnis, dan sopan santun menjadi syarat mutlak berinteraksi. anda akan lebih banyak teman dan disukai orang tua. (ingat lagu peramah dan sopan ciptaan Pak Dal….”
Tanggapan saya :
“sopan santun dan etika, seringkali tidak pernah tertulis di buku pegangan mata kuliah”, nah ini yang harus menjadi acuan, sopan santun dan etika itu tidak ada ukuran bakunya, akan sangat dipengaruhi dan tergantung dari kebiasaan, adat, suku, budaya dan asal daerah darimana orang yang bersangkutan itu berasal.
“bagaimana sms yang baik?
1. dimulai dengan sapaan : assalamu’alaikum wr wb atau assalamu’alaikum (jangan disingkat : ass, mekum, askum, karena hakikatnya salam adalah doa, jadi jangan disingkat. dulu, saya pun pernah menggunakan singkatan “ass” untuk menunjukkan salam, tapi kemudian saya ditegur teman saya, bahwa “ass” kemungkinan akan diartikan “pantat” oleh orang yang menerima pesan), atau selamat pagi, siang, sore…..”
Tanggapan saya :
Saya sangat setuju, apalagi jika salamnya tidak disingkat – singkat (wr wb), misal jadi : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, dan ini mungkin berlaku untuk semuanya, apakah untuk mahasiswa, dosen, ustadz, guru, dll.
“2. sebutkan identitas anda : dosen anda bukanlah phone book berjalan. dia tidak akan menyimpan semua nomor telepon mahasiswa di ponselnya. keterbatasan memory kemungkinan bisa jadi penyebabnya. jadi, sebaiknya anda sebutkan identitas anda. misalkan : saya irma suryani, kelas IF B…..”
Tanggapan saya :
Beda dosen, beda style. Setiap dosen biasanya mempunyai aturan – aturan tersendiri dalam berkomunikasi dengan mahasiswanya, ada dosen yang seneng di sms, ada dosen yang senengnya di telfon dan ada juga yang senengnya di email. Biasanya di awal kuliah ada sebagian dosen yang memberikan tata cara atau bagaimana format sms untuk mahasiswanya, misal : nama mahasiswa<spasi>kelas<spasi>jurusan<spasi>isi pesan.. tetapi ada juga dosen yang cuek saja, tidak memberikan aturan main ketika mau berkomunikasi dengan mahasiswanya. Jadi jangan salahkan mahasiswa jika isi sms nya bertele-tele, mungkin dosennya tidak memberikan aturan main bagaimana ber-sms yang baik dan benar.
“3. tuliskan keperluan anda dengan singkat dan jelas : jangan terlalu bertele-tele, singkat tapi tetap memperhatikan kesopanan. misalkan : hari ini saya ingin bimbingan skripsi, apakah ibu ada waktu?”
Tanggapan saya :
Sangat setuju, begitupun sebaliknya.
“4. ucapkan maaf untuk menunjukkan kerendahan hati anda”
Tanggapan saya :
Cenderung setuju, tapi jangan terlalu keseringan, takunya nanti kayak si mpok yang ada di sinetron komedi “Bajaj Bajuri”, sedikit – sedikt minta maaf.
“5. akhiri dengan ucapan terima kasih”
Tanggapan saya :
Setuju banget, begitupun sebaliknya.
“SMS adalah pesan singkat, kira-kira panjangnya 160 karakter. SMS bukan telegram, juga bukan email, jadi, tuliskan semuanya dalam pesan singkat, tapi tetap menjaga kesopanan”
Tanggapan saya :
Betul sekali, kita semua harus tetap menjaga kesopanan, apakah itu untuk dosen maupun mahasiswa/i. Seringkali cara berkomunikasi akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kultur, budaya, agama, status sosial, dll. Hal ini akan berimbas pada perbedaan persepsi dari nilai etika, kesopanan dan kewajaran. Meminum arak di daerah tertentu adalah hal yang wajar dan biasa dilakukan oleh masyarakatnya, tetapi di daerah yang lainnya akan menjadi hal yang berbeda, dimana arak adalah minuman yang diharamkan dan dilarang.
Demikian sekilas info tentang etika ber sms dengan mahasiswa/i versi saya. Yang pada intinya adalah sama saja dengan apa yang ditulis oleh penulis yang berjudul “etika ber sms dengan dosen”. Berfikir positif sepertinya akan lebih indah, ketika kita mendapatkan sms yang menurut kita isinya negatif, berfikirlah positif bahwa si pengirim tidak bermaksud seperti apa yang kita persepsikan.
Sebenarnya saya cenderung setuju dengan isi tulisan tersebut, dimana disana dituliskan tentang bagaimana cara ber-sms-an yang baik dari seorang mahasiswa/i kepada dosennya. Tetapi ada hal yang saya sesalkan, tulisan tersebut hanya dilihat dari salah satu sudut pandang saja, yaitu sudut pandang seorang dosen yang bersangkutan, tanpa ditulis bagaimana jika kasus tersebut dilihat dari sudut pandang yang lain, yaitu dari sudut pandang seorang mahasiswa/i.
Ok, sekarang saya akan coba menanggapi tulisan tersebut menurut versi saya sabagai mahasiswa (mungkin akan ada versi mahasiswa yang lainnya).
Di dalam tulisan dosen mengatakan :
“dosen pada umumnya orang yang usianya lebih tua dari anda, jadi, jangan memerintahkannya untuk melakukan sesuatu seperti anda ngobrol dengan teman anda. anda bisa memintanya dengan gaya yang lebih sopan. misalkan : saya membutuhkan slide kuliah ibu untuk bahan belajar, dimana saya bisa mendapatkannya bu?”
Tanggapan saya :
Kebetulan saya adalah seorang mahasiswa TUBEL (Tugas Belajar), jadi di kampus ada beberapa dosen yang usianya berada di bawah saya. “jangan memerintahkannya untuk melakukan sesuatu seperti anda ngobrol dengan teman anda. anda bisa memintanya dengan gaya yang lebih sopan”, terus kalau dosen (yang umurnya di bawah saya) akan memberikan tugas kepada saya kira – kira isi sms nya harus seperti apa ya?
tipe alay :
“SoRe bu..ApA be5ok 4da kul!ah Ga’ ea?”
“Oowh gitchu ya buk…., mu u cih bingits ya buk….”
bagi mahasiswa, tulisan 4L4y mungkin lucu dan menarik, tapi bagi dosen, tentu butuh waktu khusus untuk mencerna tulisan anda.
Tanggapan saya :
Memangnya dosen nggak ada yang 4L4y? Khususnya dosen muda, yang baru ngajar di kampus.
tipe sok penting :
“Bu, bimbingannya ndak jadi hari ini karena saya ada acara keluar. Besok saja jam 9. Trims”
“Bu, ini saya masih ngeprint, tunggu yaa…”
“Wah pagi saya nggak bisa e bu, Sore aja ya bu?”
Tanggapan saya :
Cenderung setuju, dengan catatan dosen juga jangan “sok penting” ketika ada halangan gak bisa ngajar atau ketika jadwal kuliah diundur – undur.
“dosen yang tidak membalas sms, kemungkinan ada beberapa sebab :
1. waktu yang kurang tepat
dosen pasti punya banyak waktu sibuk, diantaranya saat sedang mengajar, meeting ataupun sedang membimbing. jadi, pastikan anda tidak meng-sms di saat-saat jam sibuk. atau, bisa jadi anda terlalu pagi atau terlalu malam mengirim sms.”
Tanggapan saya :
Saya setuju dengan point ke 1 ini. Waktu yang kurang tepat sebenarnya bisa berlaku juga terhadap seorang mahasiswa/i. Misalnya ketika mahasiswa/i mempunyai kegiatan diluar jam kuliah, saat berkumpul bersama teman, saat ada acara keluarga ataupun ketika sibuk sedang mengerjakan tugas kuliah, tiba-tiba ada sms dari dosen yang membutuhkan konfirmasi saat itu juga. Terus mahasiswa/i harus bersikap bagaimana ketika berada pada keadaan tersebut? Dibiarkan saja atau langsung cepat membalasnya?
“2. cara atau etika kita kurang baik.
tipe-tipe sms diatas tentunya merupakan contoh sms yang kurang baik. jika anda mengirim sms dengan 4 tipe diatas, dan tidak dibalas, maka, bisa dipastikan dosen anda sedang “empet” sama anda.”
Tanggapan saya :
Cara bicara, cara penulisan atau etika sangat tergantung kepada faktor darimana mahasiswa tersebut berasal. Beda tempat, beda budaya, beda etika, beda bahasa, ini semua sangat berpengaruh pada proses komunikasi (gaya berkomunikasi), ini kata dosen mata kuliah ilmu komunikasi yang saya ikuti di kampus loh! Etika yang baik di suatu tempat belum tentu baik di tempat lainnya.
“3. HP mati, low batt atau pulsa habis
meskipun anda sudah berbahasa sopan, dikirim pada saat yang tepat, tapi HP dosen lowbatt atau habis pulsa, maka sms anda tidak akan dibalas. tapi saya yakin, jika dosen anda baik, dan sms anda sudah baik, setelah terisi pulsa/energy, dia akan segera membalas sms anda.”
Tanggapan saya :
Kejadian ini sering terjadi juga pada mahasiswa/i, terutama kasus “habis pulsa”, tetapi seorang mahasiswa/i biasanya akan segera mengisi pulsa di hpnya ketika mereka mendapatkan sms dari dosennya, terutama sms yang memerlukan konfirmasi yang segera.
“mengapa?
mengapa kita harus sopan? sopan santun dan etika, seringkali tidak pernah tertulis di buku pegangan mata kuliah, dan ST3 Telkom adalah salah satu perguruan tinggi yang mengedepankan karakter yang baik, bagi dosen maupun mahasiswanya. Kelak, anda akan punya atasan, punya mertua, kolega bisnis, dan sopan santun menjadi syarat mutlak berinteraksi. anda akan lebih banyak teman dan disukai orang tua. (ingat lagu peramah dan sopan ciptaan Pak Dal….”
Tanggapan saya :
“sopan santun dan etika, seringkali tidak pernah tertulis di buku pegangan mata kuliah”, nah ini yang harus menjadi acuan, sopan santun dan etika itu tidak ada ukuran bakunya, akan sangat dipengaruhi dan tergantung dari kebiasaan, adat, suku, budaya dan asal daerah darimana orang yang bersangkutan itu berasal.
“bagaimana sms yang baik?
1. dimulai dengan sapaan : assalamu’alaikum wr wb atau assalamu’alaikum (jangan disingkat : ass, mekum, askum, karena hakikatnya salam adalah doa, jadi jangan disingkat. dulu, saya pun pernah menggunakan singkatan “ass” untuk menunjukkan salam, tapi kemudian saya ditegur teman saya, bahwa “ass” kemungkinan akan diartikan “pantat” oleh orang yang menerima pesan), atau selamat pagi, siang, sore…..”
Tanggapan saya :
Saya sangat setuju, apalagi jika salamnya tidak disingkat – singkat (wr wb), misal jadi : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, dan ini mungkin berlaku untuk semuanya, apakah untuk mahasiswa, dosen, ustadz, guru, dll.
“2. sebutkan identitas anda : dosen anda bukanlah phone book berjalan. dia tidak akan menyimpan semua nomor telepon mahasiswa di ponselnya. keterbatasan memory kemungkinan bisa jadi penyebabnya. jadi, sebaiknya anda sebutkan identitas anda. misalkan : saya irma suryani, kelas IF B…..”
Tanggapan saya :
Beda dosen, beda style. Setiap dosen biasanya mempunyai aturan – aturan tersendiri dalam berkomunikasi dengan mahasiswanya, ada dosen yang seneng di sms, ada dosen yang senengnya di telfon dan ada juga yang senengnya di email. Biasanya di awal kuliah ada sebagian dosen yang memberikan tata cara atau bagaimana format sms untuk mahasiswanya, misal : nama mahasiswa<spasi>kelas<spasi>jurusan<spasi>isi pesan.. tetapi ada juga dosen yang cuek saja, tidak memberikan aturan main ketika mau berkomunikasi dengan mahasiswanya. Jadi jangan salahkan mahasiswa jika isi sms nya bertele-tele, mungkin dosennya tidak memberikan aturan main bagaimana ber-sms yang baik dan benar.
“3. tuliskan keperluan anda dengan singkat dan jelas : jangan terlalu bertele-tele, singkat tapi tetap memperhatikan kesopanan. misalkan : hari ini saya ingin bimbingan skripsi, apakah ibu ada waktu?”
Tanggapan saya :
Sangat setuju, begitupun sebaliknya.
“4. ucapkan maaf untuk menunjukkan kerendahan hati anda”
Tanggapan saya :
Cenderung setuju, tapi jangan terlalu keseringan, takunya nanti kayak si mpok yang ada di sinetron komedi “Bajaj Bajuri”, sedikit – sedikt minta maaf.
“5. akhiri dengan ucapan terima kasih”
Tanggapan saya :
Setuju banget, begitupun sebaliknya.
“SMS adalah pesan singkat, kira-kira panjangnya 160 karakter. SMS bukan telegram, juga bukan email, jadi, tuliskan semuanya dalam pesan singkat, tapi tetap menjaga kesopanan”
Tanggapan saya :
Betul sekali, kita semua harus tetap menjaga kesopanan, apakah itu untuk dosen maupun mahasiswa/i. Seringkali cara berkomunikasi akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kultur, budaya, agama, status sosial, dll. Hal ini akan berimbas pada perbedaan persepsi dari nilai etika, kesopanan dan kewajaran. Meminum arak di daerah tertentu adalah hal yang wajar dan biasa dilakukan oleh masyarakatnya, tetapi di daerah yang lainnya akan menjadi hal yang berbeda, dimana arak adalah minuman yang diharamkan dan dilarang.
Demikian sekilas info tentang etika ber sms dengan mahasiswa/i versi saya. Yang pada intinya adalah sama saja dengan apa yang ditulis oleh penulis yang berjudul “etika ber sms dengan dosen”. Berfikir positif sepertinya akan lebih indah, ketika kita mendapatkan sms yang menurut kita isinya negatif, berfikirlah positif bahwa si pengirim tidak bermaksud seperti apa yang kita persepsikan.
Sekian agan - agan, semoga berkenan..

Sumur
Diubah oleh reza.ismail20 27-05-2014 22:16
0
6.2K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan