Mungkin judulnya terlalu mainstream.. heeheee
ane ambil sesuai foto di koran ini..
Ane Foto ini di koran ketika makan di warung deket kampus ane gan..
Sorry udah agak lecek korannya
Spoiler for foto asli:
Ane coba cari yang lebih jelas di mbah google
Spoiler for cari di internet:
Ini ada hubungannya tentang pencurian soal di Lamongan. Pencurian tersebut dilakukan secara terstruktur oleh 70 kepala sekolah dan guru.
Spoiler for pict:
Spoiler for berita:
SURABAYA – Bocornya naskah soal ujian nasional (unas) SMA di Lamongan terjadi sangat terencana dan sistematis. Karena itu, sangat tidak mungkin hanya melibatkan kepala sekolah dan guru. Dinas Pendidikan (Dispendik) Lamongan diduga memiliki andil atau paling tidak mengetahuinya. Begitu pula pimpinan daerah Lamongan.
Dugaan keterlibatan pemerintah kabupaten itu muncul karena bocornya naskah soal unas tersebut diyakini tidak cuma terjadi tahun ini. Tetapi, minimal sejak tahun lalu atau bahkan lebih. Apalagi, dalam dua tahun sebelumnya, Lamongan selalu menempati peringkat pertama peraih nilai unas SMA terbaik di Jawa Timur.
Karena itu, pencurian naskah soal unas tersebut diduga juga melibatkan lembaga di atas kepala sekolah dan guru. ”Penyidikan kami belum sampai situ. Yang kami temukan baru sampai di level MKKS (musyawarah kerja kepala sekolah, Red),” kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Farman.
Berdasar hasil pengusutan Polrestabes Surabaya terkait dengan beredarnya kunci jawaban unas SMA di Kota Pahlawan, akhirnya memang diketahui bahwa itu berasal dari Lamongan. Kunci jawaban tersebut bukan abal-abal, melainkan berasal dari naskah soal unas SMA yang dicuri. Tidak main-main, pencurian itu melibatkan sekitar 70 kepala sekolah serta guru SMA negeri dan swasta di Lamongan.
Pencurian tersebut sangat terstruktur. Naskah soal dicuri ketika didistribusikan dari Polres Lamongan ke polsek-polsek. Para guru yang mengawal distribusi menjadi eksekutor pencurian dengan cara mengelabui petugas kepolisian yang turut dalam pengawalan. Petugas kepolisian itu diajak mampir ke rumah makan.
Saat makan itulah, salah seorang guru mencuri satu bundel amplop naskah yang berisi 20 model soal. Pencurian tersebut terjadi di enam titik. Yakni, Lamongan Kota, Babat, Bluluk, Ngimbang, Kedungpring, dan Karang Binangun. Di masing-masing titik, guru mencuri satu bundel amplop naskah satu mata pelajaran yang sudah disepakati.
Naskah yang sudah dicuri itu lantas dikerjakan guru-guru terpilih di dua posko di Bluluk dan Babat. Jawaban yang dihasilkan diberikan ke kepala sekolah, kemudian digandakan guru-guru pilihan untuk dibagikan ke siswa.
”Ini memang sangat terstruktur. Sangat terencana. Ada guru yang ditugasi mengelabui polisi dan yang mencuri. Ada guru yang mengerjakan naskahnya dan ada yang menggandakan. Tapi, sejauh ini penyidikan kami masih sampai di MKKS,” ungkap Farman.
Perwira dengan dua melati di pundaknya itu tidak memungkiri bahwa yang terlibat tidak kurang dari 70 orang. Sebanyak 40 orang di antaranya merupakan kepala sekolah dan guru dari SMA negeri. Sisanya adalah kepala sekolah dan guru asal SMA swasta. ”Ini antarkepala sekolah. Misalnya, ada lima kepala sekolah. Jika empat kepala sekolah menerima kunci jawaban, yang satu juga ingin mendapatkan. Motifnya ini karena prestise sekolah,” jelas Kapolrestabes Surabaya Kombespol Setija Junianta.
Tetapi, apakah bocornya naskah unas tersebut hanya berhenti di level MKKS? Logikanya jelas sangat tidak mungkin. Sebab, kecil kemungkinan kejadian yang sangat masif dan terstruktur tersebut tidak diketahui jajaran dispendik. Apalagi, itu melibatkan hampir semua sekolah di Lamongan.
Pimpinan daerah Lamongan pun diprediksi mengetahuinya. Sebab, selama ini tingkat kelulusan menjadi indikator keberhasilan kinerja kepala daerah. Semakin baik tingkat kelulusan dan peringkatnya, semakin moncer pula nama sang kepala daerah.
”Pernyataannya memang bisa seperti itu. Masak dinas pendidikan atau pimpinan daerah tidak mengetahuinya. Tapi, dari hasil penyidikan kami, yang kami temukan baru di tingkat MKKS,” ujar Farman.
Menurut perwira polisi asal Palembang tersebut, semuanya menjadi terang saat gelar perkara di Polda Jawa Timur. Dalam gelar perkara itu, bakal dipetakan secara detail kasus peredaran kunci jawaban dan pencurian naskah soal unas. Dari situ pula, dipetakan siapa-siapa yang harus bertanggung jawab. Khususnya, dalam kasus pencurian naskah soal unas.
Apakah 70 kepala sekolah dan guru yang terlibat itu layak dihukum atau hanya koordinatornya dan yang memiliki peran besar dalam pencurian? Selain itu, apakah penyidikannya berkembang ke tataran pihak lain, seperti dispendik? ”Semuanya nanti bisa dilihat dari gelar perkara. Agenda gelar perkara sudah dijadwalkan Senin nanti (19/5) di Mapolda Jawa Timur,” kata Farman. (fim/c7/end)
Sumber:
Jawapos.co.id
Namun dengan terbongkarnya kebocoran soal di sebagian besar wilayah, tidak membuat perguruan tinggi negeri (PTN) mengacuhkan hasil ujian nasional. Mereka tetap memakai nilai unas sebagai parameter penilaian seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), meski prosentasenya sangat rendah.
Spoiler for berita:
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Terbongkarnya kebocoran soal di sebagian besar wilayah, tidak membuat perguruan tinggi negeri (PTN) mengacuhkan hasil ujian nasional. Mereka tetap memakai nilai unas sebagai parameter penilaian seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), meski prosentasenya rendah.
Di ITS, nilai unas hanya dipakai lima hingga 10 persen sebagai pertimbangan kelulusan SNMPTN. Humas SNMPTN dari ITS Ismaini Zain mengungkapkan rendahnya prosentase nilai unas ini karena banyak parameter yang dipakai seperti indeks sekolah, indeks individu serta pertimbangan daerah.
Untuk indeks sekolah dilihat dari akreditasi, prestasi alumni yang berkuliah di ITS tiga tahun terakhir serta nilai SBMPTN siswa di sekolahtersebut tiga tahun berturut-turut. Sedangkan nilai individu dilihat dari nilai raport semester pertama hingga kelima serta prestasi lain yang relefan.
“Dengan melihat hal itu akhirnya kebijakan ITS hanya memakai nilai unas tak lebih dari 10 persen,”terang Ismaini yang juga panitia SNMPTN pusat.
Dalam memasukkan nilai unas, pihaknya memiliki teknik dan strategi tertentu, tak sekadar memasukkan prosentasenya saja.
Apakah ada pembedaan siswa dari daerah tertentu yang terindikasi kebocoran soal seperti Lamongan? Menurut Ismaini pembedaan itu sulit dilakukan. “Ini (nilai unas) kan individu, tidak boleh justice siswa. Bagaimana mana kita tahu kalau siswa itu pakai kunci jawaban atau tidak, kan susah sekali menentukan. Tetapi bagaimanapun semua materi yang masuk sudah kami pertimbangkan,”tandasnya.
Diungkapkan Ismaini, proses SNMPTN kini sedang memasuki finalisasi. Hari ini trakhir PTN mengupload hasil seleksi untuk peserta yang memilih PTN pertama.
Dari ITS yang memilih pertama ada 16.850 peserta. Dan pihaknya sudah mendapatkan 1.691 peserta yang lolos sementara untuk semua program studi.
Namun 1.691 peserta ini belum tentu lolos karena pihaknya masih akan melakukan proses seleksi peserta yang memilih ITS sebagai PTN kedua.
Proses seleksi pilihan kedua ini akan berlangsung mulai tanggal 22 hingga 24 Mei 2014. “Meski saat ini kami sudah mendapati daftar peserta yang lolos sesuai dengan kuota ITS, tetapi masih ada kemungkinan berubah. Bisa jadi peserta yang memilih ITS sebagai PTN kedua nilainya lebih baik sehingga bisa menggeser peserta sudah lebih dulu masuk,”terang doctor ilmu Statistika.
Proses seleksi kedua ini diserahkan ke masing-masing PTN. PTN yang tidak mau menyeleksi peserta yang memilihnya kedua, bisa langsung mengajukan hasil seleksi pertamanya saja.
Hasil terakhir seleksi ini selanjutnya akan dibawa dalam rapat rektor dan wakil rector yang akan berlangsung di Jakarta tanggal 25 hingga 27 Mei 2014. Di rapat ini akan dibahas sebaran mahasiswa terutama yang berada di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T). Bisa jadi kuota mahasiswa yang dipilih PTN akan bergeser lagi untuk memenuhi pemerataan daerah 3T.
Setelah semuanya disepakati, panitia pusat akan mengumumkan hasil finalnya pada tanggal 27 Mei 2014.
Humas SNMPT lainnya Bekti Cahyo Hidayanto mengatakan, hasil SNMPTN bisa dilihat di situs resmi www.snmptn.ac.idatau dilihat di lima PTN yakni ITS, UNdip, ITB, UI dan UGM.
“Untuk melihatnya bisa memasukkan nama dan tanggal lahir. Nanti akan dilihat dia masuk atau tidak. Jika masuk bisa dicek dia lulus di PTN dan jurusan apa. Karena hanya per orang sehingga tidak bisa melihat temannya kalau tidak tahu tanggal lahirnya,”tegasnya.
Biasanya Ujian Nasional dibuat peringkat, mana daerah yang prestasinya bagus mana yang kurang. Sebetulnya ane gak setuju cara itu. Semoga Unas ataupun apalah di tahun depan bisa lebih baik. "Tingkatan hanya menciptakan perpecahan. Untuk apa mempublikasikan kelemahan orang didepan umum"
Ane ngambil kata dari 3 Idiot gan.. ane bukan orang puitis soalnya
Spoiler for pict:
Saran ane, tetep semangat adik-adik yang sekarang sedang menjalani Unas dan SNMPTN. Semoga diterima di pilihan terbaikmu.
Mohon jika komeng jangan ane cuma share info.
Kalau berkenan gan, kalau dikasih terima kasih banyak, semoga yang ngasih keinginannya terkabul.
Ane gak mau Salam Perdamaian