- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
AMORPHOPHALLUS (Bunga Bangkai) Mekar di Kebun Raya Cibodas


TS
N3O5287
AMORPHOPHALLUS (Bunga Bangkai) Mekar di Kebun Raya Cibodas
[CENTER]TANAMAN BUNGA BANGKAI (AMORPHOPHALLUS) Mekar hari ini ( 30 April 2014 )[/CENTER]

Tanaman jenis (genus) Amorphophallus merupakan tumbuhan tropikal dan sub tropikal berasal dari suku (family) talas-talasan (Araceae) yang terdiri dari ratusan sepesies (species).
Di Indonesia spesies Amorphophallus yang terkenal adalah spesies “Amorphopallus Titanum” yang lebih dikenal dengan nama “Bunga Bangkai”, endemik (spesies asli dari suatu daerah) dari pulau Sumatera. Disebut bunga bangkai karena dari bunganya mengeluarkan bau seperti bau bangkai yang membusuk yang dimaksudkan untuk mengundang kumbang dan lalat sebagai penyerbuk bunganya.
Tanaman bunga bangkai ini merupakan tumbuhan dengan bunga “majemuk” (jantan dan betina dalam satu bunga) terbesar di dunia dan hidup didaerah hutan hujan (rain forest). Bunga bangkai telah diangkat sebagai bunga resmi bagi Provinsi Bengkulu.
“Bunga bangkai” sering dikacaukan atau dicampur adukkan dengan tanaman bunga Rafflesia (spesies Arnolldii) karena memang sama-sama mengeluarkan bau bangkai. Tanaman bunga bangkai (Amorphopallus Titanum) berbeda sekali dengan tanaman bunga “Rafflesia Arnoldii”.
Tumbuhan bunga bangkai memiliki 2 fase kehidupan yang muncul secara bergantian, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya bisa mencapai 6 m. Setelah beberapa tahun, organ vegetatif ini layu dan tinggal umbinya saja. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, maka bunga majemuknya akan muncul (fase generatif) . Apabila cadangan makanan kurang, maka akan tumbuh kembali daunnya .
Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini (bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri).
Bunga mekar untuk waktu 1 minggu, kemudian layu. Apabila pembuahan terjadi, akan terbentuklah buah-buah berwarna merah dengan biji pada bekas pangkal bunga. Biji-biji ini dapat ditanam untuk ditumbuhkan. Setelah bunga masak dan seluruh bagian bunga layu, maka umbi akan mengempis dan dorman (tidak aktif untuk periode tertentu). Apabila mendapat cukup air, maka umbi aka n bertunas dan dimulailah fase vegetatif.
Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74 m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, Jerman, mekar bunga bangkai dengan ketinggian 2,91 m. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia, mengklaim bahwa bunga bangkai yang mekar disana pada tanggal 11 Maret 2004 mencapai ketinggian 3,17 m.
Bunga bangkai (Amorphopallus Titanum) sekarang telah tersebar di berbagai tempat di penjuru dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani dan ahli-ahli penangkar. Di Amerika, bunga yang muncul seringkali diberi julukan atau nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung yang betah “menikmati” bau bangkainya.

Amorphopallus Titanum (Bunga bangkai)
*sumber Tulisan = Amorphophalus
*sumber Gambar = 1. Foto Pribadi (Kebun Raya Cibodas)
2. wikimedia.org
3. http://plantasyjardin.com
==========================================================
Sekilas tentang UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas - LIPI
Didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya). Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003 status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Lokasi Kebun Raya Cibodas – LIPI berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada ketinggian kurang lebih 1.300 – 1.425 meter di atas permukaan laut dengan luas 84,99 hektar. Temperatur rata-rata 20,06 °C, kelembaban 80,82 % dan rata-rata curah hujan 2.950 mm per tahun. Kebun Raya Cibodas merupakan tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil menikmati keindahan berbagai jenis tumbuhan yang berasal dari Indonesia dan negara-negara lain. Kebun Raya Cibodas berjarak ±100 KM dari Jakarta dan ± 80 KM dari Bandung.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2012, tiket masuk Kebun Raya Cibodas sejak tanggal 1 Maret 2013 adalah sebagai berikut:
1. Tiket masuk orang Rp 9.500,-
2. Tiket masuk kendaraan bermotor roda dua Rp 5.000,-
3. Tiket masuk kendaraan bermotor roda empat Rp 16.000,-

Tanaman jenis (genus) Amorphophallus merupakan tumbuhan tropikal dan sub tropikal berasal dari suku (family) talas-talasan (Araceae) yang terdiri dari ratusan sepesies (species).
Di Indonesia spesies Amorphophallus yang terkenal adalah spesies “Amorphopallus Titanum” yang lebih dikenal dengan nama “Bunga Bangkai”, endemik (spesies asli dari suatu daerah) dari pulau Sumatera. Disebut bunga bangkai karena dari bunganya mengeluarkan bau seperti bau bangkai yang membusuk yang dimaksudkan untuk mengundang kumbang dan lalat sebagai penyerbuk bunganya.
Tanaman bunga bangkai ini merupakan tumbuhan dengan bunga “majemuk” (jantan dan betina dalam satu bunga) terbesar di dunia dan hidup didaerah hutan hujan (rain forest). Bunga bangkai telah diangkat sebagai bunga resmi bagi Provinsi Bengkulu.
“Bunga bangkai” sering dikacaukan atau dicampur adukkan dengan tanaman bunga Rafflesia (spesies Arnolldii) karena memang sama-sama mengeluarkan bau bangkai. Tanaman bunga bangkai (Amorphopallus Titanum) berbeda sekali dengan tanaman bunga “Rafflesia Arnoldii”.
Tumbuhan bunga bangkai memiliki 2 fase kehidupan yang muncul secara bergantian, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya bisa mencapai 6 m. Setelah beberapa tahun, organ vegetatif ini layu dan tinggal umbinya saja. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, maka bunga majemuknya akan muncul (fase generatif) . Apabila cadangan makanan kurang, maka akan tumbuh kembali daunnya .
Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini (bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri).
Bunga mekar untuk waktu 1 minggu, kemudian layu. Apabila pembuahan terjadi, akan terbentuklah buah-buah berwarna merah dengan biji pada bekas pangkal bunga. Biji-biji ini dapat ditanam untuk ditumbuhkan. Setelah bunga masak dan seluruh bagian bunga layu, maka umbi akan mengempis dan dorman (tidak aktif untuk periode tertentu). Apabila mendapat cukup air, maka umbi aka n bertunas dan dimulailah fase vegetatif.
Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74 m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, Jerman, mekar bunga bangkai dengan ketinggian 2,91 m. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia, mengklaim bahwa bunga bangkai yang mekar disana pada tanggal 11 Maret 2004 mencapai ketinggian 3,17 m.
Bunga bangkai (Amorphopallus Titanum) sekarang telah tersebar di berbagai tempat di penjuru dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani dan ahli-ahli penangkar. Di Amerika, bunga yang muncul seringkali diberi julukan atau nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung yang betah “menikmati” bau bangkainya.

Amorphopallus Titanum (Bunga bangkai)
Spoiler for Penampakan:
*sumber Tulisan = Amorphophalus
*sumber Gambar = 1. Foto Pribadi (Kebun Raya Cibodas)
2. wikimedia.org
3. http://plantasyjardin.com
==========================================================
Sekilas tentang UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas - LIPI
Didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya). Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003 status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Lokasi Kebun Raya Cibodas – LIPI berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada ketinggian kurang lebih 1.300 – 1.425 meter di atas permukaan laut dengan luas 84,99 hektar. Temperatur rata-rata 20,06 °C, kelembaban 80,82 % dan rata-rata curah hujan 2.950 mm per tahun. Kebun Raya Cibodas merupakan tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil menikmati keindahan berbagai jenis tumbuhan yang berasal dari Indonesia dan negara-negara lain. Kebun Raya Cibodas berjarak ±100 KM dari Jakarta dan ± 80 KM dari Bandung.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2012, tiket masuk Kebun Raya Cibodas sejak tanggal 1 Maret 2013 adalah sebagai berikut:
1. Tiket masuk orang Rp 9.500,-
2. Tiket masuk kendaraan bermotor roda dua Rp 5.000,-
3. Tiket masuk kendaraan bermotor roda empat Rp 16.000,-


nona212 memberi reputasi
1
8.5K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan