- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pengamat Militer: Ironis bila Prabowo Jadi Presiden


TS
myJelita
Pengamat Militer: Ironis bila Prabowo Jadi Presiden

Pengamat Militer, Al Araf, menilai sangat ironis bila seseorang yang pernah dipecat TNI, yakni Prabowo Subianto, menjadi presiden RI. Pasalnya, presiden secara kultural merupakan panglima tertinggi bagi para prajurit TNI.
"Menjadi sangat aneh dan ironis bila orang yang pernah dipecat TNI justru menjadi panglima tertinggi TNI," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/5/2014).
Menurut Al Araf, pencapresan Prabowo bermasalah secara etika, sebab pemecatan yang dilakukan institusi TNI terhadap Prabowo merupakan hal yang buruk buat Prabowo. Ia menambahkan pemecatan adalah hukuman terberat karena berarti dianggap tak pantas menjadi bagian dari korps.
"Makanya seorang presiden sebaiknya orang yang tidak memiliki masalah secara etika," cetus Al Araf seraya mengatakan demi menjaga moralitas prajurit, seorang panglima tertinggi TNI sebaiknya figur yang bebas dari masalah pemecatan.
Ia juga mengingatkan agar jangan sampai infrastruktur TNI dan komando teritorialnya dimanfaatkan demi memenangkan capres berlatar belakang militer. "Apalagi dia memiliki kelemahan di dalam rekam jejak yang buruk. Malah, dia naik pangkat tiga kali dalam 1,5 tahun saat masih di TNI. Nepotismenya kuat sekali," jelasnya.
http://pemilu.metrotvnews.com/read/2...-jadi-presiden
'Capres Militer tak Menjamin Bisa Tegas'

pengamat militer dari Imparsial, Al Araf
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemikiran bahwa calon presiden (capres) dari militer cenderung lebih tegas dalam memimpin dimentahkan pengamat militer dari Imparsial, Al Araf. Karena menurut dia, ketegasan dalam memimpin tidak hanya merujuk pada latar belakang militer.
"Dalam kepemimpinan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dengan latar belakang militer, ternyata terlihat jelas adanya nuansa keragu-raguan. Oleh karena itu masyarakat harus meninggalkan cara pandang bahwa pemimpin dari militer itu akan bisa bersikap tegas," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/6).
Soal hasil lembaga survei yang memunculkan nama-nama capres dari kalangan militer, menurut Al Araf, hal itu tidak bisa menjadi jaminan bahwa masyarakat menginginkan sosok semacam itu. "Saya kok ragu dengan lembaga survei dalam menjelaskan hasil surveinya, mengingat akuntabilitas survei yang ada selama ini sangat minim," katanya.
Hasil survei itu, kata Al Araf, terkadang lebih bertujuan untuk menggiring opini publik untuk memilih calon tertentu. Dengan asumsi itu, saat ini ia lebih condong agar pemimpin Indonesia ke depan sebaiknya adalah wajah-wajah baru. "Yang kita butuhkan sekarang ini adalah sosok dan figur yang baru," tandasnya.
http://www.republika.co.id/berita/na...min-bisa-tegas
Tamatlah sudah karier Prabowo.

Berseragam loreng lengkap dengan kopel dan senjata, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Letjen Prabowo Subianto datang ke Wisma Negara, pada 22 Mei 1998. Misi Prabowo jelas, ingin menghadap Presiden BJ Habibie .
Prabowo datang dengan dua kendaraan, salah satunya ditumpangi oleh pengawal. Anak begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu ingin menanyakan jabatannya yang baru saja dicopot. Sebelum bertemu Habibie , Prabowo diperiksa secara ketat, senjata yang dibawa juga dilucuti oleh pasukan pengawal presiden.
Pencopotan dilakukan karena adanya informasi pergerakan pasukan di bawah kendali Prabowo. Adalah Menhankam/Pangab Jenderal Wiranto yang melaporkan hal tersebut. Tanpa berpikir panjang Habibie langsung mengambil keputusan.
Setelah diberi izin masuk ke dalam ruangan, keduanya yang memang dikenal akrab saling peluk dan mencium pipi. Kemudian, sempat terjadi dialog dalam bahasa Inggis, sebelum akhirnya Prabowo berbicara dengan nada tinggi.
"Ini penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto . Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad," tegas Prabowo dikutip dalam buku Prabowo: Ksatria Pengawal Macan Asia karya Femi Adi Soempeno dan Firlana Laksitasari.
Habibie menjawab, "Anda tidak dipecat, tapi jabatan anda diganti."
Prabowo balik bertanya, "Mengapa?" Habibie kemudian menjelaskan bahwa ia menerima laporan dari Pangab bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan, dan Istana Negara.
"Saya bermaksud mengamankan Presiden," kata Prabowo.
"Itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggung jawab langsung pada Pangab dan bukan tugas anda," jawab Habibie .
"Presiden apa anda? Anda naif? jawab Prabowo dengan nada marah.
"Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan," jawab Habibie .
"Atas nama ayah saya, Prof Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto , saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad," kata Prabowo.
Habibie menjawab dengan nada tegas, "Tidak! Sampai matahari terbenam anda sudah harus menyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yang baru. Saya bersedia mengangkat anda menjadi duta besar di mana saja!"
"Yang saya kehendaki adalah pasukan saya!" jawab Prabowo.
"Ini tidak mungkin, Prabowo," tegas Habibie .
Ketika perdebatan masih berlangsung seru, Habibie kemudian menuturkan bahwa Letjen Sintong Panjaitan masuk sembari menyatakan kepada Prabowo bahwa waktu pertemuan sudah habis.
"Jenderal, Bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap segera meninggalkan ruangan," kata Letjen Sintong Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai penasihat militer presiden.
Setelah itu Prabowo menempati posisi baru sebagai Komandan Sekolah Staf Komando (Dansesko) ABRI menggantikan Letjen Arie J Kumaat. Prabowo mengisahkan serah terima jabatan dilakukan secara sederhana dan tertutup.
"Belum pernah ada perwira tinggi dipermalukan institusinya, seperti yang saya alami," kata Prabowo.
Selanjutnya, Prabowo harus menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira. Prabowo disinyalir terlibat dalam penculikan aktivis saat masih menjabat sebagai Danjen Kopassus. 15 Perwira tinggi bintang tiga dan empat mengusulkan ke Pangab agar Prabowo dipecat.
"Saya paham, dewan ini sudah bersidang dengan susah payah selama sebulan dan orang-orangnya berpengalaman. Maka, saya (acc) setuju," kata Wiranto .
Tamatlah sudah karier Prabowo.
Presiden kok bahaya, jadi takut

Kan ada DPR

Diubah oleh myJelita 26-05-2014 22:42
0
4K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan