Karena pertimbangan dari forum sebelah,, saya pindahkan kesini..

Tolong ditelaah dulu,, jangan fanatiknya dulu yang maju..

Kalau saya sendiri pribadi tidak terlalu tertarik sm isu SARA negatif tentang JKW.. Atau bahkan tidak suka JKW, justru saya suka kesederhanaanya.. Yang tidak saya suka itu:

1. PDIP nya.. Terlalu banyak dan majemuk kepentingan di dalamnya..
2. JKW tidak menyelesaikan masa jabatannya sbg gubernur DKI selama 5th sesuai janjinya..
3. JKW memilih menuruti kemauan megawati ketimbang hati nurani dan janjinya..
Seharusnya kedudukan JKW sbg Gub. Lebih berkuasa drpd Ketum Partai..
4. Mungkin ada yang mau menambahkan..

Itu menurut saya saja.. Suka atau tidak ya monggo..
Saya hanya mencoba berpikir logis..
Bahwa untuk jadi presiden itu tidak cukup hanya pintar.. Terkenal.. Baik.. Tp harus memiliki kemampuan lebih seperti halnya sahabat2 Nabi..
Paling tidak mendekati lah.. Heehe

Saya tidak bermaksud melakukan kampanye atau provokasi, tetapi agan dsini masing-masing bisa mengambil kesimpulan sendiri..
Apakah yang saya katakan di atas salah/ tidak logis..

Saya menulisnya di forum ini, membutuhkan tanggapan yang lebih luas dari Rakyat Indonesia, bukan hanya teman-teman pribadi saya di facebook..

Salah seorang teman berkata "Bagi yg risih timeline nya isi soal capres-cawapres jgn jd warga Indonesia dehh, elo bisa ngepath, ngefacebook, bisa nyari makan itu jg krn politik !!!".. saya setuju..

Kita sebagai warga Indonesia harus sadar,, kebutuhan berpolitik atau lebih sederhananya (Nyoblos) itu penting,, lebih penting lagi kita tahu siapa dan apa yang kita pilih.. sebagai akibat negara ini menjalankan politik Demokrasi,, yang sebenarnya disini Rakyat adalah korban..

Korban menurut saya, kita semua tidak mengenal detail apa yang akan kita pilih,, sehingga dimanfaatkan oleh kepentingan-kepentingan tertentu,, contoh gampangnya : politik uang, kalau kita tengok lebih jauh, dan lebih banyak, itu akan sangat merugikan negara kita, terlebih diri kita sendiri nantinya..

Menurut saya, pemimpin atau wakil rakyat itu dipilih bukan dengan jalan demokrasi langsung.. demokrasi disini adalah voting alias coblosan.. Jelas-jelas dalam Pancasila/UUD 45 musyawarah untuk mufakat lebih diutamakan daripada voting/ pemungutan suara..

Yang menjadi pertanyaan, siapakah yang akan melakukan musyawarah..? kalau didalam islam dan jaman Nabi dahulu.. dilakukan oleh Ulama atau Orang yang ahli dalam pemerintahan, karena itu ulama harus pintar dan memiliki pemahaman ilmu lebih, karena dalam Al-Qur’an dan Hadits sendiri sudah lengkap menjelaskan tentang segala Hukum, Ilmu Politik dsb..

Bagaimana menurut anda..?.. sekali lagi bukan bermaksud memprovokasi.. kedepankan logika dan pemikiran kita.. agar Indonesia lebih baik, kita lebih baik.. dengan segala sesuatu yang lebih baik..

Siapa yang mau emas Papua di keruk terus menerus..? yang tadinya sebuah Gunung sekarang menjadi sebuah cekungan yang lebar.. ibaratnya untuk membayar hutang,, itu sudah lunas,, bahkan berlebih untuk mensejahterakan Bangsa ini.. Apa agan pikir ini tidak ada hubungannya Politik..?

Think again…!!!