liputan69.com
parung.Kekerasan fisik bisa meninggalkan luka untuk pasangan. Tapi, bagaimana jika itu merupakan pelecehan emosional? Kondisi tersebut tentunya tak meninggalkan bekas luka di fisik, tapi luka batin yang ditimbulkan bisa berlangsung selamanya.
Tak pernah ada kekerasan fisik tanpa pelecehan emosional.Relationship CoachLesli Doares menceritakan lebih dari satu kliennya mengatakan lebih suka kekerasan fisik dibanding pelecehan emosional karena luka fisik bisa sembuh.
"Serangan fisik tidak mungkin diabaikan, tapi yang verbal dan emosional lebih sulit untuk diidentifikai," kata Doares seperti dilansirYourTango, Sabtu (24/5/2014).
Doares mengatakan, ia termasuk wanita yang dilecehkan secara emosional., Kekasihnya begitu kasar tapi ia tak menyadarinya hingga bertahun-tahun lamanya. "Saya tak memiliki rasa yang cukup baik tentang perilaku yang seharusnya bisa ditolerir dan yang harus dibatasi, sehingga saya tak tahu kalau saya dilecehkan," katanya.
Doares bertahan dengan kekasihnya karena ia sangat ingin dicintai. Bahkan ia mengabaikan perlakuan kekasihnya.
Sayangnya, lanjut Doares, kekasihnya itu tak bisa mengubah perilakunya sehingga ia harus selalu menghadapi perlakuan kasarnya dan membiarkannya lolos setiap saat.
Ia mengatakan, apabila perempuan atau pria berada dalam hubungan yang secara emosional kasar, orang itu punya peran di dalamnya. "Itu bukan berarti Anda layak diperlakukan buruk, tapi itu juga bukan berarti Anda mengizinkannya," katanya.
Anda tentu begitu putus asa dicintai orang yang memiliki perilaku yang kasar. Agar Anda bisa keluar dari belenggu pelecehan emosional, kuncinya adalah Anda menghormati perasaan Anda sehingga Anda memiliki hubungan yang sehat.
"Saya belajar bahwa perasaan saya dan suara saya penting seperti halnya orang lain. Setelah saya meyakini keduanya, saya bisa mencintai dan dicintai dalam hubungan dewasa yang sehat," katanya.

Ayo tante2 warga bp.
Jangan mau di kasari misua :