Mungkin dari kita masih ingat betul kampanye duet Megawati - Prabowo pada Pemilu 2009. Selain memaparkan program kerja, mereka juga sibuk membangun citra.

Saat itu, Megawati berupaya keras memulihkan citra negatif pelanggar HAM yang menempel pada Prabowo. Tujuannya tentu bukan semata untuk membela Prabowo. Itu dilakukan Mega agar langkahnya menuju kursi RI 1 berjalan mulus.

“Dik Bowo itu tidak terlibat dalam pelanggaran HAM. Kalau dia terlibat, tidak mungkin menjadi wakil saya,” begitulah kurang lebih kata Mega saat itu.

Benar, pembelaan Mega itu semata untuk kepentingannya pribadi. Sekarang, ketika Mega dan Prabowo pecah kongsi, mustahil berharap Mega sudi membela Prabowo dari tudingan pelanggaran HAM yang kini muncul kembali.

Jangankan membela, saat ini Mega bahkan menjadi bagian dari pihak yang mengolok - ngolok Prabowo sebagai penjahat HAM. Isu tersebut digunakan untuk melemahkan Prabowo dan mengangkat Capresnya, Jokowi.

Tapi tampaknya upaya Mega untuk menjatuhkan Prabowo akan sulit. Pasalnya, track record Jokowi jauh lebih buruk ketimbang Prabowo. Apalagi saat ini dukungan masyarakat dan tokoh - tokoh masyarakat lebih besar kepada Prabowo ketimbang Jokowi. Terutama dukungan para tokoh - tokoh islam.

Sumber : http://politik.kompasiana.com/2014/0...am-658581.html