Manifesto perjuangan Partai Gerindra, terkait frasa “kemurnian agama”, terus dipersoalkan lawan-lawan politik pasangan capres/cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Aktivis HAM, Ratna Sarumpaet, menyatakan bahwa “pemurnian agama” ala Partai Gerindra itu mengkhianati sejarah dan melawan prinsip HAM. “Permunian Agama Gerindra hapus saja. Itu khianati sejarah. NKRI lahir dari bangsa-bangsa penganut berbagai kepercayaan. Butir 10 tentang Pemurnian Agama melawan prinsip HAM,” tegas Ratna di akun Twitter @RatnaSpaet.

Dalam Manifesto Perjuangan Partai Gerindra di halaman 40 tertulis: “Setiap orang berhak atas kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama/kepercayaan. Namun, pemerintah/negara wajib mengatur kebebasan di dalam menjalankan agama atau kepercayaan. Negara juga dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui oleh negara dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama.”

Terkait polemik frasa kemurnian agama itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, telah menjelaskan bahwa jaminan kemurnian agama yang tercantum dalam manifesto perjuangan Gerindra itu menguntungkan bagi setiap agama yang diakui oleh negara.

Menurut Fadli, tidak ada yang bertentangan dengan konstitusi dari Manifesto Gerindra. Sebagai Ketua Tim Penyusun manifesto itu, Fadli menegaskan bahwa manifesto itu disusun karena Gerindra tidak ingin ada sekte-sekte yang meresahkan masyarakat.

Sumber gan: http://goo.gl/L1Fmt8
ya kalau aliran sesat harus di Libas...................