Quote:
Jakarta - Masih ada waktu tersisa bagi partai politik untuk membentuk poros ketiga Capres, setelah Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Kesempatan itu ada di tangan Golkar dan Partai Demokrat (PD). Tapi naga-naganya, akan sulit memunculkan Capres ketiga, apalagi Demokrat sudah menyebut netral.
Semua bisa berubah memang bila Golkar menurunkan tawaran tak ngotot mengajukan sang Ketum Aburizal Bakrie menjadi Capres. Tapi kans itu amat kecil, Golkar tentu punya gengsi. Namun mau tak mau konsekuensinya memang cukup ironis, kedua partai ini tak mengusung pasangan Capres-Cawapres.
"Ironi Demokrat dan Golkar, mantan parpol pemenang harus menyerah sebelum tanding. Golkar tragis gara-gara keliru strategi, jadi kebingungan. Parpol pemenang kedua justru trancam gagal ajukan kandidat," kata pengamat politik Arie Sudjito, Senin (19/5/2014).
Arie menduga sebenarnya, apa yang dialami kedua partai ini karena aturan yang buat mereka sendiri di parlemen untuk syarat sebuah partai mengajukan diri menjadi presiden. Syarat ini yang pada akhirnya mengganjal mereka.
"Artinya PD dan Golkar mengalami sindrom pemenang. Mereka kualat. Yang buat aturan presidential treshold juga mreka. Tapi mreka kemakan aturan. Itu tidak diprediksi sebelumnya," jelas dia.
PD dan Golkar selama ini selalu mengatur syarat dalam pengajuan Capres dan Cawapres. "Kini mereka tidak berkutik. Salah langkah tragis dan ironi," terangnya.
Yang merisaukan kondisi di internal Golkar. Arie memprediksi akan terjadi gejolak di Golkar setelah Pilpres ini.
"Kegagalan Golkar ini mempercepat gejolak internal Golkar kedepannya. Kemungkinan kekeliruan langkah Golkar akan berdampak gejolak internal," tutup dia.
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...t-tanpa-capres
nah loo, kualat aturan mereka sendiri
