kyubi9Avatar border
TS
kyubi9
KENAPA GUA PILIH JOKOWI ??????
Kenapa Gue Memilih Jokowi?

“Sometimes we don’t remember that election is an act of choosing the lesser evil, not the greatest guy“. Iya, pemilu itu bukan soal milih orang baik, tapi nyari orang yang keburukannya paling sedikit.

Kemarin, dua pasangan bacapres-bacawapres resmi mendaftar ke KPU. Resmilah mereka dipanggil capres dan cawapres. Di semua akun media sosial gue, udah banyak berseliweran orang ngetwit ini, ngupdate status itu, nge-share link yang ngedukung atau ngejatuhin masing-masing calon.

Karena cuma ada dua kuda pacu, peluang dua putaran udah tertutup. Artinya 9 Juli nanti, pilihan lo (dan gue, dan seratus jutaan orang Indonesia lainnya) yang akan nentuin siapa Presiden-Wakil Presiden kita, paling gak untuk lima tahun (atau bahkan sepuluh tahun?) ke depan. Nah, pertanyaannya lo dukung yang mana?

***

Gue sendiri akan memilih Jokowi.

Kenapa?

Karena dialah the lesser evil itu.



Gue gak kenal Jokowi, tapi gue selalu mencoba mengikuti sepak terjangnya sejak pertama kali Jokowi diundang ke Mata Najwa beberapa tahun lalu. Dari pertama kali ngeliat Jokowi, baru pertama kali gue ngerasa Indonesia bener-bener punya harapan. Lo tau seseorang bukan orang biasa ketika dia bisa dipilih lebih dari 90% rakyatnya dalam sebuah pemilihan umum langsung.

Kalo lo gak punya Twitter dan gak pernah baca berita online, lo bisa ketik namanya di Google atau main ke Wikipedia buat baca profilnya dan apa aja yang udah dia kerjain. Tapi yang pasti: Jokowi gak pernah tersangkut kasus korupsi, Jokowi gak pernah dituduh terlibat penculikan dan penghilangan aktivis, dan Jokowi bukan dalang kerusuhan 1998. Jokowi juga gak punya anak yang harus dilindungi ketika menghilangkan nyawa orang lain dan dia bukan konglomerat yang kaya raya di atas penderitaan sekian ribu orang yang rumahnya banjir lumpur.

Capres pilihan gue berkoalisi dengan parpol lain, jelas. Koalisi tanpa syarat? Gak mungkin. Lo terima sesuatu dari orang lain, ya lo harus ngasih sesuatu. Yang pasti, gue akan punya Menkominfo yang baru. Kasihan amat negara ini kalo lima tahun ke depan mesti punya tiga atau empat orang “Menkominfo” lain akibat koalisi dagang sapi.

Tapi, visi-misi dan proker jagoan lo kalah sama pasangan satunya.

Iya, bisa jadi. Pertanyaanya kenapa? Nih ya kalo menurut gue:

1) Perbandingannya gak apple-to-apple. Yang satu kerja mulu: jadi walikota di Solo, jadi gubernur di Jakarta. Satu lagi, udah berambisi jadi presiden sejak lima tahun lalu. Sesuai logika, mana yang punya waktu lebih banyak? Mana yang bisa bikin esai lebih bagus?

2) Visi-misi dan proker itu cuma hitam di atas putih. SBY kan udah mau turun nih. Ada gak dari kita yang punya visi-misi dan rencana kerja dia dari lima atau bahkan sepuluh tahun lalu? Kalo ada yang punya, ada gak orang yang sekarang membandingkan rencana dan realisasinya?

3) Track record atau visi-misi? Gue pilih yang pertama.

Tapi, wapresnya Jusuf Kalla lho.

Iya. Gue juga gak terlalu setuju, tapi dibanding Ical? DIbanding Puan? Gue tau nama JK disangkutin sama kasus Century dan film Jagal-nya Joshua Oppenheimer. Tapi jangan lupa juga kalo dia yang terlibat aktif dalam mendamaikan Aceh vs. GAM. Jangan lupa juga kalo dia yang menginisiasikan konversi minyak tanah ke gas. Pasangan ideal ya Jokowi-Anies, atau Jokowi-Dahlan, atau Jokowi-Sri Mulyani, atau Jokowi-Mahfud MD, (Iya, yang terakhir harus gue revisi), tapi kalo dipikir-pikir lagi semuanya jadi masuk akal. JK punya kantung suara yang banyak dan dia gak mungkin maju di Pilpres 2019. Biasa, hitung-hitungan politik.

Tapi, Jokowi berkhianat sama DKI Jakarta.

Jujur gue selalu pengen ketawa kalo ada orang yang ngomong ini. Waktu dia mundur dari Walikota Solo untuk maju di pilgub DKI, apa iya dia berkhianat sama orang Solo? Gini, Barack Obama waktu terpilih jadi Presiden AS di tahun 2008, juga masih duduk di kursi Senat. Politik itu semua tentang momentum. Kalo Jokowi gak maju Pilgub DKI kemarin karena gak mau “berkhianat” dengan orang Solo, kita bakalan masih sering ngeliat muka Foke di TV. Ahok berkali-kali bilang, Jokowi nyapres bukan berarti dia meninggalkan Jakarta, justru dia pengen kolaborasi supaya pembangunan di Jakarta jadi lebih cepet lagi. Klise ya? Emang. Tapi, jangan lupa juga di saat Pemprov DKI sibuk mengatasi kemacetan, Kementerian Perindustrian malah meluncurkan mobil LCGC. Siapa yang bisa mengatur supaya semua Kementerian punya agenda yang sinkron dengan kementerian lain dan pemerintah provinsi? Iya betul, presiden.

tambahan dari gue lagi ada yang ngomong janji dan sumpah yang mengatasnamakan ISLAM

coba loe tengok Hadist sahih berikut

حَدثَنَا أَبُو النعْمَانِ مُحَمدُ بْنُ الْفَضْلِ حَدثَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ حَدثَنَا الْحَسَنُ حَدثَنَا عَبْدُ الرحْمَنِ بْنُ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ النبِي صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ يَا عَبْدَ الرحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنكَ إِنْ أُوتِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُوتِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفرْ عَنْ يَمِينِكَ وَأْتِ الذِي هُوَ خَيْرٌ

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'man Muhammad bin Fadhl telah menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim telah menceritakan kepada kami Al Hasan telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Samurah mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abdurrahman bin Samurah, Janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika engkau diberi (jabatan) karena meminta, kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu diberi dengan tidak meminta, kamu akan ditolong, dan jika kamu melakukan sumpah, kemudian kamu melihat suatu yang lebih baik, bayarlah kaffarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik."HR.Bukhari

http://id.lidwa.com/app/?k=bukhari&n=6132

Tapi, Jokowi cuma petugas partai.

Iya. Karena dia gak seambisius itu sampe mendirikan partai buat jadi kendaraan maju pilpres. Dulu, waktu dia jadi walikota Solo, apa dia bukan petugas partai? Sekarang, saat dia menjabat Gubernur DKI, apa dia bukan petugas partai? Ahok, kader Gerindra, apa bukan petugas partai? Ridwan Kamil, kader Gerindra, apa bukan petugas partai? Apa seorang petugas partai gak bisa menjadi pemimpin yang baik? Apa waktu Jokowi si petugas partai ini, jadi Walikota dan Gubernur, semua keputusan harus “menurut persetujuan ketua partai” dulu?

Dan, masih banyak tapi-tapi lainnya.

***

Gue bikin tulisan ini cuma buat nge-share pandangan pribadi. Tulisan ini dibuat bukan untuk memaksakan pilihan. Jangan lupa, sekarang bukan zamannya lagi LUBER. LUBER itu cuma strategi Orde Baru untuk mencegah orang bertukar pendapat tentang pilihannya dan kritis terhadap pilihan yang ada. Sekarang masanya lo (dan gue) mendiskusikan pilihan kita. Semua orang punya pilihan, dan gue hargai itu.

Dan dari pilihan yang ada, gue akan memilih Jokowi jadi Presiden Republik Indonesia.



P.S. Buat yang berencana golput, jangan lupa dari 186 juta pemilih yang berhak mengikuti pemilu legislatif kemarin, hanya 120 juta yang dipakai. Sampai sekarang, gue masih percaya kalo Golput bukanlah sebuah pilihan
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2.6K
4
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan