- Beranda
- Komunitas
- News
- UKM
Berkoperasi, bisa Belanja Lebih murah dari Pasar Tradisional Juga Supermarket


TS
vencedorid
Berkoperasi, bisa Belanja Lebih murah dari Pasar Tradisional Juga Supermarket
Belanja adalah aktivitas mengasyikan bisa dibilang hampir bagi semua orang. Namun, belanja bisa menjadi hal "tidak enak" manakala harga barang2 tinggi dan budget kita pas-pasan, sehingga tidak semua kebutuhan bisa dibeli. Lalu, bagaimana caranya agar bisa belanja dengan harga lebih murah daripada di pasar atau supermarket?
Ada sebuah wacana bagus tentang konsep belanja yang digagas bung Hatta dari zaman dulu. Konsep tersebut adalah berkoperasi. Berkoperasi sederhananya berarti belanja bersama-sama, bareng-bareng. Sehingga, jika masyarakat biasanya belanja ketengan per orangan, dengan berkoperasi menjadi belanja grosiran, jumlah banyak.
Kalau masyarakat kita meyadari dan menjalankan konsep koperasi dalam belanja kebutuhan rutin keluarganya, maka mereka bisa dapat harga jauh lebih murah daripada belanja di swalayan atau pun pasar tradisional.
Sederhananya begini. Jika dalam satu RW ada 500 KK, maka bisa dipastikan tiap KK memiliki kebutuhan harian, mingguan, dan bulanan yang fix, baik jenis barangnya maupun jumlahnya.
Contoh beberapa kebutuhan pasti tiap KK adalah:
1. Beras misal @ 25kg/bulan
2. Sabun mandi 1 paket
3. Odol 1 paket
4. Gas LPG 1 tabung
5. Bumbu dapur 1 paket
6. Kebutuhan2 lainnya 1 paket
Anggap saja total belanja bulanan per KK 1.000.000 per bulan (biar gampang ngitungnya)
Jika satu RW (500 KK) mereka belanja bersama dalam wadah koperasi, maka akumulasinya menjadi:
1. Beras misal @ 12.500 kg/bulan
2. Sabun mandi 500 paket
3. Odol 500 paket
4. Gas LPG 500 tabung
5. Bumbu dapur 500 paket
6. Kebutuhan2 lainnya 500 paket
Nilai belanja total mereka (1 RW/500 KK) dalam satu bulan adalah 1jt x 500: 500.000.000
Bisa dibandingkan, belanja barang ketengan dengan belanja jumlah besar pasti lebih murah belanja dlam jumlah besar.
Nilai 500jt ini jika yang menjadi anggota kopesari hanya 1 RW dengan jumlah populasi 500 KK. Bayangkan jika dalam satu kelurahan ada 5 RW dengan jumlah KK yang sama pada masing-masingnya dan semuanya menjadi anggota koperasi, maka nilai akumulasi belanja satu keluarahan tersebut adalah 500jt x 5 RW = 2,5 Milyar.
Wow bukan??!!! Semakin banyak anggota bergabung, semakin besar nilai belanja, maka akan semakin murah harga barang2 yang dibeli.
Setelah itu, koperasi (melalui rapat anggota) bisa menentukan sendiri harga jual kepada anggotanya. Artinya anggota bisa menentukan berapa keuntungan bersama nantinya yang bisa mereka peroleh. Kesimpulannya, dengan koperasi anggota bisa menentukan harga barang yang mereka butuhkan (khsusus anggota, ke non anggota harga pasaran). Selain itu, anggota juga bisa mendapat keuntungan bersama yang dikenal dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU) yang bisa dinikmati tahunan.
Selebihnya, koperasi bisa membuat inovasi seperti deliveri gratis utk anggota, dengan motto "anda bisa mendapatkan apapun sebelum melewati pintu".
Setelah itu, koperasi bisa terus membuat pengembangan dari sisi bisnis. Satu contoh, siapa sangka salah satu supermarket ternama, Ca****our, adalah salah unit usaha di salah satu koperasi di Prancis. Dahsyat bukan....??!!
Satu hal, konsep ini bukan sesuatu yang mustahil, walaupun bukan hal mudah untuk mengimplementasikannya, pasti banyak tantangan yang dihadapi.
Ada yang berani mencoba??!!!
Ada sebuah wacana bagus tentang konsep belanja yang digagas bung Hatta dari zaman dulu. Konsep tersebut adalah berkoperasi. Berkoperasi sederhananya berarti belanja bersama-sama, bareng-bareng. Sehingga, jika masyarakat biasanya belanja ketengan per orangan, dengan berkoperasi menjadi belanja grosiran, jumlah banyak.
Kalau masyarakat kita meyadari dan menjalankan konsep koperasi dalam belanja kebutuhan rutin keluarganya, maka mereka bisa dapat harga jauh lebih murah daripada belanja di swalayan atau pun pasar tradisional.
Sederhananya begini. Jika dalam satu RW ada 500 KK, maka bisa dipastikan tiap KK memiliki kebutuhan harian, mingguan, dan bulanan yang fix, baik jenis barangnya maupun jumlahnya.
Contoh beberapa kebutuhan pasti tiap KK adalah:
1. Beras misal @ 25kg/bulan
2. Sabun mandi 1 paket
3. Odol 1 paket
4. Gas LPG 1 tabung
5. Bumbu dapur 1 paket
6. Kebutuhan2 lainnya 1 paket
Anggap saja total belanja bulanan per KK 1.000.000 per bulan (biar gampang ngitungnya)
Jika satu RW (500 KK) mereka belanja bersama dalam wadah koperasi, maka akumulasinya menjadi:
1. Beras misal @ 12.500 kg/bulan
2. Sabun mandi 500 paket
3. Odol 500 paket
4. Gas LPG 500 tabung
5. Bumbu dapur 500 paket
6. Kebutuhan2 lainnya 500 paket
Nilai belanja total mereka (1 RW/500 KK) dalam satu bulan adalah 1jt x 500: 500.000.000
Bisa dibandingkan, belanja barang ketengan dengan belanja jumlah besar pasti lebih murah belanja dlam jumlah besar.
Nilai 500jt ini jika yang menjadi anggota kopesari hanya 1 RW dengan jumlah populasi 500 KK. Bayangkan jika dalam satu kelurahan ada 5 RW dengan jumlah KK yang sama pada masing-masingnya dan semuanya menjadi anggota koperasi, maka nilai akumulasi belanja satu keluarahan tersebut adalah 500jt x 5 RW = 2,5 Milyar.
Wow bukan??!!! Semakin banyak anggota bergabung, semakin besar nilai belanja, maka akan semakin murah harga barang2 yang dibeli.
Setelah itu, koperasi (melalui rapat anggota) bisa menentukan sendiri harga jual kepada anggotanya. Artinya anggota bisa menentukan berapa keuntungan bersama nantinya yang bisa mereka peroleh. Kesimpulannya, dengan koperasi anggota bisa menentukan harga barang yang mereka butuhkan (khsusus anggota, ke non anggota harga pasaran). Selain itu, anggota juga bisa mendapat keuntungan bersama yang dikenal dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU) yang bisa dinikmati tahunan.
Selebihnya, koperasi bisa membuat inovasi seperti deliveri gratis utk anggota, dengan motto "anda bisa mendapatkan apapun sebelum melewati pintu".
Setelah itu, koperasi bisa terus membuat pengembangan dari sisi bisnis. Satu contoh, siapa sangka salah satu supermarket ternama, Ca****our, adalah salah unit usaha di salah satu koperasi di Prancis. Dahsyat bukan....??!!
Satu hal, konsep ini bukan sesuatu yang mustahil, walaupun bukan hal mudah untuk mengimplementasikannya, pasti banyak tantangan yang dihadapi.
Ada yang berani mencoba??!!!
0
1.8K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan