Kaskus

News

ajibatataotobaAvatar border
TS
ajibatataotoba
Utang Prabowo Rp 14,3T, Utang Bakrie Rp 78 triliun
Utang Prabowo Rp 14,3T, Utang Bakrie Rp 78 triliun

Utang Prabowo Rp 14,3T, Utang Bakrie Rp 78 triliun

Utang Prabowo Rp 14,3T, Utang Bakrie Rp 78 triliun

http://bisnis.news.viva.co.id/news/r...rp14-3-triliun

VIVAnews - Perusahaan pengolahan kertas milik Prabowo Subianto, PT Kertas Nusantara (sebelumnya PT Kiani Kertas), Kamis 21 Juli 2011, mengadakan pertemuan lanjutan dengan 120 pemberi pinjaman atau debitor perusahaan.
Ini merupakan agenda lanjutan dari pertemuan Selasa lalu yang membahas permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang. Pertemuan kali ini dilaksanakan di Hotel Millennium, Jakarta Pusat, dan berlangsung tertutup.

Kertas Nusantara memiliki 161 kreditor, terdiri dari 136 kreditor konkuren, 18 kreditor istimewa, dan tujuh kreditor separatis. Namun, yang hadir hanya 120 kreditor, terdiri dari 113 kreditor konkuren dan tujuh kreditor separatis. "Sisanya tidak hadir," kata sumber VIVAnews.com yang mengikuti rapat tersebut.

Berdasarkan verifikasi kurator kepailitan dan pengurus PKPU, total utang Kertas Nusantara mencapai Rp14,31 triliun.

Agenda pertemuan kali ini merupakan pengambilan suara atas rencana penangguhan utang perusahaan, yaitu 20 tahun kreditor konkruen dan 15 tahun bagi kreditor separatis. Kreditor konkuren merupakan kreditor yang tidak dijamin aset perseroan, sedangkan kreditor separatis dijamin.

Melihat opsi penundaan utang yang terlalu lama, salah satu kreditor, yaitu PT Multi Alphabet Dinamika yang juga penggugat pailit, merasa kecewa. Mereka lalu meninggalkan ruangan atau walk out. "Multi Alphabet keluar nggak mau ambil suara," kata sumber itu.

Pengamatan VIVAnews.com di lokasi, sempat terjadi ketegangan di ruang rapat. Namun, penjagaan di sekitar ruang sangat ketat. Dua orang berpakaian safari dan dua berpakaian batik berjaga-jaga di depan pintu ruang.

Sementara itu kuasa hukum Multi Alphabet, Benemay menjelaskan bahwa pihaknya memilih walk out karena hakim pengawas tidak mengangkat seorang ahli untuk menilai keadaan dan proposal Kertas Nusantara. "Jadi tidak ada yang menilai proposal penundaan pembayaran utang itu layak dijalankan atau tidak," katanya kepada VIVAnews.com melalui sambungan telepon.

Sebelumnya pada Kamis 9 Juni 2011, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memerintahkan perusahaan milik pengusaha dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini membayar utang Rp142 miliar kepada salah satu kreditor, yaitu PT Multi Alphabet. Jika dalam 45 hari utang itu tidak dibayar, maka Kertas Nusantara terancam bangkrut. (umi)


http://www.merdeka.com/uang/bakrie-t...yar-utang.html

Merdeka.com - Sejak tahun lalu, Grup Konglomerasi Bakrie and Brothers aktif menjual pelbagai asetnya kepada investor asing maupun dalam negeri.

Penyebabnya sederhana. Bisnis mereka, terutama di bidang pengolahan tambang jatuh, padahal beban utang untuk pengembangan perusahaan banyak yang dalam kurs dolar. Ketika nilai tukar rupiah anjlok, utang mereka semakin menggelembung.

Faktor lain, fokus direksi sempat tersita habis menyelamatkan perusahaan batu bara BUMI Resources dari rongrongan investor Inggris Nathaniel Rothschild. Alhasil, usaha pembelian kembali saham BUMI yang sempat ramai diberitakan itu menguras harta calon presiden dari Partai Golkar ini cukup dalam.

Tanggungan utang 10 perusahaan yang masih dalam jaringan kepemilikan pengusaha Aburizal Bakrie itu lantas menggunung. Lembaga Katadata menaksir total utang Bakrie tahun lalu mencapai Rp 78 triliun.

Dalam kondisi terjepit, pemasukan bisnis-bisnis Bakrie tak juga oke. Arus kas dari kegiatan operasional seluruh perusahaan Grup Bakrie tahun lalu sebesar Rp 2,4 triliun, dan arus kas investasi Rp 2,5 triliun. Namun arus kas pendanaan minus Rp 5,3 triliun.

Dengan terpaksa, beberapa aset dan unit perusahaan pengolahan dilepas sahamnya oleh Bakrie. Anak dan cucu perusahaan yang musti dijual untuk membayar utang misalnya Seamless Pipe Indonesia Jaya, Bakrie Pipe Indonesia, South East Asian Pipe Indonesia, South East Asian Pipe, Bakrie Construction, Bakrie Building Industries.

Puncaknya, masyarakat terpana ketika perusahaan batu bara Bumi Resources milik Bakrie yang kinerjanya sempat moncer pada 2010, dibebani utang luar biasa besar, mencapai USD 295 miliar. Gurita usaha Bakrie, secara keseluruhan, sempat terancam bangkrut.

Kepercayaan investor melemah. Saham Bakrie and Brothers sempat turun 29 persen di Bursa Efek Indonesia. Di Bursa London, penanam modal tak lagi percaya pada kendali Bakrie, sehingga nilai saham Bumi Resources pernah merosot hingga 74 persen.

Meski harus jual aset ke sana-sini, direksi Grup Bakrie tak malu. Langkah itu bahkan menurut Direktur Utama Bakrie and Brothers Bobby Gafur Umar efektif menurunkan beban utang sepanjang 2012 hingga 40 persen.

Memang langkah Grup Bakrie menjual aset-aset tidak dilakukan gegabah. Porsi saham yang dilepas berada di kisaran 40-75 persen kepada investor yang berminat.

Sampai triwulan II tahun ini, aksi jual aset rupanya masih harus dilakukan direksi. Kini, giliran anak perusahaan Bakrie bidang minyak dan gas, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang sebagian sahamnya dijual kepada investor asing.

Grup Bakrie menandatangani perjanjian untuk menjual 10 persen kepemilikannya di blok Masela PSC kepada INPEX Masela Ltd dan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited, dua hari lalu.

Seperti biasa, perseroan mengakui pelepasan 10 persen kepemilikan Blok Masela ditempuh untuk melunasi sebagian fasilitas pinjamannya, sehingga akan menurunkan jumlah beban utang perusahaan inti.

Nantinya, melalui perjanjian ini juga digunakan untuk membiayai keperluan modal kerja dan belanja modal untuk meningkatkan produksinya. Sebelumnya, blok Masela PSC yang berlokasi di lautan Arafura diestimasikan memiliki cadangan terbukti dan terukur sebesar 18,47 triliun kaki kubik gas.

Sebetulnya, kinerja anak perusahaan ini tidak buruk. Pada triwulan pertama tahun ini, ENRG berhasil memproduksi 48.500 barel setara minyak. Meski sudah dilepas 10 persen, Energi Mega Persada sekarang mengelola 11 blok minyak dan gas, serta produk turunannya.

Selesai jual sebagian aset di Masela, rencana Bakrie menjual anak usahanya tampaknya belum akan berhenti sampai waktu cukup lama. Tiga anak perusahaan BUMI Resources dijadwalkan dilepas tahun ini.

Selain itu, publik masih menunggu, siapakah yang membeli lini usaha Bakrie yang utama, PT Visi Media Asia (VIVA) yang menaungi stasiun televisi ANTV dan TVOne. Pengusaha terkaya ke-5 Indonesia Chairul Tanjung sudah terang-terangan mengakui berhasrat membeli tunai perusahaan Bakrie yang masih meraup untung besar tersebut.

Namun tidak menutup kemungkinan, Taipan MNC Harry Tanoesoedibjo turut melakukan penawaran. Apalagi, pemilik stasiun televisi RCTI itu sudah mengambil beberapa aset keluarga Bakrie. Aset tersebut adalah Bakrie Toll Road dan Lido Lakes Resort.

Ke depan, publik tinggal menunggu, mana saja aset Bakrie yang dilepas sampai jerat utang ini berakhir.

[youtube]0CeniKfeLxs
ngeri ngeri sedap juga kalau pemimpin banyak hutang.

Bisa bisa semua dibawa kabur buat bayar hutang.emoticon-Ngakak[/youtube]
Diubah oleh ajibatataotoba 12-05-2014 20:29
0
5.3K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan