

TS
bpjskesehatan
Udah Tau yang Namanya Skrining Kesehatan Gan? Monggo Disimak...
Apa itu skrining kesehatan?
Skrining kesehatan adalah bentuk deteksi dini untuk penyakit yang berpotensi menimbulkan biaya besar. Ada dua jenis skrining kesehatan yang ditanggung BPJS Kesehatan. Pertama, skrining untuk preventif primer atau skrining riwayat kesehatan. Skrining ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit yang menjadi fokus pengendalian BPJS Kesehatan, yaitu Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi.
Kedua, skrining untuk preventif sekunder selektif. Skrining ini ditujukan bagi peserta yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit kronis berdasarkan hasil skrining riwayat kesehatan dan deteksi kanker. Deteksi kanker merupakan pencegahan dini terhadap kanker leher rahim pada wanita yang sudah menikah dan kanker payudara.
Kenapa diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi jadi fokus utama BPJS Kesehatan?
Karena kedua penyakit tersebut adalah jenis penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia dan berpotensi membutuhkan biaya yang tinggi dalam proses perawatannya. Dari data Diabetes Care (2004), diperkirakan tahun 2030 mendatang, prevalensi diabetes melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Hampir 80% prevalensi diabetes melitus adalah diabetes melitus tipe 2, artinya bahwa gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi penyakit ini.
Sementara itu, data Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia menyebutkan bahwa hipertensi berada pada peringkat teratas penyebab kematian sekitar 7 juta penduduk Indonesia. Sebanyak 76% kasus hipertensi tidak terdiagnosis sejak awal. Penanganan yang terlambat menyebabkan kerusakan organ seperti stroke, kebutaan, penyakit jantung, ginjal, dan gangguan fungsi pembuluh darah.
Data dari BPJS Kesehatan per Januari 2014 juga menunjukkan dari 10 diagnosa penyakit terbanyak Rawat Jalan Tingkat Pertama, terdapat 16.291 kasus diabetes melitus dan 47.706 kasus hipertensi.
Melalui skrining kesehatan, kita dapat melakukan pencegahan dan penanganan lebih dini terhadap penyakit diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi, sehingga angka penderita kedua jenis penyakit ini di Indonesia dapat diturunkan.
Bagaimana dengan kanker?
Tenang, melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan, sista juga bisa memeriksakan diri sedini mungkin agar terhindar dari kanker payudara dan kanker leher rahim atau kanker serviks. Sejak tahun 1970 hingga sekarang, kedua penyakit tersebut berada di peringkat teratas dalam daftar kanker yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia.
Hampir sama dengan kasus diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi, banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa mereka beresiko terkena kanker payudara dan kanker serviks. Masih banyak orang yang merasa malu untuk memeriksakan diri. Celakanya, seringkali mereka terlambat memeriksakan diri ke dokter, sehingga tak terasa kanker sudah mencapai stadium tinggi serta membutuhkan resiko dan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatannya. Nah, dengan melakukan skrining kesehatan, kita dapat mendeteksi seberapa tinggi resiko kita mengidap kanker tersebut.
Siapa saja yang ditanggung biaya pelayanan skrining kesehatannya?
Semua peserta BPJS Kesehatan yang berusia 30 tahun ke atas bisa melakukan skrining riwayat kesehatan. Sementara untuk deteksi kanker dapat dilakukan oleh semua wanita yang menjadi peserta BPJS Kesehatan yang pernah menikah dan wanita yang beresiko (berusia 30 tahun ke atas).
Bagaimana bentuk pelaksanaannya?
Skrining riwayat kesehatan dilakukan dengan cara pengisisan riwayat kesehatan setiap 1 (satu) tahun sekali bagi peserta BPJS Kesehatan. Untuk deteksi kanker serviks, dilakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA) dan Pap Smear. Sedangkan untuk deteksi kanker payudara, dilakukan dengan metode Clinical Breast Examination (CEB).
CEB adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dan terlatih. Jadi, tak perlu malu untuk melakukan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada pada payudara dan untuk mengevaluasi kanker payudara pada tahap dini sebelum berkembang ke tahap yang lebih lanjut.
Yang terpenting adalah jangan ragu untuk bersikap terbuka kepada tenaga kesehatan yang memeriksa sista. Sebab, data riwayat kesehatan sista, keluarga sista, serta semua cerita dan keluhan seputar kesehatan sista dapat berguna untuk menentukan hasil pemeriksaan.
Bagaimana alur skrining riwayat kesehatan yang harus dilakukan penderita diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi?
Pertama, pastikan agan / sista terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. agan / sista dapat mendatangi fasilitas kesehatan tingkat pertama (dokter, puskesmas, atau klinik) yang tercantum dalam kartu BPJS Kesehatan agan / sista untuk mengisi formulir skrining riwayat kesehatan. Selanjutnya, petugas kesehatan akan memasukkan data agan / sista ke dalam aplikasi untuk dianalisa oleh Kantor Cabang BPJS Kesehatan.
Jika dari hasil pemeriksaan data tersebut agan / sista dinyatakan ‘normal’ atau berstatus ‘resiko sedang’, maka agan / sista akan dapat berkonsultasi dengan petugas kesehatan tentang bagaimana mencegah penyakit diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi.
Apabila agan / sista termasuk berstatus ‘resiko tinggi’, maka petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan penunjang penegakan diagnosa. Jika agan / sista beresiko tinggi mengidap penyakit diabetes melitus tipe 2, maka kadar gula darah agan / sista akan diperiksa. Pemeriksaan juga akan dilakukan oleh petugas kesehatan jika agan / sista memiliki potensi hipertensi.
Jika agan / sista terdiagnosa menderita diabetes melitus tipe dua dan hipertensi, maka BPJS Kesehatan akan menyediakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Bentuk pelaksanaan Prolanis meliputi aktivitas konsultasi medis/edukasi, Home Visit, Reminder, aktivitas club dan pemantauan status kesehatan.
Bagaimana kriteria wanita yang beresiko tinggi menderita kanker serviks dan kanker payudara?
Kriteria wanita yang beresiko tinggi mengidap kanker serviks antara lain menikah atau melakukan hubungan seksual pada usia muda, sering melahirkan, merokok, berganti-ganti pasangan seksual, dan memiliki infeksi menular seksual.
Sedangkan kriteria wanita yang beresiko tinggi mengidap kanker payudara antara lain memiliki keluarga yang pernah menderita kanker payudara, menstruasi dini, wanita yang mempunyai anak pertama di atas usia 30 tahun, tidak pernah menyusui, menopause usia lanjut, memiliki riwayat menderita tumor jinak payudara, melakukan terapi hormon, pajanan radiasi, kontrasepsi oral terlalu lama, mengonsumsi alkohol dan memiliki trauma terus-menerus.
Lalu bagaimana alur skrining kesehatan untuk deteksi kanker serviks?
Bagi peserta BPJS Kesehatan, sista dapat menandatangani formulir permohonan pelayanan pemeriksaan deteksi kanker di Kantor Cabang BPJS Kesehatan. Selanjutnya, kunjungilah fasilitas kesehatan tingkat pertama yang tercantum dalam Kartu BPJS Kesehatan sista untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA). Perlu diketahui, pemeriksaan Pap Smear merupakan langkah tindak lanjut dari hasil pemeriksaan IVA, yang dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan.
Jika sista beresiko rendah, maka petugas kesehatan akan memberi edukasi tentang pemeliharaan kesehatan mandiri pada sista. Jika sista terdiagnosa menderita kanker serviks, maka dapat dilakukan krioterapi di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ditunjuk untuk melayani sista.
Krioterapi adalah perusakan sel-sel pra-kanker dengan cara dibekukan (dengan membentuk bola es pada permukaan leher rahim). Tindakan ini dapat dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas oleh dokter umum/dokter spesialis kebidanan yang terlatih. Selanjutnya, sista dapat memperoleh pengobatan lebih lanjut jika diperlukan.
Catatan: Pemeriksaan IVA bagi peserta BPJS Kesehatan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali.
Kalau skrining deteksi resiko kanker payudara, bagaimana?
Caranya hampir sama dengan skrining kanker serviks. Jika sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, isilah formulir permohonan, kemudian data riwayat kesehatan sista akan dimasukkan petugas fasilitas kesehatan ke dalam aplikasi untuk dianalisa Kantor Cabang BPJS Kesehatan.
Jika sista tidak beresiko terkena kanker payudara, maka sista akan memperoleh penyuluhan pemeliharaan kesehatan mandiri oleh petugas kesehatan. Sedangkan jika sista memiliki resiko, maka akan dilakukan deteksi kanker payudara melalui metode Clinical Breast Examination (CBE) dan pemeriksaan lanjutan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Kalau resiko sista mengidap kanker payudara terbilang tinggi dan perlu penanganan khusus, maka sista akan dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan untuk menjalani mamografi dan pengobatan tertentu. Mamografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X dosis rendah untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista.
Semoga bermanfaat buat agan sista sekalian

Skrining kesehatan adalah bentuk deteksi dini untuk penyakit yang berpotensi menimbulkan biaya besar. Ada dua jenis skrining kesehatan yang ditanggung BPJS Kesehatan. Pertama, skrining untuk preventif primer atau skrining riwayat kesehatan. Skrining ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit yang menjadi fokus pengendalian BPJS Kesehatan, yaitu Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi.
Kedua, skrining untuk preventif sekunder selektif. Skrining ini ditujukan bagi peserta yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit kronis berdasarkan hasil skrining riwayat kesehatan dan deteksi kanker. Deteksi kanker merupakan pencegahan dini terhadap kanker leher rahim pada wanita yang sudah menikah dan kanker payudara.
Kenapa diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi jadi fokus utama BPJS Kesehatan?
Karena kedua penyakit tersebut adalah jenis penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia dan berpotensi membutuhkan biaya yang tinggi dalam proses perawatannya. Dari data Diabetes Care (2004), diperkirakan tahun 2030 mendatang, prevalensi diabetes melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Hampir 80% prevalensi diabetes melitus adalah diabetes melitus tipe 2, artinya bahwa gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi penyakit ini.
Sementara itu, data Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia menyebutkan bahwa hipertensi berada pada peringkat teratas penyebab kematian sekitar 7 juta penduduk Indonesia. Sebanyak 76% kasus hipertensi tidak terdiagnosis sejak awal. Penanganan yang terlambat menyebabkan kerusakan organ seperti stroke, kebutaan, penyakit jantung, ginjal, dan gangguan fungsi pembuluh darah.
Data dari BPJS Kesehatan per Januari 2014 juga menunjukkan dari 10 diagnosa penyakit terbanyak Rawat Jalan Tingkat Pertama, terdapat 16.291 kasus diabetes melitus dan 47.706 kasus hipertensi.
Melalui skrining kesehatan, kita dapat melakukan pencegahan dan penanganan lebih dini terhadap penyakit diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi, sehingga angka penderita kedua jenis penyakit ini di Indonesia dapat diturunkan.
Bagaimana dengan kanker?
Tenang, melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan, sista juga bisa memeriksakan diri sedini mungkin agar terhindar dari kanker payudara dan kanker leher rahim atau kanker serviks. Sejak tahun 1970 hingga sekarang, kedua penyakit tersebut berada di peringkat teratas dalam daftar kanker yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia.
Hampir sama dengan kasus diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi, banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa mereka beresiko terkena kanker payudara dan kanker serviks. Masih banyak orang yang merasa malu untuk memeriksakan diri. Celakanya, seringkali mereka terlambat memeriksakan diri ke dokter, sehingga tak terasa kanker sudah mencapai stadium tinggi serta membutuhkan resiko dan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatannya. Nah, dengan melakukan skrining kesehatan, kita dapat mendeteksi seberapa tinggi resiko kita mengidap kanker tersebut.
Siapa saja yang ditanggung biaya pelayanan skrining kesehatannya?
Semua peserta BPJS Kesehatan yang berusia 30 tahun ke atas bisa melakukan skrining riwayat kesehatan. Sementara untuk deteksi kanker dapat dilakukan oleh semua wanita yang menjadi peserta BPJS Kesehatan yang pernah menikah dan wanita yang beresiko (berusia 30 tahun ke atas).
Bagaimana bentuk pelaksanaannya?
Skrining riwayat kesehatan dilakukan dengan cara pengisisan riwayat kesehatan setiap 1 (satu) tahun sekali bagi peserta BPJS Kesehatan. Untuk deteksi kanker serviks, dilakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA) dan Pap Smear. Sedangkan untuk deteksi kanker payudara, dilakukan dengan metode Clinical Breast Examination (CEB).
CEB adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dan terlatih. Jadi, tak perlu malu untuk melakukan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada pada payudara dan untuk mengevaluasi kanker payudara pada tahap dini sebelum berkembang ke tahap yang lebih lanjut.
Yang terpenting adalah jangan ragu untuk bersikap terbuka kepada tenaga kesehatan yang memeriksa sista. Sebab, data riwayat kesehatan sista, keluarga sista, serta semua cerita dan keluhan seputar kesehatan sista dapat berguna untuk menentukan hasil pemeriksaan.
Bagaimana alur skrining riwayat kesehatan yang harus dilakukan penderita diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi?
Pertama, pastikan agan / sista terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. agan / sista dapat mendatangi fasilitas kesehatan tingkat pertama (dokter, puskesmas, atau klinik) yang tercantum dalam kartu BPJS Kesehatan agan / sista untuk mengisi formulir skrining riwayat kesehatan. Selanjutnya, petugas kesehatan akan memasukkan data agan / sista ke dalam aplikasi untuk dianalisa oleh Kantor Cabang BPJS Kesehatan.
Jika dari hasil pemeriksaan data tersebut agan / sista dinyatakan ‘normal’ atau berstatus ‘resiko sedang’, maka agan / sista akan dapat berkonsultasi dengan petugas kesehatan tentang bagaimana mencegah penyakit diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi.
Apabila agan / sista termasuk berstatus ‘resiko tinggi’, maka petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan penunjang penegakan diagnosa. Jika agan / sista beresiko tinggi mengidap penyakit diabetes melitus tipe 2, maka kadar gula darah agan / sista akan diperiksa. Pemeriksaan juga akan dilakukan oleh petugas kesehatan jika agan / sista memiliki potensi hipertensi.
Jika agan / sista terdiagnosa menderita diabetes melitus tipe dua dan hipertensi, maka BPJS Kesehatan akan menyediakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Bentuk pelaksanaan Prolanis meliputi aktivitas konsultasi medis/edukasi, Home Visit, Reminder, aktivitas club dan pemantauan status kesehatan.
Bagaimana kriteria wanita yang beresiko tinggi menderita kanker serviks dan kanker payudara?
Kriteria wanita yang beresiko tinggi mengidap kanker serviks antara lain menikah atau melakukan hubungan seksual pada usia muda, sering melahirkan, merokok, berganti-ganti pasangan seksual, dan memiliki infeksi menular seksual.
Sedangkan kriteria wanita yang beresiko tinggi mengidap kanker payudara antara lain memiliki keluarga yang pernah menderita kanker payudara, menstruasi dini, wanita yang mempunyai anak pertama di atas usia 30 tahun, tidak pernah menyusui, menopause usia lanjut, memiliki riwayat menderita tumor jinak payudara, melakukan terapi hormon, pajanan radiasi, kontrasepsi oral terlalu lama, mengonsumsi alkohol dan memiliki trauma terus-menerus.
Lalu bagaimana alur skrining kesehatan untuk deteksi kanker serviks?
Bagi peserta BPJS Kesehatan, sista dapat menandatangani formulir permohonan pelayanan pemeriksaan deteksi kanker di Kantor Cabang BPJS Kesehatan. Selanjutnya, kunjungilah fasilitas kesehatan tingkat pertama yang tercantum dalam Kartu BPJS Kesehatan sista untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA). Perlu diketahui, pemeriksaan Pap Smear merupakan langkah tindak lanjut dari hasil pemeriksaan IVA, yang dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan.
Jika sista beresiko rendah, maka petugas kesehatan akan memberi edukasi tentang pemeliharaan kesehatan mandiri pada sista. Jika sista terdiagnosa menderita kanker serviks, maka dapat dilakukan krioterapi di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ditunjuk untuk melayani sista.
Krioterapi adalah perusakan sel-sel pra-kanker dengan cara dibekukan (dengan membentuk bola es pada permukaan leher rahim). Tindakan ini dapat dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas oleh dokter umum/dokter spesialis kebidanan yang terlatih. Selanjutnya, sista dapat memperoleh pengobatan lebih lanjut jika diperlukan.
Catatan: Pemeriksaan IVA bagi peserta BPJS Kesehatan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali.
Kalau skrining deteksi resiko kanker payudara, bagaimana?
Caranya hampir sama dengan skrining kanker serviks. Jika sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, isilah formulir permohonan, kemudian data riwayat kesehatan sista akan dimasukkan petugas fasilitas kesehatan ke dalam aplikasi untuk dianalisa Kantor Cabang BPJS Kesehatan.
Jika sista tidak beresiko terkena kanker payudara, maka sista akan memperoleh penyuluhan pemeliharaan kesehatan mandiri oleh petugas kesehatan. Sedangkan jika sista memiliki resiko, maka akan dilakukan deteksi kanker payudara melalui metode Clinical Breast Examination (CBE) dan pemeriksaan lanjutan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Kalau resiko sista mengidap kanker payudara terbilang tinggi dan perlu penanganan khusus, maka sista akan dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan untuk menjalani mamografi dan pengobatan tertentu. Mamografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X dosis rendah untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista.
Semoga bermanfaat buat agan sista sekalian


0
17.2K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan