Korban bukan ane,tpi temen ane. Kronologi seperti ini.
1. Temen ane mau nikah,asal jogja Inisial Hk, calon istrinya KTP nya sukoharjo, inisial Ti.rencna mau nikah di Blora.dan berdua meminta surat rekomendasi di masing2 kota untuk bisa di rekomendasikan nikah KUA Blora(ditempat cew nya).
2. Si Hk meminta surat rekomendasi di Kua gamping,biaya Rp.60.000,ketika ditanya rincian,petugas menjawab dengan baik,dan menjelaskan prosedur dengan baik,intinya temen ane puas dengan rinciannya.(biaya standar pengurusan di Kua berkisar 50rb.)
3.ketika meminta surat rekomendasi untk pihak wanita di sukoharjo biaya diminta 200.000an tepat nya ane lupa.padahal hanya meminta surat rekomendasi. Ketika meminta penjelasan,petugas Mbulet,dan tdk bisa menjelaskan,ktanya ga beda nikah di sukoharjo dengan meminta surat rekomendasi nikah di beda tempat,dengan pelayanan yg agak ngotot pula.
4.temen ane nanya ketentuan darimana,ktanya ketentuan dari Kua setempat,ditanya siapa yg membuat ketentuan,eh malah marah.
5. Intinya korupsi dan sejenisnya bukan hanya di tmpat yg umum,tpi di KANTOR URUSAN AGAMA memungkinkan terjadi,ingat tentang korupsi dana abadi,Haji,pengadaan Alquran.
6.saran ane hati2,kalo ktmpt tersebut,kalo perlu siapin rekaman buat bukti ada tidaknya tindak korupsi, tanya detail rincian biaya dan ketentuan biayanya.
Mohon pencerahannya dari agan2 sekalian.