- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
miris gan, mereka merayakan ke-lulusannya dengan cara begini


TS
rizkyabdillah94
miris gan, mereka merayakan ke-lulusannya dengan cara begini
Quote:
AMBON, KOMPAS.com — Seorang siswi sekolah menengah atas di Kota Ambon, Maluku, membuka bajunya di dalam sebuah mikrolet pada Rabu (21/5/2014).
Perilaku itu ditunjukkan sebagai bentuk ekspresi mereka atas hasil kelulusan ujian akhir nasional yang baru diumumkan pada Selasa (20/5/2014) malam.
Di Kawasan Lateri, siswi tersebut bersama beberapa temannya menggunakan kendaraan umum bernomor polisi DE 501 JU menuju ke luar kota. Ada seorang siswa lainnya yang juga membuka baju seragam sambil bergantungan di pintu mikrolet itu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Benny Kainama, saat dihubungi, mengaku prihatin. Ia mengatakan akan melaporkan peristiwa yang memalukan dunia pendidikan itu kepada polisi untuk mencari tahu dan memprosesnya.
"Kalau sudah ketahuan, kami akan panggil siswi yang bersangkutan bersama orangtua. Ini contoh buruk sehingga kami akan berikan sanksi tegas," ujar dia.
Sebagai informasi, hasil kelulusan di Kota Ambon adalah 98,83 persen. Dari 6.336 peserta ujian, 6.262 siswa dinyatakan lulus.
Perilaku itu ditunjukkan sebagai bentuk ekspresi mereka atas hasil kelulusan ujian akhir nasional yang baru diumumkan pada Selasa (20/5/2014) malam.
Di Kawasan Lateri, siswi tersebut bersama beberapa temannya menggunakan kendaraan umum bernomor polisi DE 501 JU menuju ke luar kota. Ada seorang siswa lainnya yang juga membuka baju seragam sambil bergantungan di pintu mikrolet itu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Benny Kainama, saat dihubungi, mengaku prihatin. Ia mengatakan akan melaporkan peristiwa yang memalukan dunia pendidikan itu kepada polisi untuk mencari tahu dan memprosesnya.
"Kalau sudah ketahuan, kami akan panggil siswi yang bersangkutan bersama orangtua. Ini contoh buruk sehingga kami akan berikan sanksi tegas," ujar dia.
Sebagai informasi, hasil kelulusan di Kota Ambon adalah 98,83 persen. Dari 6.336 peserta ujian, 6.262 siswa dinyatakan lulus.
sumber
Quote:
KEFAMENANU, KOMPAS.com — Lima orang pelajar kelas III SMA Pelita Karya (PK) Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, ditangkap polisi lantaran kedapatan sedang menggelar pesta minuman keras (miras) tepat di pinggir jalan protokol yang ramai dilewati warga, Selasa (20/5/2014). Mereka menggelar pesta miras untuk merayakan kelulusan ujian nasional.
Kepala Sentra Pelayanan Keamanan (KSPK) Polres TTU Ipda Wijana kepada Kompas.com seusai membekuk para pelajar, Selasa mengatakan, para pelajar mabuk itu kemudian dibawa ke Markas Polres untuk diberi pembinaan.
“Tadi waktu kita sedang patroli, kita menemukan puluhan pelajar SMA PK ini minum, mabuk di pinggir jalan, sehingga kita langsung tangkap mereka. Kita hanya berhasil dapatkan lima orang, sedangkan yang lainnya kabur,” jelas Wijana.
Menurut Wijana, para pelajar ini minum miras jenis wiski Habuk sebanyak satu botol. Namun, baru minum setengah botol, mereka sudah ditangkap.
Lima pelajar yang ditangkap tersebut yakni AM (17), DK (18), AP (17), FM (18), dan US (18). “Kita bawa mereka ke kantor untuk diberi pembinaan terlebih dahulu. Selanjutnya kita juga akan panggil orangtua atau wali untuk membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatan mereka,” pungkasnya.
Kepala Sentra Pelayanan Keamanan (KSPK) Polres TTU Ipda Wijana kepada Kompas.com seusai membekuk para pelajar, Selasa mengatakan, para pelajar mabuk itu kemudian dibawa ke Markas Polres untuk diberi pembinaan.
“Tadi waktu kita sedang patroli, kita menemukan puluhan pelajar SMA PK ini minum, mabuk di pinggir jalan, sehingga kita langsung tangkap mereka. Kita hanya berhasil dapatkan lima orang, sedangkan yang lainnya kabur,” jelas Wijana.
Menurut Wijana, para pelajar ini minum miras jenis wiski Habuk sebanyak satu botol. Namun, baru minum setengah botol, mereka sudah ditangkap.
Lima pelajar yang ditangkap tersebut yakni AM (17), DK (18), AP (17), FM (18), dan US (18). “Kita bawa mereka ke kantor untuk diberi pembinaan terlebih dahulu. Selanjutnya kita juga akan panggil orangtua atau wali untuk membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatan mereka,” pungkasnya.
Spoiler for miris:
sumber
Quote:
KENDAL, KOMPAS.com - Puluhan siswa berseragam abu-abu dengan baju putih penuh coretan cat semprot, diamankan oleh petugas Kepolisian Resor (Polres) Kendal Jawa Tengah saat melakukan konvoi di jalan raya untuk merayakan kelulusan, Selasa (20/5/2014).
Sebelumnya, mereka dicurigai berkelahi di depan stadion Utama Kebondalem Kendal. Menurut Kasat Sabara Polres Kendal, AKP Winarno, sebelum mengamankan puluhan pelajar di jalan raya, pihaknya mendapat informasi dari warga, ada perkelahian antarpelajar di depan Stadion Utama Kendal. Bahkan beberapa warga yang lewat, menjadi sasaran mereka.
“Tapi ketika kami bergerak ke stadion utama, mereka bubar. Kami hanya bias mengamankan 2 siswa berseragam abu-abu. Yang satu kami amankan di parit setelah berkelahi, yang satunya lagi kami tangkap setelah menabrak truk Satpol PP, saat mau lari. Anak itu mabuk,” kata Winarno, Selasa.
Winarno menjelaskan, dua siswa yang diamankan setelah berkelahi saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Suwondo, Kendal, karena lukanya cukup parah.
“Setelah kami berhasil menangkap dua anak, kami melakukan penyisiran di jalan-jalan raya, dan menangkap puluhan siswa lainnya. Mereka melakukan konvoi dan di antaranya mabuk setelah minum minuman keras,” akunya.
Sementara itu, salah satu siswa yang tertangkap karena berkelahi, Gunawan, mengaku dirinya ditendang dari belakang oleh segerombolan siswa dari sekolah lain, saat lewat di depan stadion utama. Padahal, katanya, ia tidak tahu apa-apa.
“Tahu-tahu saya ditendang dari belakang dan jatuh ke sawah. Lalu saya dipukuli. Tapi saya tidak tahu, mereka dari sekolah mana,” kata Gunawan.
Gunawan menambahkan, dirinya lewat di stadion utama karena hendak bertemu dengan temannya.
Sebelumnya, mereka dicurigai berkelahi di depan stadion Utama Kebondalem Kendal. Menurut Kasat Sabara Polres Kendal, AKP Winarno, sebelum mengamankan puluhan pelajar di jalan raya, pihaknya mendapat informasi dari warga, ada perkelahian antarpelajar di depan Stadion Utama Kendal. Bahkan beberapa warga yang lewat, menjadi sasaran mereka.
“Tapi ketika kami bergerak ke stadion utama, mereka bubar. Kami hanya bias mengamankan 2 siswa berseragam abu-abu. Yang satu kami amankan di parit setelah berkelahi, yang satunya lagi kami tangkap setelah menabrak truk Satpol PP, saat mau lari. Anak itu mabuk,” kata Winarno, Selasa.
Winarno menjelaskan, dua siswa yang diamankan setelah berkelahi saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Suwondo, Kendal, karena lukanya cukup parah.
“Setelah kami berhasil menangkap dua anak, kami melakukan penyisiran di jalan-jalan raya, dan menangkap puluhan siswa lainnya. Mereka melakukan konvoi dan di antaranya mabuk setelah minum minuman keras,” akunya.
Sementara itu, salah satu siswa yang tertangkap karena berkelahi, Gunawan, mengaku dirinya ditendang dari belakang oleh segerombolan siswa dari sekolah lain, saat lewat di depan stadion utama. Padahal, katanya, ia tidak tahu apa-apa.
“Tahu-tahu saya ditendang dari belakang dan jatuh ke sawah. Lalu saya dipukuli. Tapi saya tidak tahu, mereka dari sekolah mana,” kata Gunawan.
Gunawan menambahkan, dirinya lewat di stadion utama karena hendak bertemu dengan temannya.
sumber
Quote:
PAMEKASAN, KOMPAS.com - Siswa tingkat SMA sederajat di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, merayakan kelulusan dengan cara menyobek baju seragam sekolah setelah aksi corat-coret menggunakan cat, Selasa (20/5/2014). Setelah itu mereka menggelar konvoi di beberapa ruas jalan di kota Pamekasan.
Aksi corat-coret seragam sekolah, dilakukan jauh dari sekolahnya masing-masing. Sebab siswa khawatir diketahui oleh para guru.
Deddy Kurniawan, salah satu siswa SMK di Pamekasan mengatakan, aksi corat-coret dan sobek baju seragam merupakan bentuk perayaan setelah lulus dari sekolah. Apalagi nilainya memuaskan.
"Saya sangat senang setelah lulus dari bangku sekolah. Tiga tahun saya seperti di penjara karena harus setiap hari masuk sekolah," kata Deddy yang enggan disebut identitas sekolahnya.
Aksi sobek baju seragam itu, kata Deddy, sebagai ucapan selamat tinggal bangku sekolah. Selanjutnya dia akan menyambut dunia yang lebih bebas yakni perkuliahan.
Tahun ini, perayaan kelulusan untuk tingkat SMA sederajat di Kabupaten Pamekasan tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Sebab, masing-masing sekolah mengirimkan surat kelulusan ke rumah masing-masing siswa.
Selain itu, di masing-masing sekolah digelar pentas seni dan kreativitas siswa agar siswa betah di sekolah.
"Kalau ada siswa yang konvoi dan corat-coret seragam sekolah kemungkinan itu siswa sekolah swasta atau karena melanggar aturan di sekolahnya," kata Muhammad Tarsun, Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan.
Di Pamekasan, imbuh Tarsun, ada tiga siswa yang tidak lulus. Ketiganya siswa dari sekolah negeri. Ketidaklulusan siswa tersebut karena tidak mengikuti ujian sekolah.
Sementara, kriteria kelulusan tahun ini ditentukan dengan cara akumulasi nilai Ujian Nasional dan ujian sekolah. "Tahun ini jumlah siswa yang tidak lulus lebih sedikit dari tahun kemarin," ungkap Tarsun.
Aksi corat-coret seragam sekolah, dilakukan jauh dari sekolahnya masing-masing. Sebab siswa khawatir diketahui oleh para guru.
Deddy Kurniawan, salah satu siswa SMK di Pamekasan mengatakan, aksi corat-coret dan sobek baju seragam merupakan bentuk perayaan setelah lulus dari sekolah. Apalagi nilainya memuaskan.
"Saya sangat senang setelah lulus dari bangku sekolah. Tiga tahun saya seperti di penjara karena harus setiap hari masuk sekolah," kata Deddy yang enggan disebut identitas sekolahnya.
Aksi sobek baju seragam itu, kata Deddy, sebagai ucapan selamat tinggal bangku sekolah. Selanjutnya dia akan menyambut dunia yang lebih bebas yakni perkuliahan.
Tahun ini, perayaan kelulusan untuk tingkat SMA sederajat di Kabupaten Pamekasan tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Sebab, masing-masing sekolah mengirimkan surat kelulusan ke rumah masing-masing siswa.
Selain itu, di masing-masing sekolah digelar pentas seni dan kreativitas siswa agar siswa betah di sekolah.
"Kalau ada siswa yang konvoi dan corat-coret seragam sekolah kemungkinan itu siswa sekolah swasta atau karena melanggar aturan di sekolahnya," kata Muhammad Tarsun, Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan.
Di Pamekasan, imbuh Tarsun, ada tiga siswa yang tidak lulus. Ketiganya siswa dari sekolah negeri. Ketidaklulusan siswa tersebut karena tidak mengikuti ujian sekolah.
Sementara, kriteria kelulusan tahun ini ditentukan dengan cara akumulasi nilai Ujian Nasional dan ujian sekolah. "Tahun ini jumlah siswa yang tidak lulus lebih sedikit dari tahun kemarin," ungkap Tarsun.
Spoiler for miris:

sumber
Spoiler for miris gan:




Quote:
emang pelajaran mewarnai dan menggambarnya kurang yaa waktu TK??
Diubah oleh rizkyabdillah94 21-05-2014 06:27
0
19.4K
Kutip
154
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan