- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hasyim Muzadi sudah pikun parah


TS
panasbungasli
Hasyim Muzadi sudah pikun parah
Hari ini beliau mendukung Jokowi, 2 bulan lalu menghujat Jokowi. Dalihnya sangat enteng dan tidak mendasar, yaitu karena kepalang bilang akan mendukung orang NU.
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2014...apres-Cawapres
Ketua Rais Aam Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga tokoh NU, Mahfud MD, untuk tak jadi tim sukses dalam Pemilu Presiden 2014 ini.
"Saya tidak merekomendasikan (Mahfud) menjadi tim sukses pasangan (capres-cawapres) mana pun," kata Hasyim dalam siaran pers yang diterima Rabu (21/5/2014). "Kerjaan tim sukses adalah operasional yang cukup dijabat anak-anak muda tak tak perlu orang sekaliber Pak Mahfud."
Setelah batal menjadi bakal capres untuk diusung Partai Kebangkitan Bangsa, Mahfud "menyeberang" ke poros yang berbeda dengan pilihan partai itu. Bila PKB bergabung ke poros PDI-P yang mengusung pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, maka Mahfud berpaling ke poros Gerindra yang mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Dalam perjalanan koalisi selama tiga hari terakhir, Mahfud kemudian diminta menjadi tim sukses pemenangan Prabowo dan Hatta. Namun, Mahfud mengaku belum memberikan jawaban atas permintaan itu.
"Saya menyarankan Mahfud MD ber-maqam sebagai konsultan capres-cawapres yang ada," lanjut Hasyim. Alasan Hasyim, Mahfud adalah figur yang pernah menjadi anggota legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Lewat pernyataan pers yang sama, Hasyim menyatakan mendukung pasangan Jokowi dan Kalla. Mantan Ketua Umum PBNU ini pekan lalu sempat mengatakan bakal mendukung pasangan mana pun yang mengakomodasi tokoh NU.
"Tempo hari saya menyatakan sebelum selesainya (penentuan) pasangan capres cawapres , bahwa saya akan memilih capres cawapres mana pun, tanpa membeda-bedakan, (asalkan koalisinya) yang ada tokoh NU-nya," kata Hasyim.
"Ternyata sekarang yang ada (tokoh NU-nya) adalah pasangan Jokowi-JK. Maka saya harus konsekuen terhadap apa yang saya katakan, yakni saya memilih Jokowi-JK," lanjut Hasyim. Kalimatnya ini merujuk pada pilihan menjadikan Kalla sebagai pendamping Jokowi.
Meski demikian, Hasyim mengatakan bahwa pilihannya ini bukan semata fanatisme ke-NU-an. "Realita masyarakat Muslim memang kebanyakan warga NU dan NU membuktikan sikap kebangsaan nasionalis (di) sepanjang sejarah Indonesia," kata mantan Ketua Umum PBNU ini tentang keputusan pilihannya.
Soal tokoh NU yang menjadi pendamping Jokowi, Hasyim mengatakan sebenarnya Mahfud juga punya peluang. "Tapi wakil Jokowi tidak mungkin dua. Maka, harus realistis," ujar dia.
Quote:
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2014...apres-Cawapres
Ketua Rais Aam Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga tokoh NU, Mahfud MD, untuk tak jadi tim sukses dalam Pemilu Presiden 2014 ini.
"Saya tidak merekomendasikan (Mahfud) menjadi tim sukses pasangan (capres-cawapres) mana pun," kata Hasyim dalam siaran pers yang diterima Rabu (21/5/2014). "Kerjaan tim sukses adalah operasional yang cukup dijabat anak-anak muda tak tak perlu orang sekaliber Pak Mahfud."
Setelah batal menjadi bakal capres untuk diusung Partai Kebangkitan Bangsa, Mahfud "menyeberang" ke poros yang berbeda dengan pilihan partai itu. Bila PKB bergabung ke poros PDI-P yang mengusung pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, maka Mahfud berpaling ke poros Gerindra yang mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Dalam perjalanan koalisi selama tiga hari terakhir, Mahfud kemudian diminta menjadi tim sukses pemenangan Prabowo dan Hatta. Namun, Mahfud mengaku belum memberikan jawaban atas permintaan itu.
"Saya menyarankan Mahfud MD ber-maqam sebagai konsultan capres-cawapres yang ada," lanjut Hasyim. Alasan Hasyim, Mahfud adalah figur yang pernah menjadi anggota legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Lewat pernyataan pers yang sama, Hasyim menyatakan mendukung pasangan Jokowi dan Kalla. Mantan Ketua Umum PBNU ini pekan lalu sempat mengatakan bakal mendukung pasangan mana pun yang mengakomodasi tokoh NU.
"Tempo hari saya menyatakan sebelum selesainya (penentuan) pasangan capres cawapres , bahwa saya akan memilih capres cawapres mana pun, tanpa membeda-bedakan, (asalkan koalisinya) yang ada tokoh NU-nya," kata Hasyim.
"Ternyata sekarang yang ada (tokoh NU-nya) adalah pasangan Jokowi-JK. Maka saya harus konsekuen terhadap apa yang saya katakan, yakni saya memilih Jokowi-JK," lanjut Hasyim. Kalimatnya ini merujuk pada pilihan menjadikan Kalla sebagai pendamping Jokowi.
Meski demikian, Hasyim mengatakan bahwa pilihannya ini bukan semata fanatisme ke-NU-an. "Realita masyarakat Muslim memang kebanyakan warga NU dan NU membuktikan sikap kebangsaan nasionalis (di) sepanjang sejarah Indonesia," kata mantan Ketua Umum PBNU ini tentang keputusan pilihannya.
Soal tokoh NU yang menjadi pendamping Jokowi, Hasyim mengatakan sebenarnya Mahfud juga punya peluang. "Tapi wakil Jokowi tidak mungkin dua. Maka, harus realistis," ujar dia.
Quote:
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/pe...ipimpin-jokowi
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mempertanyakan visi Jokowi jika akan memimpin Indonesia. Menurut Hasyim, sebagai capres, Jokowi harus menjelaskan visinya kepada masyarakat jika kelak memimpin bangsa.
"Sampean kalau mimpin Indonesia akan dibawa ke mana dan diapain negara ini," kata Hasyim dalam acara sarasehan nasional ulama pesantren dan cendekiawan di Pondok Pesantren Darul Ma'arif, Bandung, Sabtu (15/3).
Dikatakan Hasyim, masyarakat perlu tahu lebih jauh terkait visi kepemimpinannya. Namun, mantan cawapres yang bersanding dengan Megawati Soekarnoputri pada pilpres 2014 ini enggan mengomentari lebih jauh terkait pencapresan orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut.
"Belum bisa dibicarakan sekarang karena belum ada kontak. Kan baru dicapreskan. Kalau sudah dijelaskan (visinya) baru saya bisa kasih komentar," ujarnya.
Seperti diketahui, melalui suratnya, Ketua Umum DPP PDIP Megawati memberi mandat kepada Jokowi menjadi capres resmi dari partai berlambang banteng bermoncong putih. Jokowi pun menyatakan kesanggupannya atas mandat tersebut.
"Dengan mengucap bismillah, saya siap melaksanakan," kata Jokowi di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3).
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mempertanyakan visi Jokowi jika akan memimpin Indonesia. Menurut Hasyim, sebagai capres, Jokowi harus menjelaskan visinya kepada masyarakat jika kelak memimpin bangsa.
"Sampean kalau mimpin Indonesia akan dibawa ke mana dan diapain negara ini," kata Hasyim dalam acara sarasehan nasional ulama pesantren dan cendekiawan di Pondok Pesantren Darul Ma'arif, Bandung, Sabtu (15/3).
Dikatakan Hasyim, masyarakat perlu tahu lebih jauh terkait visi kepemimpinannya. Namun, mantan cawapres yang bersanding dengan Megawati Soekarnoputri pada pilpres 2014 ini enggan mengomentari lebih jauh terkait pencapresan orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut.
"Belum bisa dibicarakan sekarang karena belum ada kontak. Kan baru dicapreskan. Kalau sudah dijelaskan (visinya) baru saya bisa kasih komentar," ujarnya.
Seperti diketahui, melalui suratnya, Ketua Umum DPP PDIP Megawati memberi mandat kepada Jokowi menjadi capres resmi dari partai berlambang banteng bermoncong putih. Jokowi pun menyatakan kesanggupannya atas mandat tersebut.
"Dengan mengucap bismillah, saya siap melaksanakan," kata Jokowi di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3).
Diubah oleh panasbungasli 21-05-2014 12:27
0
1.9K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan