TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Ketua Umum Fans Rhoma and Soneta (Forsa), Surya Aka menyatakan, penggemar Rhoma Irama yang jumlahnya antara 20 juta hingga 30 juta akan setia mengikuti pilihan politik idolanya. "Sekitar 20-30 juta itu massa riil," kata Surya di Surabaya, Jumat (16/5/2014).
Spoiler for pic. :
Quote:
"Karena itu, kami sakit hati saat elit PKB membantah perolehan suara PKB pada pileg kemarin bukan karena Rhoma Irama effect," ujarnya.
Putri Rhoma Irama, Debby Rhoma, juga mengaku kecewa terhadap PKB. Ia menilai PKB telah bertindak tidak adil, bahkan cenderung meremehkan ayahnya dalam peningkatan perolehan suara PKB. "Saya sangat menyayangkan sikap PKB. Bukan karena Rhoma tidak dicapreskan atau dicawapreskan kekecewaan saya bukan itu, tetapi karena PKB tidak mau menjalin silaturahim dengan baik," ujar Debby, Kamis (15/5/2014).
Debby mengatakan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya satu kali mendatangi Rhoma. Itu terjadi ketika Muhaimin meminta Rhoma menjajaki koalisi partai-partai Islam. Namun, setelah PKB menyatakan berkoalisi dengan PDIP, Muhaimin tak berkomunikasi ke Rhoma. Debby juga berpendapat faktor Rhoma memiliki andil besar pada perolehan suara PKB di pemilu 2014.
Debby mempersilakan para relawan Rhoma Irama meluapkan kekesalannya dalam berbagai bentuk asalkan tidak anarkistis. "Saya sudah berusaha redam. Tapi, melihat tidak ada iktikad baik PKB, saya tidak bisa lagi menahannya. Saya jadi tidak simpatik dengan PKB, kenapa politik malah memisahkan silaturahim kami?" kata Manajer Soneta Group itu.
Sebelum pemilu legislatif (pileg), nama Rhoma masuk dalam daftar bakal calon presiden (capres) yang disusun PKB. Nama lain yang masuk bakal capres PKB adalah Jusuf Kalla dan Mahfud MD. Para penggemar Rhoma menyambut langkah PKB tersebut. Mereka juga membentuk kelompok relawan untuk mendukung Rhoma.
Perolehan suara PKB pada pemilu 2014 cukup fantastis. PKB mendulang 11,298 juta suara (9,04 persen) atau naik sekitar 5 persen dibandingkan perolehan pada pemilu 2009. Pendukung Rhoma yakin, masuknya nama Rhoma sebagai bakal capres punya andil besar bagi perolehan suara PKB. Namun PKB menyatakan tingginya perolehan suara terjadi karena kekompakan warga Nahdatul Ulama (NU).
Pada Rabu (14/5/2014), PKB menyatakan bergabung ke koalisi PDIP dan Nasdem yang mengusung Joko Widodo sebagai capres. Para pendukung Rhoma pun bereaksi, di antaranya melakukan aksi menggunting bendera PKB.