Jakarta - Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri meresmikan pembangunan gedung DPP PDIP di bekas markas PDI di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat. Dalam sambutannya Mega mengenang kembali peristiwa 27 Juli 1996 yang dianggapnya sebagai noda kelam dalam sejarah demokrasi Indonesia.

"Hari ini akan kita bangun kembali gedung DPP partai yang kita ketahui setelah sekian lama tidak dapat dipergunakan karena peristiwa 27 Juli yang merupakan peristiwa bagi sejarah bangsa Indonesia merupakan sebuah noda hitam," kata Megawati, Jumat (16/5/2014).

27 Juli 1996 merupakan peristiwa berdarah pengambilalihan paksa kantor PDI yang dikuasai Megawati oleh PDI Soerjadi yang dibantu aparat pemerintah. Pengikut Megawati kemudian pindah tempat dan mendeklarasikan PDIP yang berkantor di Jl Lenteng Agung, Jaksel, hingga kini.

Mega menyatakan saat itu banyak tindakan yang tidak terbuka. Bahkan saat dia menjadi presiden pun masih banyak pertanyaan tentang 27 Juli yang belum bisa terjawab.

"Kalau kita membuka arsip dari media tentunya sangat bisa dibaca pengadilan peristiwa 27 Juli belum selesai dan belum ditutup dan seharusnya dilanjutkan dalam pengadilan koneksitas, yaitu pengadilan sipil dan pengadilan militer," ucap Mega.

Mega mengucapkan terima kasih kepada para simpatisan yang telah bergotong royong dan tetap loyal mendukung PDIP. Menurutnya selama PDIP bermarkas di Lenteng Agung, partai moncong putih itu tetap terus melacak siapa saja yang terlibat dalam peristiwa 27 Juli itu.

"Tetapi kami belum bisa mengumpulan dokumentasi. Banyak yang dihilangkan sehingga kami tidak dapat mengetahui siapa-siapa korban yang hilang," ucap Mega.

Mega berharap apabila ada salah satu keluarga yang anggotanya menjadi korban, maka dia harus bisa mengungkapkan hal tersebut. Mega juga mengungkapkan bahwa kembalinya kantor PDI ini ke PDIP merupakan perjuangan yang panjang dan melalui proses yang sesuai dengan aturan hukum.

"Kami memenangkan dengan resmi saat pertikaian melalui gugatan bahwa ini milik PDIP," katanya.

Peresmian ini dilakukan dengan meletakkan batu pertama dan pemotongan tumpeng. Hadir pula Puan Maharani, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo dan sejumlah elite PDIP.