- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
[CATPER} menuju Gunung Lawu


TS
lanzoo
[CATPER} menuju Gunung Lawu
Setelah beberapa lama, akhirnya cerita perjalanan ini selesai kutulis, semoga dapat bermanfaat bagi kalian yang mau menikmati alam LAWU..
Perjalanan menuju lantai tinggi di Gunung Lawu memang sudah lama di rencanakan oleh teman-teman ku. Rencana itu akhirnya terlaksana pada 15 November 2013, tanggal keramat karena mengalami 2x pengunduran karena berbagai alasan. Butuh waktu tiga hari untuk melarikan diri dari ramai dan padatnya Jakarta, menuju puncaknya Gunung Lawu.

Ber-anggotakan 12 orang, kami sepakat bertemu di St. Pasar Senen, pada pukul 19.30 wib karena kereta Senja Solo (ekonomi abis cah, Bisnis Class, 185ribu, haha) berangkat pukul 21.15 wib, sengaja waktu kumpul di percepat 1,5 jam agar tidak ketinggalan kereta karena telat
. Dua orang dari antara kami sudah berangkat dahulu dan menunggu di St. Lempuyangan - Yogya karena memang telah keabisan tiket Senja Solo dan menunggu instruksi selanjutnya dari komandan Feri. Dua orang itu yaitu Matloy (nama aslinya lupa) dan Tio (Adik sepupu dari komandan). 8 orang sudah berkumpul (Aji, Efri, Randi, Mega, Sammy, Ruzma, Ozzy dan Feri) sekitar pukul 19.30 wib, 2 orang lagi (Robin dan Gege) baru datang pukul 20.30 wib.
Selepas pukul 21.15 hari itu, kereta bisnis Senja Solo jurusan Pasar Senen, Jakarta – Solo Balapan, Solo memulai perjalanannya yang panjang. Menurut jadwal, kami akan tiba di Solo pukul 6 pagi. Kami terlelap tidur, hingga tengah malam kami terbangun, yak sekitar pukul 00.02 wib, Ozzy mengeluarkan kue tart dari kerilnya lalu serentak tanpa di komando bernyanyi selamat ulang tahun kepada teman kami, Ruzma. Selamat Ulang Tahun Ruzma, wish you all the best. Berhubung waktu itu banyak orang terlelap santai, maka kami bernyanyi dengan hikmat, haha tapi salah satu teman kami, Mega seperti bernyanyi menggunakan toa sehingga membangunkan sebagaian oarng dalam gerbong ini, maaf yaa pak bu berisik, teman kami memang begitu, haha, Mega piss.

Pukul 6.30, kami sudah sampai di St. Solo Balapan – Solo, kami istirahat sejenak sambil menunggu 2 teman kami yang dari Yogya, yang akhirnya datang lalu berkumpul bersama sekitar pukul 7. Segera kami meluncur menuju mobil yang kami sewa sampai Cemoro Sewu (pp 500rb loh) tidak lupa mampir pasar Tawamangu untuk sekedar membeli panci karena teman kami yang di wajibkan membawa tertinggal, ulahnya Robin ini. Eng…ing…eng… di belilah wajan dengan ukuran sedang seharga 17rb, haha, kata komandan bisa untuk semua nih, daripada panci. haha.
Kami tiba di Cemoro Sewu sekitar pukul 9.00, base camp setiap pendaki sebelum memulai nanjak. Kami mulai membagi barang-barang yang di bawa di setiap keril, tidak lupa air 18 liter diangkut oleh beberapa orang. Pukul 10.30 kami memulai pendakian, tidak lupa lagu naik-naik puncak gunung di nyanyikan
« naik-naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali, kiri kanan ku lihat saja banyak pohon cemara a a a aa… kiri kanan ku lihat saja banyak pohon cemara » begitu kira-kira lagu yang berjudul naik-naik puncak gunung,

Perjalanan menuju pos 1
setelah berfoto bersama di depan pintu masuk Cemoro Sewu, kami berjalan menanjak. yups, seperti kata komandan kami, Fery, bahwa perjalanan dari pintu masuk sampai pos 5 tidak ada bonus. bonus yang di maksud adalah jalan landai yang mudah untuk di tapaki. kami berjalan santai, tidak terlalu cepat agar menjaga tenaga sampai ke puncak juga tidak terlalu lambat karena akan menjadi beban di kaki kami. Baru sekitar 200 meter, pintu gerbang Cemoro Sewu pun masih terlihat, Sammy, panggilan akrabnya mendadak tidak kuat menanjak. Sepakat kami membagi barang yang ada di kerilnya, semua segala macam snack masuk ke kerilnya Yono dan sisanya di bawa Tio, dan tas kamera yang berada di tio pindah ke Yono. Alhasil, hanya pakaian yang melekat pada tubuh Sammy sajalah yang di bawanya
Perjalanan kembali di lanjutkan, kiri-kanan hambaran pohon yang membentang seraya menyapa kami. Angin yang bertiup pun seolah berbisik ke telinga kami, memberi tau bahwa perjalanan masih jauh di sana. Tak lama kemudian, Sammy berkata bahwa dia tak kuat. Dia memutuskan untuk tidak ikut melanjutkan perjalanan ke Puncak karena takut mengganggu perjalanan nantinya. Dia juga akan menunggu kami di bawah sampai esok harinya. Di sini, dalam hal ini, semangat yang di butuhkan, seberapa keras semangat mu keluar dari tubuh mu untuk menjalani perjalanan ini sampai ke puncak. Atas dorongan semangat dari satu tim, Sammy pun melanjutkan perjalanan, dengan tenaga dan semangat yang membara. prokkk…prokkk…prokkk…. akhirnya sampai juga kami di POS 1. Sekitar jam 12an, kami sampai di POS 1. 1,5 jam perjalanan ini membakar semua ego yang ada, termasuk Sammy
POS 1 menuju POS 2
Setelah beristirahat sekitar 5 menit di POS 1, kami melanjutkan perjalanan menuju POS 2. Dalam perjalanan ini, gerimis dan kabut mulai turun. Kaki kami tetap melangkah setapak demi setapak, menyusuri jalan menanjak dan berbatu yang terjal. Terjadi beberapa kali kami beristirahat sambil di selingi canda tipis dengan sesama tim. Setelah batu besar, itu POS 2, kata komandan kepada yang lainnya karena tak kunjung sampai. heheehee, sabar dong sabar, buru-buru banget sih
. Batu besar pun telah di lewati, tim pendaki lain yang sedang beristirahat pun kami lewati, sambil bertegur sapa tapi POS 2 itu tak kunjung ada. hahaha, dikit lagi, ayo semangat.
Tragedi kram mulai keluar, di mulai dari Ruzma, kaki kanan terasa kram. Setelah ada penanganan sedikit oleh Ozzy, akhirnya Ruzma kembali melangkah. Tak berapa lama, POS 2 pun terlihat. Segera kami beristirahat sejenak, sekalian menunaikan Ibadah Sholat. Sebagian memasak air untuk di buat kopi dan teh, ada juga yang memakan sosis dan roti tawar. hehehee, laperrrr nihh yeee ceritanyaaaa
. Setelah menunaikan 2x Sholat, sekitar jam 3 lewat kami mulai bergegas menuju POS 3

POS 2 menuju POS 3
Baru meninggalkan POS 2 yang penuh dengan kenikmatan, hahaa, teman kami Ozzy, mulai merasakan kram, sehingga tim terpecah menjadi 2, agar yang masih semangat tetap bisa melanjutkan sampai POS 3. Beberapa Orang yang turun dari Puncak mulai terlihat, saling menyapa. Kami semua tetap berjalan, sampai POS 3. 1,5 jam perjalanan kami lalui dan sampai di POS 3.

Menakjubkan, mungkin itu kata yang bisa menggambarkan bahwa keindahan Alam yang Tuhan ciptakan begitu menggoda. Hamparan awan yang berlari-lari di sekitar lembah mulai terlihat, tak lupa kami mengambil foto untuk kenang-kenangan. Di POS 3 ini, Gege, cewe enerjik mulai lapar. Mirip di iklan-iklan, dia mulai lapar, hahaa, di buka kembali snack dan roti tapi untuk sosis sudah habis yah, hahaa.
POS 3 menuju POS 4
Perjalanan, dari POS 3 menuju POS 4 bisa di bilang menguras tenaga yang lebih banyak dari sebelumnya. Perjalanan seperti anak tangga, menanjak lebih curam mengakibatkan beberapa teman kami mangalami kram otot di kaki, untung ada Neo Reumachyl obatnya, hahaha ini bukan iklan loh tetapi memang senjata kami hanya ini.
Matahari pun menyapa Bulan yang secara komunikasinya pertanda, saatnya Bulan berjaga. Di bawah sinar rembulan yang terlihat begitu bulat seperti purnama membantu penerangan kami hingga sampai menuju POS 4. Senter-senter mulai menyinari jalan berbatu yang menanjak curam. Karena lelah, komandan berkata, 2 belokan lagi sampai POS 4. Dengan penuh semangat, kami melanjutkan perjalanan. 5,6,7,8,9 belokan terlewati dan POS 4 baru terlihat. hahahaa, benar-benar membakar semangat sekaligus menguras energi. Kami beristirahat sekitar 10 menit, sebelum melanjutkan perjalanan karena memang di setiap perjalanan kami beristirahat juga. Persedian air tinggal 4 liter dari total 18 liter. hahaha. onta semua nih.
POS 4 menuju POS 5
Setelah beristirahat sejenak di POS 4, kami langsung bergegas menuju POS 5. Disini kami harus berjalan bersama, dan jangan ada yang berenti karena kami akan melewati pasar bubrah atau pasar setan karena hari sudah malam. Oia, kami juga sempat bertemu dengan sepasang pendaki yang tertinggal dari rombongannya, dia mengatakan bila melihat tenda di POS 5 dengan tanda kura-kura, titipkan salamnya bahwa kita ada di POS 4 karena sudah tak kuat, kata sepasang pendaki tersebut.
Di jalan menuju POS 5, kami di sapa oleh seorang pendaki yang hendak mencari temannya dan setelah di beritau oleh komandan kami bahwa temannya berada di POS 4, dia berlari keatas, mungkin untuk memberi tahu temannya yang di POS 5. POS 5 telah kami lewati tetapi kami tidak berhenti, kami tetap melanjutkan perjalanan hingga Puncak.
Ketika sudah sampai di mata air Sindang Drajat, kami berencana mendirikan tenda di sini karena memang sudah tak kuat lagi. 9 jam perjalanan cukup, Karena tak ada yang ingin mendirikan tenda, langsung saja kami masuk ke dalam warung yang memang di siapkan untuk beristirahat. Udara dingin mulai mencekam, yah dingin banget deh. hahaha, ini serius loh, udara dinginnya mungkin bisa mencapai 5 drajat celcius. Di warung ini, bisa mesen nasi pecel juga loh, enaknya, haha
Pagi menjelang, mie campur bakso pun sudah siap untuk di nikmati setelah melewati malam yang begitu dingin dingin dingin sekali. lebay, haha kenyataannya begitu. Matahari pagi mulai keluar dari balutan awan untuk menyapa kami semua yang berada di Sindang Drajat, sekitar pukul 5 pagi, warna merah keluar di ufuk timur, sambil memberikan senyumnya kami semua menyapa matahari tersebut dengan berfoto.
Setelah menyantap makanan yang di buat oleh teman kami, Randi, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. 30 menit dari Sindang Drajat, kami sampai di Puncak Lawu, Hargo Dumilah 3265 MDPL.

Terimakasih Tuhan untuk titipan Alam-Mu yang begitu mempesona, bantu kami menjaganya. Dari Lawu untuk kita. (selesai)

nb. hanya seorang newbie

Perjalanan menuju lantai tinggi di Gunung Lawu memang sudah lama di rencanakan oleh teman-teman ku. Rencana itu akhirnya terlaksana pada 15 November 2013, tanggal keramat karena mengalami 2x pengunduran karena berbagai alasan. Butuh waktu tiga hari untuk melarikan diri dari ramai dan padatnya Jakarta, menuju puncaknya Gunung Lawu.

Ber-anggotakan 12 orang, kami sepakat bertemu di St. Pasar Senen, pada pukul 19.30 wib karena kereta Senja Solo (ekonomi abis cah, Bisnis Class, 185ribu, haha) berangkat pukul 21.15 wib, sengaja waktu kumpul di percepat 1,5 jam agar tidak ketinggalan kereta karena telat

Selepas pukul 21.15 hari itu, kereta bisnis Senja Solo jurusan Pasar Senen, Jakarta – Solo Balapan, Solo memulai perjalanannya yang panjang. Menurut jadwal, kami akan tiba di Solo pukul 6 pagi. Kami terlelap tidur, hingga tengah malam kami terbangun, yak sekitar pukul 00.02 wib, Ozzy mengeluarkan kue tart dari kerilnya lalu serentak tanpa di komando bernyanyi selamat ulang tahun kepada teman kami, Ruzma. Selamat Ulang Tahun Ruzma, wish you all the best. Berhubung waktu itu banyak orang terlelap santai, maka kami bernyanyi dengan hikmat, haha tapi salah satu teman kami, Mega seperti bernyanyi menggunakan toa sehingga membangunkan sebagaian oarng dalam gerbong ini, maaf yaa pak bu berisik, teman kami memang begitu, haha, Mega piss.

Pukul 6.30, kami sudah sampai di St. Solo Balapan – Solo, kami istirahat sejenak sambil menunggu 2 teman kami yang dari Yogya, yang akhirnya datang lalu berkumpul bersama sekitar pukul 7. Segera kami meluncur menuju mobil yang kami sewa sampai Cemoro Sewu (pp 500rb loh) tidak lupa mampir pasar Tawamangu untuk sekedar membeli panci karena teman kami yang di wajibkan membawa tertinggal, ulahnya Robin ini. Eng…ing…eng… di belilah wajan dengan ukuran sedang seharga 17rb, haha, kata komandan bisa untuk semua nih, daripada panci. haha.
Kami tiba di Cemoro Sewu sekitar pukul 9.00, base camp setiap pendaki sebelum memulai nanjak. Kami mulai membagi barang-barang yang di bawa di setiap keril, tidak lupa air 18 liter diangkut oleh beberapa orang. Pukul 10.30 kami memulai pendakian, tidak lupa lagu naik-naik puncak gunung di nyanyikan

« naik-naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali, kiri kanan ku lihat saja banyak pohon cemara a a a aa… kiri kanan ku lihat saja banyak pohon cemara » begitu kira-kira lagu yang berjudul naik-naik puncak gunung,

Perjalanan menuju pos 1
setelah berfoto bersama di depan pintu masuk Cemoro Sewu, kami berjalan menanjak. yups, seperti kata komandan kami, Fery, bahwa perjalanan dari pintu masuk sampai pos 5 tidak ada bonus. bonus yang di maksud adalah jalan landai yang mudah untuk di tapaki. kami berjalan santai, tidak terlalu cepat agar menjaga tenaga sampai ke puncak juga tidak terlalu lambat karena akan menjadi beban di kaki kami. Baru sekitar 200 meter, pintu gerbang Cemoro Sewu pun masih terlihat, Sammy, panggilan akrabnya mendadak tidak kuat menanjak. Sepakat kami membagi barang yang ada di kerilnya, semua segala macam snack masuk ke kerilnya Yono dan sisanya di bawa Tio, dan tas kamera yang berada di tio pindah ke Yono. Alhasil, hanya pakaian yang melekat pada tubuh Sammy sajalah yang di bawanya

Perjalanan kembali di lanjutkan, kiri-kanan hambaran pohon yang membentang seraya menyapa kami. Angin yang bertiup pun seolah berbisik ke telinga kami, memberi tau bahwa perjalanan masih jauh di sana. Tak lama kemudian, Sammy berkata bahwa dia tak kuat. Dia memutuskan untuk tidak ikut melanjutkan perjalanan ke Puncak karena takut mengganggu perjalanan nantinya. Dia juga akan menunggu kami di bawah sampai esok harinya. Di sini, dalam hal ini, semangat yang di butuhkan, seberapa keras semangat mu keluar dari tubuh mu untuk menjalani perjalanan ini sampai ke puncak. Atas dorongan semangat dari satu tim, Sammy pun melanjutkan perjalanan, dengan tenaga dan semangat yang membara. prokkk…prokkk…prokkk…. akhirnya sampai juga kami di POS 1. Sekitar jam 12an, kami sampai di POS 1. 1,5 jam perjalanan ini membakar semua ego yang ada, termasuk Sammy

POS 1 menuju POS 2
Setelah beristirahat sekitar 5 menit di POS 1, kami melanjutkan perjalanan menuju POS 2. Dalam perjalanan ini, gerimis dan kabut mulai turun. Kaki kami tetap melangkah setapak demi setapak, menyusuri jalan menanjak dan berbatu yang terjal. Terjadi beberapa kali kami beristirahat sambil di selingi canda tipis dengan sesama tim. Setelah batu besar, itu POS 2, kata komandan kepada yang lainnya karena tak kunjung sampai. heheehee, sabar dong sabar, buru-buru banget sih

Tragedi kram mulai keluar, di mulai dari Ruzma, kaki kanan terasa kram. Setelah ada penanganan sedikit oleh Ozzy, akhirnya Ruzma kembali melangkah. Tak berapa lama, POS 2 pun terlihat. Segera kami beristirahat sejenak, sekalian menunaikan Ibadah Sholat. Sebagian memasak air untuk di buat kopi dan teh, ada juga yang memakan sosis dan roti tawar. hehehee, laperrrr nihh yeee ceritanyaaaa


POS 2 menuju POS 3
Baru meninggalkan POS 2 yang penuh dengan kenikmatan, hahaa, teman kami Ozzy, mulai merasakan kram, sehingga tim terpecah menjadi 2, agar yang masih semangat tetap bisa melanjutkan sampai POS 3. Beberapa Orang yang turun dari Puncak mulai terlihat, saling menyapa. Kami semua tetap berjalan, sampai POS 3. 1,5 jam perjalanan kami lalui dan sampai di POS 3.

Menakjubkan, mungkin itu kata yang bisa menggambarkan bahwa keindahan Alam yang Tuhan ciptakan begitu menggoda. Hamparan awan yang berlari-lari di sekitar lembah mulai terlihat, tak lupa kami mengambil foto untuk kenang-kenangan. Di POS 3 ini, Gege, cewe enerjik mulai lapar. Mirip di iklan-iklan, dia mulai lapar, hahaa, di buka kembali snack dan roti tapi untuk sosis sudah habis yah, hahaa.
POS 3 menuju POS 4
Perjalanan, dari POS 3 menuju POS 4 bisa di bilang menguras tenaga yang lebih banyak dari sebelumnya. Perjalanan seperti anak tangga, menanjak lebih curam mengakibatkan beberapa teman kami mangalami kram otot di kaki, untung ada Neo Reumachyl obatnya, hahaha ini bukan iklan loh tetapi memang senjata kami hanya ini.
Matahari pun menyapa Bulan yang secara komunikasinya pertanda, saatnya Bulan berjaga. Di bawah sinar rembulan yang terlihat begitu bulat seperti purnama membantu penerangan kami hingga sampai menuju POS 4. Senter-senter mulai menyinari jalan berbatu yang menanjak curam. Karena lelah, komandan berkata, 2 belokan lagi sampai POS 4. Dengan penuh semangat, kami melanjutkan perjalanan. 5,6,7,8,9 belokan terlewati dan POS 4 baru terlihat. hahahaa, benar-benar membakar semangat sekaligus menguras energi. Kami beristirahat sekitar 10 menit, sebelum melanjutkan perjalanan karena memang di setiap perjalanan kami beristirahat juga. Persedian air tinggal 4 liter dari total 18 liter. hahaha. onta semua nih.
POS 4 menuju POS 5
Setelah beristirahat sejenak di POS 4, kami langsung bergegas menuju POS 5. Disini kami harus berjalan bersama, dan jangan ada yang berenti karena kami akan melewati pasar bubrah atau pasar setan karena hari sudah malam. Oia, kami juga sempat bertemu dengan sepasang pendaki yang tertinggal dari rombongannya, dia mengatakan bila melihat tenda di POS 5 dengan tanda kura-kura, titipkan salamnya bahwa kita ada di POS 4 karena sudah tak kuat, kata sepasang pendaki tersebut.
Di jalan menuju POS 5, kami di sapa oleh seorang pendaki yang hendak mencari temannya dan setelah di beritau oleh komandan kami bahwa temannya berada di POS 4, dia berlari keatas, mungkin untuk memberi tahu temannya yang di POS 5. POS 5 telah kami lewati tetapi kami tidak berhenti, kami tetap melanjutkan perjalanan hingga Puncak.
Ketika sudah sampai di mata air Sindang Drajat, kami berencana mendirikan tenda di sini karena memang sudah tak kuat lagi. 9 jam perjalanan cukup, Karena tak ada yang ingin mendirikan tenda, langsung saja kami masuk ke dalam warung yang memang di siapkan untuk beristirahat. Udara dingin mulai mencekam, yah dingin banget deh. hahaha, ini serius loh, udara dinginnya mungkin bisa mencapai 5 drajat celcius. Di warung ini, bisa mesen nasi pecel juga loh, enaknya, haha
Pagi menjelang, mie campur bakso pun sudah siap untuk di nikmati setelah melewati malam yang begitu dingin dingin dingin sekali. lebay, haha kenyataannya begitu. Matahari pagi mulai keluar dari balutan awan untuk menyapa kami semua yang berada di Sindang Drajat, sekitar pukul 5 pagi, warna merah keluar di ufuk timur, sambil memberikan senyumnya kami semua menyapa matahari tersebut dengan berfoto.
Setelah menyantap makanan yang di buat oleh teman kami, Randi, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. 30 menit dari Sindang Drajat, kami sampai di Puncak Lawu, Hargo Dumilah 3265 MDPL.

Terimakasih Tuhan untuk titipan Alam-Mu yang begitu mempesona, bantu kami menjaganya. Dari Lawu untuk kita. (selesai)

nb. hanya seorang newbie
0
2.5K
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan