- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mungkinkah satria bergitar mendukung satria berkuda?


TS
aceminus
Mungkinkah satria bergitar mendukung satria berkuda?
Quote:
Mungkinkah satria bergitar mendukung satria berkuda?
Reporter : Angga Yudha Pratomo | Selasa, 13 Mei 2014 08:28

Rhoma Irama. ©2014 merdeka.com/pramirvan datu aprillatu
Merdeka.com - Rhoma Irama mulai geram atas sikap PKB yang tidak mendukungnya menjadi calon presiden. Akibatnya, Si Raja Dangdut tersebut akan menarik dukungan terhadap partai pimpinan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) itu.
Alasan cabut dukungan itu lantaran Rhoma merasa tidak setuju bila PKB bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan calon presidennya Joko Widodo (Jokowi). Lalu siapa yang Rhoma pilih?
Di sisi lain, pedangdut yang kerap disebut satria bergitar ini mulai memberi sinyal soal dukungannya terhadap capres lainnya. Disinyalir, capres Partai Gerindra yang gemar berkuda Prabowo Subianto menjadi pihak yang akan menerima hal tersebut.
2.Tarik dukungan dari PKB
Merdeka.com - Rhoma Irama mengecam rencana PKB yang berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ). Jika PKB benar-benar berkoalisi dengan partai yang mengusung Jokowi sebagai capres tersebut, Rhoma siap-siap tarik dukungan.
"Jika PKB berkoalisi dengan PDIP untuk mendukung Jokowi, jelas saya tidak sepakat. Saya tarik dukungan," kata Rhoma Irama.
Namun, partai pimpinan Muhaimin Iskandar ini sudah menyatakan resmi mendukung Jokowi menjadi capres di Pilpres 9 Juli mendatang.
3.Sempat bertemu Suryadharma Ali
Merdeka.com - Rhoma Irama pernah bertemu dengan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali di kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat. Rhoma mengaku kedatangannya karena diutus Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar .
"Saya diutus Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk menjajaki koalisi Partai Islam atau koalisi poros tengah jilid dua," kata Rhoma.
Sementara itu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali membenarkan bila Rhoma Irama ditugasi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk melakukan penjajakan koalisi Partai Islam. Menurut Suryadharma atau biasa disapa SDA, koalisi Partai Islam amat terbuka peluangnya untuk diwujudkan.
"Bang Haji datang ke DPP PPP untuk membicarakan koalisi. Seperti saya katakan koalisi Partai Islam bisa berjalan," ujar SDA.
4.Prabowo pesaing terkuat Jokowi
Merdeka.com - Seluruh lembaga survei nasional selalu menempatkan Joko Widodo (Jokowi) di urutan teratas sebagai capres idaman rakyat. Sementara Prabowo Subianto selalu berada di posisi kedua di bawah bayang-bayang Jokowi.
Pengamat politik Igor Dirgantara mengaku tak sepenuhnya percaya dengan hasil survei yang mengunggulkan Jokowi. Menurut dia, survei yang mengunggulkan Jokowi tidak proporsional.
Dia pun mengaku sudah menguji beberapa survei selama ini. Hasilnya, yang keluar sebagai capres terpopuler adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dia berpandangan, hanya Prabowo satu-satunya capres yang berani menunjukkan program kerja kepada masyarakat dibandingkan dengan capres lainnya.
"Dari pengamatan dan penelitian yang pernah saya lakukan, dukungan Prabowo justru meluas akibat program desa Rp 1 miliar, pembelaan Prabowo untuk TKI Wilfrida Soik, serta rencana pendirian Lembaga Tabungan Haji, dan lain-lain," kata Igor di Jakarta, Kamis (9/1).
Dia menambahkan, instrumen pertanyaan dalam sebuah survei juga sangat penting ketika survei dilakukan. Sebab, sangat mungkin jawaban yang disediakan oleh peneliti di beberapa lembaga survei yang ada tidak mengcover kemungkinan semua alternatif jawabannya. Akibatnya, responden hanya menyesuaikan kategori jawaban yang disediakan.
"Tapi coba, misalnya, jelaskan dan tanya kepada responden yang jadi sampel survei terkait manfaat desanya kalau mendapat bantuan Rp 1 miliar. Pasti elektabilitas Prabowo justru meroket," ujarnya.
Reporter : Angga Yudha Pratomo | Selasa, 13 Mei 2014 08:28

Rhoma Irama. ©2014 merdeka.com/pramirvan datu aprillatu
Merdeka.com - Rhoma Irama mulai geram atas sikap PKB yang tidak mendukungnya menjadi calon presiden. Akibatnya, Si Raja Dangdut tersebut akan menarik dukungan terhadap partai pimpinan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) itu.
Alasan cabut dukungan itu lantaran Rhoma merasa tidak setuju bila PKB bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan calon presidennya Joko Widodo (Jokowi). Lalu siapa yang Rhoma pilih?
Di sisi lain, pedangdut yang kerap disebut satria bergitar ini mulai memberi sinyal soal dukungannya terhadap capres lainnya. Disinyalir, capres Partai Gerindra yang gemar berkuda Prabowo Subianto menjadi pihak yang akan menerima hal tersebut.
2.Tarik dukungan dari PKB
Merdeka.com - Rhoma Irama mengecam rencana PKB yang berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ). Jika PKB benar-benar berkoalisi dengan partai yang mengusung Jokowi sebagai capres tersebut, Rhoma siap-siap tarik dukungan.
"Jika PKB berkoalisi dengan PDIP untuk mendukung Jokowi, jelas saya tidak sepakat. Saya tarik dukungan," kata Rhoma Irama.
Namun, partai pimpinan Muhaimin Iskandar ini sudah menyatakan resmi mendukung Jokowi menjadi capres di Pilpres 9 Juli mendatang.
3.Sempat bertemu Suryadharma Ali
Merdeka.com - Rhoma Irama pernah bertemu dengan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali di kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat. Rhoma mengaku kedatangannya karena diutus Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar .
"Saya diutus Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk menjajaki koalisi Partai Islam atau koalisi poros tengah jilid dua," kata Rhoma.
Sementara itu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali membenarkan bila Rhoma Irama ditugasi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk melakukan penjajakan koalisi Partai Islam. Menurut Suryadharma atau biasa disapa SDA, koalisi Partai Islam amat terbuka peluangnya untuk diwujudkan.
"Bang Haji datang ke DPP PPP untuk membicarakan koalisi. Seperti saya katakan koalisi Partai Islam bisa berjalan," ujar SDA.
4.Prabowo pesaing terkuat Jokowi
Merdeka.com - Seluruh lembaga survei nasional selalu menempatkan Joko Widodo (Jokowi) di urutan teratas sebagai capres idaman rakyat. Sementara Prabowo Subianto selalu berada di posisi kedua di bawah bayang-bayang Jokowi.
Pengamat politik Igor Dirgantara mengaku tak sepenuhnya percaya dengan hasil survei yang mengunggulkan Jokowi. Menurut dia, survei yang mengunggulkan Jokowi tidak proporsional.
Dia pun mengaku sudah menguji beberapa survei selama ini. Hasilnya, yang keluar sebagai capres terpopuler adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dia berpandangan, hanya Prabowo satu-satunya capres yang berani menunjukkan program kerja kepada masyarakat dibandingkan dengan capres lainnya.
"Dari pengamatan dan penelitian yang pernah saya lakukan, dukungan Prabowo justru meluas akibat program desa Rp 1 miliar, pembelaan Prabowo untuk TKI Wilfrida Soik, serta rencana pendirian Lembaga Tabungan Haji, dan lain-lain," kata Igor di Jakarta, Kamis (9/1).
Dia menambahkan, instrumen pertanyaan dalam sebuah survei juga sangat penting ketika survei dilakukan. Sebab, sangat mungkin jawaban yang disediakan oleh peneliti di beberapa lembaga survei yang ada tidak mengcover kemungkinan semua alternatif jawabannya. Akibatnya, responden hanya menyesuaikan kategori jawaban yang disediakan.
"Tapi coba, misalnya, jelaskan dan tanya kepada responden yang jadi sampel survei terkait manfaat desanya kalau mendapat bantuan Rp 1 miliar. Pasti elektabilitas Prabowo justru meroket," ujarnya.
Ksatria
dan yang menang tetap satria kerempeng

0
1.1K
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan