Kaskus

News

AkuCintaNaneaAvatar border
TS
AkuCintaNanea
Ical dan Wiranto sudah "takluk" pada Jokowi/Mega, Tinggal SBY yg belum ...
Ical Pastikan Golkar Dukung Jokowi
Selasa, 13 Mei 2014 , 19:09:00

Ical dan Wiranto sudah "takluk" pada Jokowi/Mega, Tinggal SBY yg belum ...

JAKARTA - Kedatangan Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) ke Pasar Gembrong, Cempaka Putih, diikuti oleh Ketua Umum Partai Golkar (PG) Aburizal Bakrie. Di pasar itu, Ical -sapaan Aburizal- mendeklarasikan dukungan Partai Golkar untuk Jokowi untuk pemilu presiden (pilpres) Juli nanti.

Ical datang ke pasar tradisional itu tak sendirian. Dia didampingi oleh Sekretaris Jenderal PG Idrus Marham, Bendahara Umum PG Setya Novanto dan anggota Wakil Ketua Dewan Pertimbangan PG Luhut B Pandjaitan. Semua elit parpol berlambang beringin itu pakai baju kemeja warna putih seperti yang dikenakan Jokowi.

"Ini penjajakan lanjutan untuk koalisi dan dengan koalisi kita mendukung pencapresan dengan Jokowi. Nanti saya akan berbicara dengan Jokowi dan akan berbicara dengan Ketua Umum (PDIP)," kata Ical yang berdiri berdampingan dengan Jokowi di Pasar Gembrong Johar, Selasa (13/5) sore.

Ical menyebut pertemuannya dengan Jokowi di pasar itu hanya penjajakan lanjutan dari sebelumnya. Kareanya, Ical menyebut hal itu belum bisa dianggap sebagai deklarasi koalisi. "Ini penjajakan lanjutan. Deklarasinya mudah-mudahan hari ini ada kecocokan," tegasnya.

Sementara Jokowi mengisyaratkan bahwa pertemuan itu memang untuk koalisi menghadapi pilpres. "Ini kita sudah bertemu di titik yang sama, kalau bertemunya di titik yang sama artinya koalisi," ujarnya
http://www.jpnn.com/read/2014/05/13/...Dukung-Jokowi-

Hanura: Wiranto-Puan Bahas Keinginan Bersama Membangun Bangsa
Selasa, 13/05/2014 20:20 WIB

Ical dan Wiranto sudah "takluk" pada Jokowi/Mega, Tinggal SBY yg belum ...
Jakarta - Ketum Hanura Wiranto dan Ketua Bapilu PDIP Puan Maharani menggelar pertemuan hari ini. Apakah kedua partai sepakat berkoalisi?

"Memang betul apa yang disampaikan oleh Ibu Eva Sundari, yaitu Pak Wiranto hari ini ketemuan dengan Ibu Puan dan Pak Tjahjo," kata Ketua DPP Hanura Saleh Husin saat dikonfirmasi, Selasa (13/5/2014).

Saleh juga ikut dalam pertemuan tersebut. Dia mengatakan pertemuan ini digelar di salah satu rumah makan di Kuningan, Jakarta Selatan.

"Dalam pembicaraan tersebut, ada keinginan untuk bersama-sama membangun bangsa ini ke depan. Dan juga bercerita tentang bagaimana selama 5 tahun terakhir ni selalu bersama-sama berada di luar pemerintahan," tutur Saleh.

Saleh mengatakan masih akan ada pertemuan lanjutan antara perwakilan Hanura dan PDIP. Penjajakan koalisi masih akan berlanjut. "Agar apa yang dibicarakan itu bisa terwujud," ujar Sekretaris Fraksi Hanura DPR ini.
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...bangsa?9922022

SBY Belum Putuskan Dukung Jokowi atau Prabowo
Jumat, 25 April 2014 - 09:31:20 WIB

Ical dan Wiranto sudah "takluk" pada Jokowi/Mega, Tinggal SBY yg belum ...

Saibumi.com, Jakarta – Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum pernah melakukan komitmen resmi dan keputusan final apa pun mengenai koalisi menghadapi pemilu presiden 2014.

"Pak SBY masih memprioritaskan konsolidasi internal Partai Demokrat terkait perolehan suara pada pemilu legislatif," ujar Sekretaris Jenderal The Founding Fathers House (FFH), Syahrial Nasution, melalui siaran persnya, Jumat, 25 April 2014 seperti dilansir kantor berita Antara. Meskipun kata dia ada calon presiden dari partai lain yang meminta bertemu untuk membahas koalisi.

Syahrial Nasution yang mendapat penjelasan langsung dari SBY yang juga Presiden RI, mengatakan bahwa SBY masih akan fokus terhadap konsolidasi internal partai sampai ada pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengenai perolehan suara dan kursi Partai Demokrat di parlemen.

Meskipun Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya keputusan soal koalisi kepada Yudhoyono, menurut Syahrial, tapi ketua umum Partai Demokrat tersebut tetap akan memberikan penjelasan kepada unsur partai terlebih dahulu.

Mengutip pernyataan Yudhoyono, menurut dia, belum ada satu pun calon presiden yang beredar di media diterima atau membuat komitmen resmi dengan Yudhoyono sebagai ketua umum Partai Demokrat.

"Pak SBY hanya pernah menerima Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan pendiri PAN (Partai Amanat Nasional) Amien Rais, tapi belum ada komitmen resmi," katanya.

SBY mengakui, dari sejumlah calon presiden yang berkembang di publik, nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Pendiri Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki elaktibilitas tinggi dalam survei.

Namun, Partai Demokrat belum memutuskan apa pun soal akan mendukung Jokowi atau Prabowo pada pemilu presiden 9 Juli 2014 atau mungkin bisa memiliki calon sendiri dengan mempertimbangan dan mendalami beberapa hal sebelum me ngambil keputusan.

Dari tiga nama calon presiden yang beredar yakni Jokowi, Aburizal, dan Prabowo, kata dia, masih ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab sehingga SBY tidak salah membuat keputusan.

Syahrial menjelaskan, dirinya selaku Sekjen FFH mendampingi tokoh senior Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan pendiri FFH Suko Sudarso, diterima Presiden SBY di Wisma Negara lantai lima, pada Rabu, 23 April 2014. Pada pertemuan yang berlangsung sekitar 75 menit mulai pukul 16.00 WIB tersebut, Presiden SBY didampingi Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.
http://www.saibumi.com/artikel-3157-...u-prabowo.html

Mungkinkah Mega-SBY Menyatu Dukung Jokowi?
Kamis, 08/05/2014 13:33 WIB

Ical dan Wiranto sudah "takluk" pada Jokowi/Mega, Tinggal SBY yg belum ...

Jakarta - Ketua Umum PD SBY mengulurkan tangan untuk berkomunikasi dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Meski Mega masih bergeming, SBY kembali melempar pesan koalisi. Akankah Mega-SBY bersatu mendukung pencapresan Jokowi?

SBY menyampaikan harapannya bisa berkomunikasi dengan Mega melalui pernyataannya di jejaring sosial Youtube akhir April lalu. SBY ingin membangun komunikasi dengan niat yang tulus untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Jadi beberapa saat yang lalu bukan hanya seseorang, beberapa kalangan, bertanya kepada saya apakah Pak SBY bersedia dan siap berkomunikasi dengan Ibu Megawati. Saya katakan waktu itu, sejak dulu saya ingin berkomunikasi dengan siapa pun termasuk dengan Ibu Megawati sepanjang komunikasi itu berlangsung dengan baik, berangkat dari niat yang baik pula dan semuanya untuk kepentingan bangsa dan negara," kata SBY di channel Suara Demokrat, seperti dikutip detikcom, Jumat (25/4/2014).

Namun pernyataan SBY tersebut ditanggapi dingin oleh PDIP. Mega bahkan tak bicara sama sekali soal ajakan membangun komunikasi layaknya sahabat itu.

Meski demikian, SBY tak terus menyerah. Lewat media yang sama, SBY kembali mengisyaratkan dukungan ke Mega. SBY blak-blakan takkan memilih capres yang janjinya muluk-muluk, SBY juga menyinggung janji capres yang berbahaya antara lain soal kembali ke UUD 1945 dan nasionalisasi aset.

"Yang jelas saya tidak akan memilih calon presiden kalau tidak yakin bahwa yang dijanjikan bisa dilaksanakan, tidak muluk-muluk, yang dilaksanakan membawa manfaat nyata bagi kita semua," kata SBY pada Rabu (7/5/2014).

SBY membuka suara soal bahaya nasionaliasi aset seperti yang dikampanyekan salah satu capres. "Besok kita dituntut di pengadilan arbitrase, lusa kita bisa kalah, kalahnya itu akan memporakporandakan perekonomian kita, dampaknya dahsyat. Kalau ada seorang capres yang bersikukuh akan menasionalisasi aset asing, saya tidak akan memilihnya, tidak akan mendukungnya, karena saya tahu risikonya, itu membawa malapetaka bagi Indonesia," kata SBY.

Oleh banyak kalangan ini diartikan SBY sedang bernegosiasi dengan Gerindra soal syarat koalisi, sembari melirik ke arah Mega yang sudah menetapkan Jokowi sebagai capres.

"Pesan ini seperti pedang bermata dua. Artinya ke Prabowo, kalau mau koalisi sama dengan saya atau PD komunikasi politik dan visi politik Prabowo mesti bisa lebih akomodatif. Ke Jokowi, SBY ingin menyampaikan bahwa kami bisa membuka diri dan memahami visi politik PDIP," kata pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kepada detikcom, Kamis (8/5/2014).

Lalu mungkinkah Mega akan luluh dan menerima SBY sebagai kekuatan baru di balik pencapresan Jokowi?
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...-dukung-jokowi

SBY tak mengemis untuk koalisi dengan Megawati dan PDIP
Minggu, 27 April 2014 00:01

Merdeka.com - SBY berkali-kali menyampaikan sedang melakukan komunikasi yang intensif dengan partai lain terutama dengan PDI Perjuangan. Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan membantah bahwa komunikasi yang dilakukan SBY itu khusus untuk rekonsiliasi dengan PDIP dan Megawati.

Dia mengatakan SBY membuka komunikasi pada semua partai. SBY berkeyakinan untuk membangun bangsa ini harus didasari komunikasi dengan seluruh partai termasuk kepada Megawati. Jadi bukan berarti Demokrat mengemis.

"Pak SBY membuka komunikasi ke semua partai politik yang ada. Dibutuhkan ketulusan dalam berkomunikasi demi bangsa ini ke depan dan demi rakyat," ujarnya.

Informasi yang beredar, hubungan Demokrat dan PDI Perjuangan memang belum mencair. Megawati nampaknya masih enggan membuka komunikasi setelah kalah dua kali oleh SBY di Pemilu 2004 dan 2009.
http://www.merdeka.com/politik/sby-t...-dan-pdip.html

-------------------------------

Ical dan Wiranto sudah "takluk" pada Jokowi/Mega, Tinggal SBY yg belum ...

Sebenarnya bukan Demokrat dan SBY yang perlu dikasihani itu kalau Jokowi sampai memenangi Pilpres bulan juli yad, tetapi yang kasihan itu justru nasibnya PKS. Biasa di dalam kekuasaan pemerintahan, tiba-tiba kembali ke luar sistem, dan hanya bisa mengamati dan mengawasi dari luar. Anak-anak PKS harus disadarkan mulai saat ini bahwa di masa-masa yad kehidupan ekonomi keluarga mereka tidak senyaman dahulu lagi ....dan sudah mempersiapkan mental kalau suatu saat harus kembali berkantor di ruko - rukp atau ke rumah akhinya .... emoticon-Big Grin


emoticon-Matabelo
Diubah oleh AkuCintaNanea 13-05-2014 21:09
0
3.7K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan