- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Belasan 'Ninja' Rampok Enam Mahasiswa Pendaki Gunung Klabat
![aceminus](https://s.kaskus.id/user/avatar/2013/12/28/avatar6262427_3.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
aceminus
Belasan 'Ninja' Rampok Enam Mahasiswa Pendaki Gunung Klabat
Quote:
Belasan 'Ninja' Rampok Enam Mahasiswa Pendaki Gunung Klabat
Senin, 12 Mei 2014 07:42 WIB Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis
![Belasan 'Ninja' Rampok Enam Mahasiswa Pendaki Gunung Klabat](https://dl.kaskus.id/data.tribunnews.com/foto/bank/images/20140511_121416_foto-gunung-klabat-karya-bobby-worotikan.jpg)
Foto Gunung Klabat karya Bobby Worotikan
TRIBUNNEWS.COM, AIRMADIDI - Pendakian Gunung Klabat yang dilakukan enam mahasiswa Universitas Klabat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Sabtu (10/5/2014) pekan lalu, berujung petaka.
Saat mereka berada di tengah perjalanan menuju puncak, tepatnya di Pos VI, tiba-tiba mereka dikepung belasan perampok bertopeng dan bersenjata tajam.
Para perampok yang berjumlah belasan orang itu, lanjutnya, datang dari balik pohon dan langsung berteriak, menjerit, membuat suasana menjadi menakutkan.
Para mahasiswa hanya bisa pasrah, dan membiarkan para perampok yang saat itu menurut mereka mengambil sejumlah handphone, kamera foto, makanan, kompor, hingga peralatan pendakian.
"Suasana seperti di film horor! Mereka berteriak-teriak. Sangat menyeramkann sekali! Saya benar-benar ketakutan," ujar seorang mahasiswi Unklab, di Polres Minut, Sabtu (10/5/2014).
Putra (bukan nama sebenarnya), seorang pendaki lainnya, menjelaskan mereka memulai pendakian pada Jumat (9/5/2014) malam, masing-masing terdiri dari empat wanita dan tiga pria.
Kemudian pada Sabtu (10/5/2014) subuh, ia dan teman-temannya tiba di Pos VII lalu beristirahat.
Sekitar pukul 09.00 tiba-tiba belasan laki-laki membawa parang keluar dari balik pohon. Mereka keluar sambil berteriak-teriak mengeluarkan ancaman .
Mata kawanan para preampok, lanjutnya, langsung melihat tas ransel dan tenda para mahasiswa.
"Lalu seorang dari kawanan itu maju dengan suara galak meminta barang-barang milik kami. Ia maju diikuti seorang pria yang terus memutar - mutar parang," ujarnya.
Situasi semakin mencekam saat kawanan lainnya maju mendekati para mahasiswa sambil menghunuskan parang. Saat itu, ujarnya, semua terdiam ketakutan. "Kita pasrah. Mereka seperti hendak membunuh kami," ujarnya.
Lalu sebagian merusak tenda dan mengubrak-abrik tenda dan tas ransel. Mereka bergerak sambil terus mengancam para pendaki. Bahkan, mereka mengancam akan melakukan pelecehan terhadap para pendaki wanita.
"Kemunculan mereka seperti ninja, datang dari balik pohon serta bawa parang. Mereka berteriak- teriak, ada yang memaki dengan bahasa yang sata tidak mengerti. Peralatan mendaki saya mereka rampas. Saya tak bisa berbuat apa-apa, kawanan perampok banyak sekali," ujar Putra.
Menurut seorang korban lainnya, seorang mahasiswi, momen yang paling mencekam justru terjadi saat para pemuda itu selesai beraksi tapi tak beranjak dari para mahasiswa.
Seusai mengambil barang-barang, mereka mengerumuni para mahasiswa. Beberapa di antaranya coba berbicara akrab dengan para mahasiswi, termasuk dirinya seolah-olah tidak terjadi apa-apa."Tangan saya mereka elus-elus. Saya ketakutan sekali," ujarnya.
Mereka, lanjutnya, tetap berada di antara para mahasiswa dan terus memegang parang. Menurut gadis itu, dia mengibaratkan berada di dalam sakratul maut, menunggu nyawa melayang.
"Kami hanya bisa menangis dan berdoa," kata pendaki wanita tersebut.
Beruntung, lanjutnya, seseorang memberi isyarat kepada belasan lainnya dan satu persatu dari mereka pergi menuju ke arah puncak. Shandy seorang mahasiswi mengaku sempat diajak ke puncak. Namun ia menolak. "Saya tolak halus," kata dia.
Sesaat sebelum pergi, seorang kawanan perampok memukul seorang pendaki bernama Klemen menggunakan sarung pisau. "Mereka mengubrak-abrik tenda secara brutal" ujarnya.
Senin, 12 Mei 2014 07:42 WIB Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis
![Belasan 'Ninja' Rampok Enam Mahasiswa Pendaki Gunung Klabat](https://dl.kaskus.id/data.tribunnews.com/foto/bank/images/20140511_121416_foto-gunung-klabat-karya-bobby-worotikan.jpg)
Foto Gunung Klabat karya Bobby Worotikan
TRIBUNNEWS.COM, AIRMADIDI - Pendakian Gunung Klabat yang dilakukan enam mahasiswa Universitas Klabat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Sabtu (10/5/2014) pekan lalu, berujung petaka.
Saat mereka berada di tengah perjalanan menuju puncak, tepatnya di Pos VI, tiba-tiba mereka dikepung belasan perampok bertopeng dan bersenjata tajam.
Para perampok yang berjumlah belasan orang itu, lanjutnya, datang dari balik pohon dan langsung berteriak, menjerit, membuat suasana menjadi menakutkan.
Para mahasiswa hanya bisa pasrah, dan membiarkan para perampok yang saat itu menurut mereka mengambil sejumlah handphone, kamera foto, makanan, kompor, hingga peralatan pendakian.
"Suasana seperti di film horor! Mereka berteriak-teriak. Sangat menyeramkann sekali! Saya benar-benar ketakutan," ujar seorang mahasiswi Unklab, di Polres Minut, Sabtu (10/5/2014).
Putra (bukan nama sebenarnya), seorang pendaki lainnya, menjelaskan mereka memulai pendakian pada Jumat (9/5/2014) malam, masing-masing terdiri dari empat wanita dan tiga pria.
Kemudian pada Sabtu (10/5/2014) subuh, ia dan teman-temannya tiba di Pos VII lalu beristirahat.
Sekitar pukul 09.00 tiba-tiba belasan laki-laki membawa parang keluar dari balik pohon. Mereka keluar sambil berteriak-teriak mengeluarkan ancaman .
Mata kawanan para preampok, lanjutnya, langsung melihat tas ransel dan tenda para mahasiswa.
"Lalu seorang dari kawanan itu maju dengan suara galak meminta barang-barang milik kami. Ia maju diikuti seorang pria yang terus memutar - mutar parang," ujarnya.
Situasi semakin mencekam saat kawanan lainnya maju mendekati para mahasiswa sambil menghunuskan parang. Saat itu, ujarnya, semua terdiam ketakutan. "Kita pasrah. Mereka seperti hendak membunuh kami," ujarnya.
Lalu sebagian merusak tenda dan mengubrak-abrik tenda dan tas ransel. Mereka bergerak sambil terus mengancam para pendaki. Bahkan, mereka mengancam akan melakukan pelecehan terhadap para pendaki wanita.
"Kemunculan mereka seperti ninja, datang dari balik pohon serta bawa parang. Mereka berteriak- teriak, ada yang memaki dengan bahasa yang sata tidak mengerti. Peralatan mendaki saya mereka rampas. Saya tak bisa berbuat apa-apa, kawanan perampok banyak sekali," ujar Putra.
Menurut seorang korban lainnya, seorang mahasiswi, momen yang paling mencekam justru terjadi saat para pemuda itu selesai beraksi tapi tak beranjak dari para mahasiswa.
Seusai mengambil barang-barang, mereka mengerumuni para mahasiswa. Beberapa di antaranya coba berbicara akrab dengan para mahasiswi, termasuk dirinya seolah-olah tidak terjadi apa-apa."Tangan saya mereka elus-elus. Saya ketakutan sekali," ujarnya.
Mereka, lanjutnya, tetap berada di antara para mahasiswa dan terus memegang parang. Menurut gadis itu, dia mengibaratkan berada di dalam sakratul maut, menunggu nyawa melayang.
"Kami hanya bisa menangis dan berdoa," kata pendaki wanita tersebut.
Beruntung, lanjutnya, seseorang memberi isyarat kepada belasan lainnya dan satu persatu dari mereka pergi menuju ke arah puncak. Shandy seorang mahasiswi mengaku sempat diajak ke puncak. Namun ia menolak. "Saya tolak halus," kata dia.
Sesaat sebelum pergi, seorang kawanan perampok memukul seorang pendaki bernama Klemen menggunakan sarung pisau. "Mereka mengubrak-abrik tenda secara brutal" ujarnya.
elus elus
Untung tak "kejadian"
![Matabelo emoticon-Matabelo](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvdpjkq.gif)
0
2.5K
Kutip
18
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan