Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku akan melatih para sopir TransJakarta gandeng agar bisa memberikan pelayanan terbaik. Para sopir itu akan digaji 3,5 kali lipat Upah Minimum Provinsi (UMP) atau sekitar Rp8,4 juta. Adapun UMP Jakarta tahun 2014 sebesar Rp2,4 juta.



"Paling penting ini ada pelatihan bagi sopirnya, cara bawanya yang baik. Makanya, sopir bus gandeng kami kasih gajinya 3,5 kali UMP," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama usai melakukan uji coba bus gandeng Scania, Kamis (Vivanews 8 Mei 2014).

Ahok, sapaan Basuki, menuturkan, kebijakan baru itu diberlakukan menyusul didatangkannya 2.000 bus dari Eropa pada tahun depan. Kata dia, bus-bus tersebut akan dibeli langsung oleh PT Transportasi Jakarta yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta.




Supaya kelayakan bus tetap terjaga, maka harus didukung oleh sumber daya manusia yang baik. Terutama untuk sopir dan teknisinya. Oleh karena itu, mereka harus mendapatkan pelatihan khusus. "Jadi terutama sopir harus diberi gaji yang layak. Supaya sopirnya betul-betul baik. Kalau tidak baik akan kami pecat. Jadi tidak ada alasan lagi bekerja tidak baik atau malas-malasan," ujarnya.



Dengan aturan seperti itu, Ahok berharap PT Transportasi Jakarta bisa memberikan standar khusus kepada para operator busway dalam memberikan pelayanan prima. Nantinya, kata dia, para operator harus menggunakan bus dari Eropa. Juga menggaji para sopir sesuai standar yang ditetapkan oleh PT Trans Jakarta. "Kalau operator tidak mau, kami akan beli bus semua," ucap dia. Produsen bus Scania yang berasal dari Swedia memperlihatkan prototipe bus yang akan digunakan di Ibu Kota.





sumber