- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Legenda Sepakbola Baru ( khusus buat INTERISTI)
TS
puputdwiyanto
Legenda Sepakbola Baru ( khusus buat INTERISTI)
bagi pecinta sepakbola tentunya sudah tidak asing lagi dengan kewibawaan dan kerendahan hati JAVIER ALDEMAR ZANETTI, yang menjabat sebagai kapten tim INTERNAZIONALLE MILANO sejak musim 1999/2000 hingga sekarang. Begitu pula dengan gelar yg didapatkan bersama tim, tapi sosok yang penuh karisma dan bersahaja itu kini sudah gantung sepatu bersama dengan pertandingan terakhir nerazzuri melawan lazio di guisepe meazza 11 mei 2014 dini hari tadi.
mari sedikit kita ulas dan bahas tentang perjalanan karir Il Cappitano JZ 4
berikut beberapa komentar dari pelatih maupun pemain tentang sosok figur JZ 4
SUMUR GAN
maaf klo thread ane berantakan
jangan lempar
Spoiler for JZ 4:
mari sedikit kita ulas dan bahas tentang perjalanan karir Il Cappitano JZ 4
Spoiler for JZ4:
Waktu berjalan begitu cepatnya, setelah Paolo Maldini dan Alessandro Del Piero, kini Italia Serie A harus kembali kehilangan salah satu ikonnya, Javier Adelmar Zanetti.
Setiap klub besar pasti memiliki seorang ikon. Pemain yang jadi panutan, memiliki pengaruh kuat, dan jadi simbol tim selama bertahun-tahun lamanya. Menilik sejarah dan kebiasaan sebuah klub, Italia Serie A pantas disebut sebagai gudangnya para ikon.
Adalah tragedi tatkala dalam dekade terakhir seorang Paolo Maldini yang begitu dipuja Milanisti memutuskan pensiun pada 2009 lalu. Pun halnya dengan Alessandro Del Piero yang akhirnya harus meninggalkan Juventus dua tahun lalu, setelah membela panji kebesaran hitam-putih selama 19 musim. Kini nuansa yang sama bakal segera dirasakan oleh para Interisti dan para pecinta Calcio sejati kala harus melepas kepergian simbol FC Internazionale, Javier Adelmar Zanetti.
Ya, lilitan cedera dan faktor usia akhirnya mengalahkan hasrat Zanetti untuk terus menghibur publik dunia melalui olahan bola di atas lapangan. Selasa (6/5), pria Argentina ini resmi memutuskan bahwa 2013/14 menjadi musim terakhirnya di Inter sekaligus sebagai pesepakbola profesional.
Jabatan direktur olahraga La Beneamata sudah disediakan manajemen klub untuknya pasca gantung sepatu. Sehingga duel berkelas menghadapi Lazio akhir pekan ini, bakal jadi momen perpisahan emosional Zanetti di Giuseppe Meazza.
Seperti diketahui sebelumnya, Inter tidak akan memainkan pertandingan penutup musim di Meazza. Karenanya perpisahan sang kapten dengan publik stadion kebesaran bakal dilakukan sepekan lebih cepat.
Lahir pada 10 agustus 1973 di Dock Sud, Buenos Aires, Argentina, bakat Zanetti kecil sempat ditolak akademi klub mapan Negeri Tango, Independiente. Tak mau patah arang menjadi pesepakbola profesional, ia kemudian bergabung ke klub divisi dua Argentina, Talleres de Escalada, pada musim 1992/93.
Di usianya yang kala itu masih 19 tahun, kualitas Zanetti meningkat pesat karena bermain sebanyak 33 kali semusim plus jadi anggota tetap Timnas Argentina U-20. Klub papan atas Argentina kala itu, Banfield, kemudian kepincut untuk meminang sang bocah yang akhirnya terlaksana pada 1993.
Cukup dua musim dengan performa yang ciamik dari 66 kali partisipasinya, Zanetti akhirnya sukses mendapatkan tiket ke Eropa melalui FC Internazionale pada musim panas 1995/96. Uniknya transfer itu jadi transaksi pertama kepemimpinan presiden legendaris Inter, Massimo Moratti.
"Awalnya saya menyaksikan partai Timnas Argerntina U-20 untuk meyakinkan diri merekrut Ariel Ortega. Anehnya, saya malah lebih tertarik dengan pemain lain yang bermain di posisi fullback, ia melakukan hal yang tak pernah saya lihat sebelumnya. Kami pun berpindah halauan dan memutuskan untuk memboyong sang bek," tutur Morratti mengenang pembelian Zanetti.
Satu keputusan yang tepat, karena di Inter El Tractor memulai cerita indahnya sebagai pesepakbola sekaligus menghadirkan kebahagiaan bagi seluruh Interisti sejati.
Berposisi asli sebagai fullback kanan. Dengan keunggulan fisik, keakuratan passing, serta kecepatannya, Zanetti merupakan pesepakbola yang serba bisa.
Ia lazim ditempatkan di beberapa posisi selain bek kanan seperti bek kiri, sayap kiri, sayap kanan dan bahkan gelandang bertahan. Kecerdasannya dalam memahami taktik untuk kemudian diterjemahkan pada seluruh rekannya, membuat posisi Zanetti di starting XI Tim Ular Cobra tak pernah tergeser sejak musim perdana!
Terus konsisten meski berganti pelatih sebanyak 18 kali sepanjang karienya di Inter, Zanetti mencatatkan rerata 39,8 kali penampilan setiap musimnya! Tak heran jika ia dipercaya menjadi kapten I Nerrazzurri sejak musim 1999/00, menggantikan status legenda Inter lainnya, Giuseppe Bergomi.
Sejak menjalani debut di Inter pada 27 Agustus 1995 di usia 22 tahun menghadapi Vicenza di Serie A, perlahan Zanetti menjelma menjadi salah satu legenda klub dengan memegang rekor sebagai pemain yang paling sering membela Inter (858) dan Timnas Argentina (145).
Di Serie A, catatan caps-nya hanya kalah dari legenda Milan, Paolo Maldini, yang bermain sebanyak 647 kali, sementara Zanetti bermain sebanyak 613 kali.
Meski segalanya terlihat indah, Zanetti sempat menderita bersama Inter karena hanya mampu meraih sebiji gelar dalam sembilan musim pertamanya di Giuseppe Meaza, yakni Piala UEFA 1997/98. Namun peruntungan berubah pasca Tim Bitu-Hitam sukses merengkuh Piala Italia pada 2004/05 dan 2005/06, disusul dengan kasus calciopoli 2006.
Ya, bersama Inter, Pupi panen gelar dengan rentetan lima scudetto beruntun sejak musim 2005/06. Puncaknya jelas terjadi di musim paling dikenang sepanjang sejarah Inter, yakni 2009/10. Kala itu di bawah asuhan Jose Mourinho, Inter meraih gelar treble winners yang mencakup Piala Italia, scudetto, dan trofi Liga Champions.
Ditambah sebuah gelar Piala Italia dan Piala Dunia Antarklub semusim setelahnya, semua catatan tersebut jadi prestasi tertinggi sekaligus penyempurna kisah indah karier Zanetti.
Kini setelah 19 musim, catatan 858 penampilan plus torehan 21 gol, disertai deretan gelar di level klub, saatnya kita melepas kepergian salah satu bakat terbaik sepakbola. Zanetti berujar jika inilah momen tepat untuk mengakhiri catatan lembar emas kariernya sebagai pesepakbola profesional, dan membuka lembaran baru sebagai petinggi Il Biscione.
"Untuk pensiun di usia ke-40 tahun adalah sensasi yang unik, saya merasa bangga terhadap diri saya, ini adalah momen yang tepat," ujar sang kapten.
"Setelah cedera tahun lalu saya ingin membuktikan bahwa saya bisa kembali ke sepakbola kompetitif dan saya melakukannya. Saya bermimpi untuk mengakhiri karir dengan jersey Inter, Inter adalah rumah saya dan saya juga akan berusaha memberi kontribusi dari luar lapangan!"
Lebih menyedihkan lagi, karena Interisti sepertinya juga dipaksa melepas kepergian dua legenda Argentina lainnya, yakni Diego Milito dan Esteban Cambiasso, ketika musim ini selesai. Walter Samuel juga bisa memberi kejutan jika musim depan tak memilih Inter sebagai klubnya, pada musim terakhirnya sebagai pesepakbola profesional.
Pada akhirnya hukum alam memang tak dapat dilawan, selalu ada perisahan untuk sebuah pertemuan. Minggu (11/5) esok, mari kita nikmati setiap aksi, sentuhan, dan gerakan indah Il Capitano di detik-detik terakhirnya sebagai pesepakbola. Setelahnya? Sudah selayaknya Anda para pecinta Calcio sejati berdiri sembari bertepuk tangan sebagai tanda penghormatan terakhir bagi Javier Adelmar Zanetti.
Akhir kata, Arrivederci Il Trattore!
Setiap klub besar pasti memiliki seorang ikon. Pemain yang jadi panutan, memiliki pengaruh kuat, dan jadi simbol tim selama bertahun-tahun lamanya. Menilik sejarah dan kebiasaan sebuah klub, Italia Serie A pantas disebut sebagai gudangnya para ikon.
Adalah tragedi tatkala dalam dekade terakhir seorang Paolo Maldini yang begitu dipuja Milanisti memutuskan pensiun pada 2009 lalu. Pun halnya dengan Alessandro Del Piero yang akhirnya harus meninggalkan Juventus dua tahun lalu, setelah membela panji kebesaran hitam-putih selama 19 musim. Kini nuansa yang sama bakal segera dirasakan oleh para Interisti dan para pecinta Calcio sejati kala harus melepas kepergian simbol FC Internazionale, Javier Adelmar Zanetti.
Ya, lilitan cedera dan faktor usia akhirnya mengalahkan hasrat Zanetti untuk terus menghibur publik dunia melalui olahan bola di atas lapangan. Selasa (6/5), pria Argentina ini resmi memutuskan bahwa 2013/14 menjadi musim terakhirnya di Inter sekaligus sebagai pesepakbola profesional.
Jabatan direktur olahraga La Beneamata sudah disediakan manajemen klub untuknya pasca gantung sepatu. Sehingga duel berkelas menghadapi Lazio akhir pekan ini, bakal jadi momen perpisahan emosional Zanetti di Giuseppe Meazza.
Seperti diketahui sebelumnya, Inter tidak akan memainkan pertandingan penutup musim di Meazza. Karenanya perpisahan sang kapten dengan publik stadion kebesaran bakal dilakukan sepekan lebih cepat.
Spoiler for JZ:
Zanetti jadi pembelian pertama Massimo Moratti dalam dinasti kepemimpinannya di Inter
Lahir pada 10 agustus 1973 di Dock Sud, Buenos Aires, Argentina, bakat Zanetti kecil sempat ditolak akademi klub mapan Negeri Tango, Independiente. Tak mau patah arang menjadi pesepakbola profesional, ia kemudian bergabung ke klub divisi dua Argentina, Talleres de Escalada, pada musim 1992/93.
Di usianya yang kala itu masih 19 tahun, kualitas Zanetti meningkat pesat karena bermain sebanyak 33 kali semusim plus jadi anggota tetap Timnas Argentina U-20. Klub papan atas Argentina kala itu, Banfield, kemudian kepincut untuk meminang sang bocah yang akhirnya terlaksana pada 1993.
Cukup dua musim dengan performa yang ciamik dari 66 kali partisipasinya, Zanetti akhirnya sukses mendapatkan tiket ke Eropa melalui FC Internazionale pada musim panas 1995/96. Uniknya transfer itu jadi transaksi pertama kepemimpinan presiden legendaris Inter, Massimo Moratti.
"Awalnya saya menyaksikan partai Timnas Argerntina U-20 untuk meyakinkan diri merekrut Ariel Ortega. Anehnya, saya malah lebih tertarik dengan pemain lain yang bermain di posisi fullback, ia melakukan hal yang tak pernah saya lihat sebelumnya. Kami pun berpindah halauan dan memutuskan untuk memboyong sang bek," tutur Morratti mengenang pembelian Zanetti.
Satu keputusan yang tepat, karena di Inter El Tractor memulai cerita indahnya sebagai pesepakbola sekaligus menghadirkan kebahagiaan bagi seluruh Interisti sejati.
Spoiler for JZ:
Zanetti jadi pemain paling dipercaya, konsisten, dan layak berstatus sebagai kapten Inter
Berposisi asli sebagai fullback kanan. Dengan keunggulan fisik, keakuratan passing, serta kecepatannya, Zanetti merupakan pesepakbola yang serba bisa.
Ia lazim ditempatkan di beberapa posisi selain bek kanan seperti bek kiri, sayap kiri, sayap kanan dan bahkan gelandang bertahan. Kecerdasannya dalam memahami taktik untuk kemudian diterjemahkan pada seluruh rekannya, membuat posisi Zanetti di starting XI Tim Ular Cobra tak pernah tergeser sejak musim perdana!
Terus konsisten meski berganti pelatih sebanyak 18 kali sepanjang karienya di Inter, Zanetti mencatatkan rerata 39,8 kali penampilan setiap musimnya! Tak heran jika ia dipercaya menjadi kapten I Nerrazzurri sejak musim 1999/00, menggantikan status legenda Inter lainnya, Giuseppe Bergomi.
Spoiler for JZ:
Liga Champions jadi prestasi tertinggi sekaligus penyempurna kisah indah karier Zanetti
Sejak menjalani debut di Inter pada 27 Agustus 1995 di usia 22 tahun menghadapi Vicenza di Serie A, perlahan Zanetti menjelma menjadi salah satu legenda klub dengan memegang rekor sebagai pemain yang paling sering membela Inter (858) dan Timnas Argentina (145).
Di Serie A, catatan caps-nya hanya kalah dari legenda Milan, Paolo Maldini, yang bermain sebanyak 647 kali, sementara Zanetti bermain sebanyak 613 kali.
Meski segalanya terlihat indah, Zanetti sempat menderita bersama Inter karena hanya mampu meraih sebiji gelar dalam sembilan musim pertamanya di Giuseppe Meaza, yakni Piala UEFA 1997/98. Namun peruntungan berubah pasca Tim Bitu-Hitam sukses merengkuh Piala Italia pada 2004/05 dan 2005/06, disusul dengan kasus calciopoli 2006.
Ya, bersama Inter, Pupi panen gelar dengan rentetan lima scudetto beruntun sejak musim 2005/06. Puncaknya jelas terjadi di musim paling dikenang sepanjang sejarah Inter, yakni 2009/10. Kala itu di bawah asuhan Jose Mourinho, Inter meraih gelar treble winners yang mencakup Piala Italia, scudetto, dan trofi Liga Champions.
Ditambah sebuah gelar Piala Italia dan Piala Dunia Antarklub semusim setelahnya, semua catatan tersebut jadi prestasi tertinggi sekaligus penyempurna kisah indah karier Zanetti.
Spoiler for JZ:
Trio legenda Argentina kemungkinan besar akan memainkan musim terakhirnya di Inter
Kini setelah 19 musim, catatan 858 penampilan plus torehan 21 gol, disertai deretan gelar di level klub, saatnya kita melepas kepergian salah satu bakat terbaik sepakbola. Zanetti berujar jika inilah momen tepat untuk mengakhiri catatan lembar emas kariernya sebagai pesepakbola profesional, dan membuka lembaran baru sebagai petinggi Il Biscione.
"Untuk pensiun di usia ke-40 tahun adalah sensasi yang unik, saya merasa bangga terhadap diri saya, ini adalah momen yang tepat," ujar sang kapten.
"Setelah cedera tahun lalu saya ingin membuktikan bahwa saya bisa kembali ke sepakbola kompetitif dan saya melakukannya. Saya bermimpi untuk mengakhiri karir dengan jersey Inter, Inter adalah rumah saya dan saya juga akan berusaha memberi kontribusi dari luar lapangan!"
Lebih menyedihkan lagi, karena Interisti sepertinya juga dipaksa melepas kepergian dua legenda Argentina lainnya, yakni Diego Milito dan Esteban Cambiasso, ketika musim ini selesai. Walter Samuel juga bisa memberi kejutan jika musim depan tak memilih Inter sebagai klubnya, pada musim terakhirnya sebagai pesepakbola profesional.
Pada akhirnya hukum alam memang tak dapat dilawan, selalu ada perisahan untuk sebuah pertemuan. Minggu (11/5) esok, mari kita nikmati setiap aksi, sentuhan, dan gerakan indah Il Capitano di detik-detik terakhirnya sebagai pesepakbola. Setelahnya? Sudah selayaknya Anda para pecinta Calcio sejati berdiri sembari bertepuk tangan sebagai tanda penghormatan terakhir bagi Javier Adelmar Zanetti.
Akhir kata, Arrivederci Il Trattore!
Spoiler for JZ4:
JAVIER ZANETTI
Nama: Javier Adelmar Zanetti
Tempat, Tanggal Lahir: Buenos Aires, Argentina, 10 Agustus 1973.
Klub: Talleres (1991-1992)
Banfield (1992-1995)
FC Internazionale (1995-2014)
Caps Timnas Argentina: 145/5 gol Koleksi Gelar
(FC Internazionale)
Serie A Italia: 5 (2005/06, 2006/07, 2007/08, 2008/09, 2009/10)
Coppa Italia: 4 (2004/05, 2005/06, 2009/10, 2010/11)
Supercoppa Italia: 4 (2005, 2006, 2008, 2010)
Piala UEFA: 1 (1997/98)
Liga Champions: 1 (2009/10)
Piala Dunia Antarklub: 1 (2011)
"Javier Zanetti adalah lawan yang paling saya hormati!"
- Paolo Maldini
"Semua pemain ingin menjadi seperti Javier Zanetti"
- Jose Mourinho
Spoiler for JZ:
Nama: Javier Adelmar Zanetti
Tempat, Tanggal Lahir: Buenos Aires, Argentina, 10 Agustus 1973.
Klub: Talleres (1991-1992)
Banfield (1992-1995)
FC Internazionale (1995-2014)
Caps Timnas Argentina: 145/5 gol Koleksi Gelar
(FC Internazionale)
Serie A Italia: 5 (2005/06, 2006/07, 2007/08, 2008/09, 2009/10)
Coppa Italia: 4 (2004/05, 2005/06, 2009/10, 2010/11)
Supercoppa Italia: 4 (2005, 2006, 2008, 2010)
Piala UEFA: 1 (1997/98)
Liga Champions: 1 (2009/10)
Piala Dunia Antarklub: 1 (2011)
"Javier Zanetti adalah lawan yang paling saya hormati!"
- Paolo Maldini
"Semua pemain ingin menjadi seperti Javier Zanetti"
- Jose Mourinho
berikut beberapa komentar dari pelatih maupun pemain tentang sosok figur JZ 4
Spoiler for komentar beberapa pelatih dan pemain:
Marco Materazzi : “Di dunia ini, tidak ada satupun pemain yang saya takuti, kecuali Zanetti”
Roberto Mancini : “Ikon sepak bola yang sesungguhnya”
Roberto Mancini : “Saya berkesempatan untuk menghadap Pupi sebagai pemain dan dia sangat membuat saya terkesan, walaupun masih muda dan seorang pemain asing, dia bermain dengan intesitas dan kualitas. Lalu saya sangat beruntung bisa melatihnya di Inter dan tanpa ragu saya katakan setiap pelatih di dunia pasti sangat ingin mempunyai pemain seperti dia, karena profesionalismenya dan kualitas yang dia tunjukkan di lapangan dan karena ia bisa bermain di setiap posisi kecuali kiper.”
Roy Hodgson : “Saya senang berkesempatan untuk memberi selamat kepada Javier atas rekornya itu, melampaui penampilanya Beppe Bergomi di Inter. Dan saya beruntung bisa bekerja sama dengan dua legenda Nerazzurri itu”.
Roberto Baggio : “Dulu dia pernah mengatakan ingin menjadi seperti saya, tapi sekarang saya ingin mengatakan kepada dia bahwa sekarang saya ingin seperti dia”
Fabio Cannavaro : “Dia mengajarkan kepada saya bagaimana menjadi seorang kapten sesungguhnya”
Wesley Sneijder : “Anda biasa melihat pelatih di sisi lapangan, namun jika di dalam lapangan Zanetti adalah pelatih Anda”
Jose Mourinho : “Semua pemain ingin menjadi seperti Javier”
Jose Mourinho : “Bagiku Zanetti mewakili sebuah kebahagiaan dalam hidup, kebahagiaan menjadikan sepakbola sebagai pekerjaan dalam hidupku. Dia memberikan senyuman, semangat hidup, semangat berlatih, pembangkit semangat untuk semua orang yang bekerja dengannya.
Bagiku Javier Zanetti adalah segalanya dan dia akan jadi teman sepanjang hidupku. Dari itu semua dan jalan panjangnya sebagai pesepakbola. Tapi menjadi pelatihnya selama dua musim yang luar biasa dalam kariernya, ini bukan tempatku untuk berbicara tentang seorang pria yang telah menulis jalan hidupnya sendiri yang begitu luar biasa. Aku hanya ingin mengatakan terima kasih untuk segalanya, terima kasih karena kau telah memberiku sedikit ruang dalam ceritamu. Momen yang paling membahagiakan adalah saat kita berpelukan di tengah Santiago Bernabeu. Itu tidak akan jadi yang terakhir namun itu adalah yang paling berkesan selama dua tahun kebersamaan kita. Mungkin suatu hari bakal ada yang memecahkan rekor Zanetti, namun hanya ada satu Zanetti.”
Lionel Messi : “Saya sangat takut menghadapi ketenangan Zanetti”
Paolo Maldini : “Musuh yang paling saya hormati”
Esteban Cambiasso : “Zanetti? Hanya satu kata, SEMPURNA”
Davide Santon : “Jika saya mempunyai 10% dari 100% kemampuan Zanetti, saya bisa menjadi pemain terbaik di dunia”
Douglas Maicon : “Walaupun Anda melakukan kesalahan separah apapun ketika bertanding tidak ada sedikitpun wajah kemarahan yang terlihat dari Zanetti, dia akan membantu dan membimbing Anda untuk menjadi lebih baik lagi”
Ryan Giggs : “Lawan paling tangguh yang pernah saya hadapi adalah Javier Zanetti”
Luigi Simoni : “Hari ini kami merayakan bersamamu rekor yang telah kau pecahkan di Inter lebih dari pemain lain. Dan saya bisa katan jujur bagi saya kamu adalah fenomena sebenarnya di dunia sepakbola. Kapten di dalam dan luar lapangan. Kamu masih muda namun kamu mengikuti contoh yang benar; Kamu masih muda namun kamu adalah orang bersahaja dan tak pernah menyerah serta selalu mau belajar. Lalu kamu menjadi pesepakbola yang lebih baik; Menjadi seorang pria, suami, ayah; menjadi simbol tim – dan bukan hanya tim saja”.
Sir Alex Ferguson : “Pemain yang paling bersih yang pernah saya lihat”
Diego Simeone : “Hanya satu yang belum pernah saya lihat dari Javier, kemarahan“
Pierre Luigi Collina : “Jika Anda ingin menjadi pesepak bola, lihatlah Zanetti ”
Hector Cuper : “Javier Zanetti adalah salah satu pesepakbola profesional yang pernah saya latih. Dia sangat berdedikasi, jujur, pekerja keras dan seorang yang bertanggung jawab. Profesional dalam melayani tim dan saya tidak berbicara mengenai dia sebagai pemain namun sebagai seorang profesional dalam sebuah grup”.
Arsene Wenger : “Saya memang tidak mengenal Zanetti secara personal, tapi jika saya memperhatikan kemampuannya sikap dan perilakunya di dalam ataupun di luar lapangan, nilai 100 belum cukup untuk diberikan kepada Zanetti”
Leonardo : “Well done, Pupi! Kapten telah membuat rekor baru lagi, yang membuat itu seperti terlihat biasa saja. Bagi orang lain itu akan jadi sesuatu yang luar biasa. Tapi dalam hal ini, ini jadi konsekuensi normal dari karier yang telah dia bangun dengan kerja keras. Bagaimana kau bisa membicarakan seorang kapten tanpa menyalutinya? Dan sekali lagi angka-angka ini tidak bisa menjelaskan apa yang telah dia persembahkan untuk Inter dan dunia sepakbola”.
Massimo Moratti : “Tidak ada pembelian terbaik yang pernah saya lakukan, kecuali membeli Zanetti”
Roberto Mancini : “Ikon sepak bola yang sesungguhnya”
Roberto Mancini : “Saya berkesempatan untuk menghadap Pupi sebagai pemain dan dia sangat membuat saya terkesan, walaupun masih muda dan seorang pemain asing, dia bermain dengan intesitas dan kualitas. Lalu saya sangat beruntung bisa melatihnya di Inter dan tanpa ragu saya katakan setiap pelatih di dunia pasti sangat ingin mempunyai pemain seperti dia, karena profesionalismenya dan kualitas yang dia tunjukkan di lapangan dan karena ia bisa bermain di setiap posisi kecuali kiper.”
Roy Hodgson : “Saya senang berkesempatan untuk memberi selamat kepada Javier atas rekornya itu, melampaui penampilanya Beppe Bergomi di Inter. Dan saya beruntung bisa bekerja sama dengan dua legenda Nerazzurri itu”.
Roberto Baggio : “Dulu dia pernah mengatakan ingin menjadi seperti saya, tapi sekarang saya ingin mengatakan kepada dia bahwa sekarang saya ingin seperti dia”
Fabio Cannavaro : “Dia mengajarkan kepada saya bagaimana menjadi seorang kapten sesungguhnya”
Wesley Sneijder : “Anda biasa melihat pelatih di sisi lapangan, namun jika di dalam lapangan Zanetti adalah pelatih Anda”
Jose Mourinho : “Semua pemain ingin menjadi seperti Javier”
Jose Mourinho : “Bagiku Zanetti mewakili sebuah kebahagiaan dalam hidup, kebahagiaan menjadikan sepakbola sebagai pekerjaan dalam hidupku. Dia memberikan senyuman, semangat hidup, semangat berlatih, pembangkit semangat untuk semua orang yang bekerja dengannya.
Bagiku Javier Zanetti adalah segalanya dan dia akan jadi teman sepanjang hidupku. Dari itu semua dan jalan panjangnya sebagai pesepakbola. Tapi menjadi pelatihnya selama dua musim yang luar biasa dalam kariernya, ini bukan tempatku untuk berbicara tentang seorang pria yang telah menulis jalan hidupnya sendiri yang begitu luar biasa. Aku hanya ingin mengatakan terima kasih untuk segalanya, terima kasih karena kau telah memberiku sedikit ruang dalam ceritamu. Momen yang paling membahagiakan adalah saat kita berpelukan di tengah Santiago Bernabeu. Itu tidak akan jadi yang terakhir namun itu adalah yang paling berkesan selama dua tahun kebersamaan kita. Mungkin suatu hari bakal ada yang memecahkan rekor Zanetti, namun hanya ada satu Zanetti.”
Lionel Messi : “Saya sangat takut menghadapi ketenangan Zanetti”
Paolo Maldini : “Musuh yang paling saya hormati”
Esteban Cambiasso : “Zanetti? Hanya satu kata, SEMPURNA”
Davide Santon : “Jika saya mempunyai 10% dari 100% kemampuan Zanetti, saya bisa menjadi pemain terbaik di dunia”
Douglas Maicon : “Walaupun Anda melakukan kesalahan separah apapun ketika bertanding tidak ada sedikitpun wajah kemarahan yang terlihat dari Zanetti, dia akan membantu dan membimbing Anda untuk menjadi lebih baik lagi”
Ryan Giggs : “Lawan paling tangguh yang pernah saya hadapi adalah Javier Zanetti”
Luigi Simoni : “Hari ini kami merayakan bersamamu rekor yang telah kau pecahkan di Inter lebih dari pemain lain. Dan saya bisa katan jujur bagi saya kamu adalah fenomena sebenarnya di dunia sepakbola. Kapten di dalam dan luar lapangan. Kamu masih muda namun kamu mengikuti contoh yang benar; Kamu masih muda namun kamu adalah orang bersahaja dan tak pernah menyerah serta selalu mau belajar. Lalu kamu menjadi pesepakbola yang lebih baik; Menjadi seorang pria, suami, ayah; menjadi simbol tim – dan bukan hanya tim saja”.
Sir Alex Ferguson : “Pemain yang paling bersih yang pernah saya lihat”
Diego Simeone : “Hanya satu yang belum pernah saya lihat dari Javier, kemarahan“
Pierre Luigi Collina : “Jika Anda ingin menjadi pesepak bola, lihatlah Zanetti ”
Hector Cuper : “Javier Zanetti adalah salah satu pesepakbola profesional yang pernah saya latih. Dia sangat berdedikasi, jujur, pekerja keras dan seorang yang bertanggung jawab. Profesional dalam melayani tim dan saya tidak berbicara mengenai dia sebagai pemain namun sebagai seorang profesional dalam sebuah grup”.
Arsene Wenger : “Saya memang tidak mengenal Zanetti secara personal, tapi jika saya memperhatikan kemampuannya sikap dan perilakunya di dalam ataupun di luar lapangan, nilai 100 belum cukup untuk diberikan kepada Zanetti”
Leonardo : “Well done, Pupi! Kapten telah membuat rekor baru lagi, yang membuat itu seperti terlihat biasa saja. Bagi orang lain itu akan jadi sesuatu yang luar biasa. Tapi dalam hal ini, ini jadi konsekuensi normal dari karier yang telah dia bangun dengan kerja keras. Bagaimana kau bisa membicarakan seorang kapten tanpa menyalutinya? Dan sekali lagi angka-angka ini tidak bisa menjelaskan apa yang telah dia persembahkan untuk Inter dan dunia sepakbola”.
Massimo Moratti : “Tidak ada pembelian terbaik yang pernah saya lakukan, kecuali membeli Zanetti”
SUMUR GAN
maaf klo thread ane berantakan
jangan lempar
Diubah oleh puputdwiyanto 11-05-2014 03:51
nona212 memberi reputasi
1
2.2K
Kutip
6
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan