- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Umur Dahlan Iskan Tinggal 6 Bulan Lagi


TS
henrykuk
Umur Dahlan Iskan Tinggal 6 Bulan Lagi
Misi agan-agan,,,masih ingat kan dulu Pak Dahlan Iskan pernah operasi ganti hati,,,
Ini gan ceritanya yang dicritain oleh Pak Dahlan Iskan sendiri
Saya sakit yang luar biasa karena hati saya penuh kanker, saya sakit kanker hati. Hati saya penuh kanker dan tidak bisa disembuhkan, dokter sudah angkat tangan, sampai dokter di Singapura juga sudah angkat tangan, dan mengatakan bahwa pak Dahlan ini umurnya tinggal 6 bulan lagi waktu itu, 7 tahun yang lalu. Memang sudah nggak ada jalan keluar, bahkan waktu itu saya sudah muntah darah banyak sekali, kaki sudah bengkak, perut sudah besar dan keras dan saya tidak bisa jalan lagi, tetapi saya tetap masih ingat bahwa ikhtiar itu wajib. Meskipun dokter mengatakan umur tinggal 6 bulan lagi tetapi toh saya harus berikhtiar, kemudian saya ingat lagi "afalaa ta'qiluun", berfikir dong,,,berfikir dong,,,saya berfikir terus akhirnya saya menemukan jalan lain bahwa dunia ini sudah sangat modern, dunia kedokteran sangat luar biasa majunya dan hati yang penuh dengan kanker itu mungkin bisa diganti dengan hati yang baru yang mungkin akan gagal yang akhirnya akan mati juga atau mungkin akan berhasil dan bisa hidup karena itu saya mencari rumah sakit dan mencari dokter yang ahli di bidang itu. Akhirnya saya menjalani apa yang disebut operasi ganti hati.
Saya masuk Rumah Sakit itu, tetapi harus menunggu ada orang yang meninggal dunia yang hatinya bisa disumbangkan kepada saya, sambil saya berpacu dengan umur yang tinggal 6 bulan lagi. Saya berfikir lebih dulu meninggal karena 6 bulan lewat atau ada yang meninggal sebelum 6 bulan. Saya menunggu di situ satu bulan penuh nggak ada orang yang meninggal, umur saya tinggal 5 bulan, kemudian ada yang meninggal tetapi hatinya tidak cocok untuk saya, golongan darahnya tidak cocok, syaraf-syarafnya tidak cocok sehingga tidak bisa disumbangkan kepada saya. Terus menunggu lagi, satu bulan lagi tidak ada yang meninggal, umur saya tinggal 4 bulan, kemudian ada orang yang meninggal tetapi hatinya sakit juga sehingga tidak mungkin hati saya yang sakit diganti dengan hati orang lain yang sakit juga sehingga harus nunggu, nunggu dan nunggu lagi.
Ketika umur saya secara teknis (bukan secara takdir) itu tinggal 2 bulan tiba-tiba ada anak meninggal dunia tapi tidak di rumah sakit itu, di luar rumah sakit, anak ini masih sangat muda umurnya baru 21 tahun, laki-laki, walaupun sebenarnya secara anatomi antara laki-laki dan perempuan tidak beda, sehingga ketika meninggal, ketika diperiksa hatinya belum ikut meninggal, hatinya sangat bersih, bersih dalam pengertian tidak ada penyakitnya, bukan bersih dalam pengertian beraih dari dosa. Dan setelah diperiksa, hati anak muda yang umur 21 tahun itu sangat-sangat cocok untuk saya, 100 persen cocok. Kemudian saya dimasukkan ruang operasi, saya dimatikan selama 13 jam, saya tidak tahu apa yang terjadi. Tapi dokter menceritakan bahwa saat itu setelah saya dimatikan selama 13 jam dada saya dibelah kemudian hati saya yang asli dipotong, dikeluarkan, diserahkan kepada istri saya yang menunggu di depan ruang operasi dan istri saya hampir semaput karena melihat hati saya yang asli itu sudah tidak berbentuk hati lagi, warnanya sudah hitam, sudah hancur-hancur begitu karena penuh dengan kanker. Terus kemudian hatinya anak muda itu dipotong juga, dimasukkan ke dada saya kemudian di jahit dan besok paginya saya membuka mata. Alhamdulillah saya hidup.
Kemudian dokter masuk ke ruang ICU, saya tentu menggunakan isyarat karena mulut, hidung, pipi, perut saya penuh dengan kabel, saya tidak bisa ngomong apa-apa. Saya bilang kepada dokter, maksud saya dengan kedipan mata, saya mengucapkan terima kasih bahwa saya hidup. Tapi dokter membisikkan kata-kata kepada saya, "Pak Dahlan jangan senang dulu, mungkin hidupnya ini hanya satu jam atau dua jam, setelah itu mungkin akan ada istilahnya "rejection" dan Pak Dahlan akan meninggal juga." Saya bilang ya nggakpapa saya toh sudah pasrah, saya sudah sumeleh bahwa toh umur saya sudah dibilang tinggal 2 bulan waktu itu sehingga kalau ini meninggal juga saya sudah terima. Tapi ternyata sehari itu, sehari penuh saya hidup, besoknya satu hari lagi penuh hidup dan seterusnya sampai akhirnya sampai hari ini saya dinyatakan sangat sehat dan Alhamdulillah saya pulang ke Indonesia. Kemudian saya bertekad untuk tidak mau lagi cari uang. Saya diberi tambahan umur saja sudah Alhamdulillah.
Jadi kalau disebut-sebut saya pimpinan Jawa Pos, saya sudah bukan pimpinan Jawa Pos lagi karena Jawa Pos dan perusahaan-perusahaan di grup Jawa Pos kira-kira 300 perusahaan sudah saya serahkan semuanya kepada anak saya dan saya bertekad tidak mau lagi cari uang. Saya hanya pengen mengurus madrasah, pengen menulis buku dan pengen menjadi gurunya wartawan yang tidak usah dibayar. Pokoknya nggak mau cari uang.
Ane kopas dari sini gan
Umur Dahlan Iskan Tinggal 6 Bulan Lagi
Ini gan ceritanya yang dicritain oleh Pak Dahlan Iskan sendiri
Saya sakit yang luar biasa karena hati saya penuh kanker, saya sakit kanker hati. Hati saya penuh kanker dan tidak bisa disembuhkan, dokter sudah angkat tangan, sampai dokter di Singapura juga sudah angkat tangan, dan mengatakan bahwa pak Dahlan ini umurnya tinggal 6 bulan lagi waktu itu, 7 tahun yang lalu. Memang sudah nggak ada jalan keluar, bahkan waktu itu saya sudah muntah darah banyak sekali, kaki sudah bengkak, perut sudah besar dan keras dan saya tidak bisa jalan lagi, tetapi saya tetap masih ingat bahwa ikhtiar itu wajib. Meskipun dokter mengatakan umur tinggal 6 bulan lagi tetapi toh saya harus berikhtiar, kemudian saya ingat lagi "afalaa ta'qiluun", berfikir dong,,,berfikir dong,,,saya berfikir terus akhirnya saya menemukan jalan lain bahwa dunia ini sudah sangat modern, dunia kedokteran sangat luar biasa majunya dan hati yang penuh dengan kanker itu mungkin bisa diganti dengan hati yang baru yang mungkin akan gagal yang akhirnya akan mati juga atau mungkin akan berhasil dan bisa hidup karena itu saya mencari rumah sakit dan mencari dokter yang ahli di bidang itu. Akhirnya saya menjalani apa yang disebut operasi ganti hati.
Saya masuk Rumah Sakit itu, tetapi harus menunggu ada orang yang meninggal dunia yang hatinya bisa disumbangkan kepada saya, sambil saya berpacu dengan umur yang tinggal 6 bulan lagi. Saya berfikir lebih dulu meninggal karena 6 bulan lewat atau ada yang meninggal sebelum 6 bulan. Saya menunggu di situ satu bulan penuh nggak ada orang yang meninggal, umur saya tinggal 5 bulan, kemudian ada yang meninggal tetapi hatinya tidak cocok untuk saya, golongan darahnya tidak cocok, syaraf-syarafnya tidak cocok sehingga tidak bisa disumbangkan kepada saya. Terus menunggu lagi, satu bulan lagi tidak ada yang meninggal, umur saya tinggal 4 bulan, kemudian ada orang yang meninggal tetapi hatinya sakit juga sehingga tidak mungkin hati saya yang sakit diganti dengan hati orang lain yang sakit juga sehingga harus nunggu, nunggu dan nunggu lagi.
Ketika umur saya secara teknis (bukan secara takdir) itu tinggal 2 bulan tiba-tiba ada anak meninggal dunia tapi tidak di rumah sakit itu, di luar rumah sakit, anak ini masih sangat muda umurnya baru 21 tahun, laki-laki, walaupun sebenarnya secara anatomi antara laki-laki dan perempuan tidak beda, sehingga ketika meninggal, ketika diperiksa hatinya belum ikut meninggal, hatinya sangat bersih, bersih dalam pengertian tidak ada penyakitnya, bukan bersih dalam pengertian beraih dari dosa. Dan setelah diperiksa, hati anak muda yang umur 21 tahun itu sangat-sangat cocok untuk saya, 100 persen cocok. Kemudian saya dimasukkan ruang operasi, saya dimatikan selama 13 jam, saya tidak tahu apa yang terjadi. Tapi dokter menceritakan bahwa saat itu setelah saya dimatikan selama 13 jam dada saya dibelah kemudian hati saya yang asli dipotong, dikeluarkan, diserahkan kepada istri saya yang menunggu di depan ruang operasi dan istri saya hampir semaput karena melihat hati saya yang asli itu sudah tidak berbentuk hati lagi, warnanya sudah hitam, sudah hancur-hancur begitu karena penuh dengan kanker. Terus kemudian hatinya anak muda itu dipotong juga, dimasukkan ke dada saya kemudian di jahit dan besok paginya saya membuka mata. Alhamdulillah saya hidup.
Kemudian dokter masuk ke ruang ICU, saya tentu menggunakan isyarat karena mulut, hidung, pipi, perut saya penuh dengan kabel, saya tidak bisa ngomong apa-apa. Saya bilang kepada dokter, maksud saya dengan kedipan mata, saya mengucapkan terima kasih bahwa saya hidup. Tapi dokter membisikkan kata-kata kepada saya, "Pak Dahlan jangan senang dulu, mungkin hidupnya ini hanya satu jam atau dua jam, setelah itu mungkin akan ada istilahnya "rejection" dan Pak Dahlan akan meninggal juga." Saya bilang ya nggakpapa saya toh sudah pasrah, saya sudah sumeleh bahwa toh umur saya sudah dibilang tinggal 2 bulan waktu itu sehingga kalau ini meninggal juga saya sudah terima. Tapi ternyata sehari itu, sehari penuh saya hidup, besoknya satu hari lagi penuh hidup dan seterusnya sampai akhirnya sampai hari ini saya dinyatakan sangat sehat dan Alhamdulillah saya pulang ke Indonesia. Kemudian saya bertekad untuk tidak mau lagi cari uang. Saya diberi tambahan umur saja sudah Alhamdulillah.
Jadi kalau disebut-sebut saya pimpinan Jawa Pos, saya sudah bukan pimpinan Jawa Pos lagi karena Jawa Pos dan perusahaan-perusahaan di grup Jawa Pos kira-kira 300 perusahaan sudah saya serahkan semuanya kepada anak saya dan saya bertekad tidak mau lagi cari uang. Saya hanya pengen mengurus madrasah, pengen menulis buku dan pengen menjadi gurunya wartawan yang tidak usah dibayar. Pokoknya nggak mau cari uang.
Ane kopas dari sini gan
Umur Dahlan Iskan Tinggal 6 Bulan Lagi
0
4.7K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan