- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tentang Joseph Minala, Untuk Mereka Yang Selama Ini Mencelanya. [Inspiring Story]


TS
iqbalfg
Tentang Joseph Minala, Untuk Mereka Yang Selama Ini Mencelanya. [Inspiring Story]
Quote:
PESAN TS :
Budayakan membaca dulu dari awal hingga akhir paragraf ya, baru kasih komentar atau pendapat lainnya...


Budayakan membaca dulu dari awal hingga akhir paragraf ya, baru kasih komentar atau pendapat lainnya...



Quote:
Sad but Inspiring story of Joseph Minala (Football Player of Lazio, Italy)
![Tentang Joseph Minala, Untuk Mereka Yang Selama Ini Mencelanya. [Inspiring Story]](https://dl.kaskus.id/www.ilcalciomagazine.it/wp-content/uploads/2014/04/P_Minala.jpg)
Spoiler for Joseph Minala - Part 1:
Jika harus memilih kisah paling luar biasa dari Serie A musim ini, bagi saya kisah Joseph Marie Minala adalah pemenangnya.
Saya, dan mungkin sebagaimana juga dengan Anda, mengetahui sosoknya lewat sebuah tweet yang disertai dengan fotonya di Twitter. Tweet dengan tulisan yang bernada keterkejutan, ketidakpercayaan, dan mungkin, sedikit ejekan – bahwa lelaki berkulit hitam yang terlihat begitu tua dan baru saja direkrut Lazio secara profesional tersebut masih berusia 17 tahun.
![Tentang Joseph Minala, Untuk Mereka Yang Selama Ini Mencelanya. [Inspiring Story]](https://dl.kaskus.id/forzaitalianfootball.com/wp-content/uploads/2014/02/Joseph-Minala-Lazio.jpg)
Tweet yang langsung disambut heboh oleh para penggemar sepak bola dan menjadi bahan obrolan, candaan bernada ejekan, dan bahkan perdebatan. Tak ada yang sepenuhnya yakin bahwa pria dalam foto yang beredar di dunia maya itu masih begitu muda.
Tak cuma para penggemar atau pundit-pundit sepak bola di seluruh dunia yang meragukan usianya. Sempat ada kabar bahwa Jaksa Federal Italia hendak melakukan investigasi atas dirinya. Sebagian orang menuduh Lazio melakukan pemalsuan dokumen, bahkan sebuah situs berita di Senegal pernah merilis artikel yang mengklaim bahwa sesungguhnya usia Minala adalah 41 tahun.
Di tengah semua kabar yang beredar itu, Minala serta wajahnya terus menjadi bahan candaan dan gunjingan di Twitter.
Kita memang kejam.
Saya, dan mungkin sebagaimana juga dengan Anda, mengetahui sosoknya lewat sebuah tweet yang disertai dengan fotonya di Twitter. Tweet dengan tulisan yang bernada keterkejutan, ketidakpercayaan, dan mungkin, sedikit ejekan – bahwa lelaki berkulit hitam yang terlihat begitu tua dan baru saja direkrut Lazio secara profesional tersebut masih berusia 17 tahun.
![Tentang Joseph Minala, Untuk Mereka Yang Selama Ini Mencelanya. [Inspiring Story]](https://dl.kaskus.id/forzaitalianfootball.com/wp-content/uploads/2014/02/Joseph-Minala-Lazio.jpg)
Tweet yang langsung disambut heboh oleh para penggemar sepak bola dan menjadi bahan obrolan, candaan bernada ejekan, dan bahkan perdebatan. Tak ada yang sepenuhnya yakin bahwa pria dalam foto yang beredar di dunia maya itu masih begitu muda.
Tak cuma para penggemar atau pundit-pundit sepak bola di seluruh dunia yang meragukan usianya. Sempat ada kabar bahwa Jaksa Federal Italia hendak melakukan investigasi atas dirinya. Sebagian orang menuduh Lazio melakukan pemalsuan dokumen, bahkan sebuah situs berita di Senegal pernah merilis artikel yang mengklaim bahwa sesungguhnya usia Minala adalah 41 tahun.
Di tengah semua kabar yang beredar itu, Minala serta wajahnya terus menjadi bahan candaan dan gunjingan di Twitter.
Kita memang kejam.
Spoiler for Joseph Minala - Part 2:
Tweet-tweet candaan bernada ejekan yang amat kasar terhadap Minala sesungguhnya lebih terlihat mengerikan daripada lucu. Mengerikan karena kita bisa dengan mudahnya menilai seseorang hanya dari apa yang kita lihat tanpa mau mengetahui kisah dan latar belakangnya. Kita dengan mudah menuduh orang-orang seperti Minala, yang mungkin tak seberuntung pesepak bola lainnya yang memiliki wajah rupawan, dengan tuduhan-tuduhan yang kejam, dengan kata-kata yang bisa menyakiti hati.
Betapa mudahnya kita mencela manusia lain hanya karena fisik yang ia punya.
Kita dengan mudah mengejek Minala tanpa tahu apa yang sudah ia lalui dalam hidupnya yang belum seberapa panjang itu.
Tanpa tahu perjuangan seperti apa yang harus ia lakukan untuk bisa berdiri di atas panggung Serie A di musim 2013/14 ini, untuk menyandang status sebagai pemain termuda yang bermain di divisi tertinggi di sepak bola Italia musim ini.
Betapa mudahnya kita mencela manusia lain hanya karena fisik yang ia punya.
Kita dengan mudah mengejek Minala tanpa tahu apa yang sudah ia lalui dalam hidupnya yang belum seberapa panjang itu.
Tanpa tahu perjuangan seperti apa yang harus ia lakukan untuk bisa berdiri di atas panggung Serie A di musim 2013/14 ini, untuk menyandang status sebagai pemain termuda yang bermain di divisi tertinggi di sepak bola Italia musim ini.
Spoiler for Joseph Minala - Part 3:
Joseph Marie Minala datang ke Italia dari negaranya, Kamerun, pada usia 15 tahun setelah seorang agen menjanjikan akan mengusahakannya untuk masuk akademi AC Milan.
Minala, yang bermimpi untuk menjadi pesepak bola profesional, tentu saja tergiur akan tawaran tersebut. Italia adalah negeri sepak bola dan telah banyak pemain Afrika yang meraih kesuksesan di sana. Dan Milan… anak Afrika mana yang tak tertarik untuk bermain bersama Milan? Maka terbanglah ia ke Italia setelah sebelumnya diberikan sebuah ponsel oleh sang agen. Tetapi sesampainya di Termini, stasiun kereta utama di kota Roma, tak ada satu pun orang yang menjemputnya. Sang agen menghilang tanpa kabar, bersama dengan harapan Minala untuk bermain untuk Milan.
Minala sadar bahwa ia telah ditipu.
Tanpa pilihan, ia pun melangkahkan kakinya ke kantor polisi, melaporkan apa yang telah ia alami. Alih-alih mendeportasinya, polisi malah membawanya ke rumah sakit sebelum kemudian dikirim ke sebuah komunitas – katakanlah semacam panti asuhan – setelah melalui semacam tes. Di sana, ia bertemu dengan orang-orang baik, dan bahkan ia bisa bermain di tim amatir Vigor Perconti. Penampilannya di atas lapangan mengundang ketertarikan beberapa klub besar. Minala bahkan sempat melakukan trial di AS Roma dan Napoli, dan mengaku telah menandatangani perjanjian pra-kontrak dengan Bruno Conti, koordinator tim junior Roma, meski akhirnya tak ada yang benar-benar mengontraknya sebagai pemain profesional. Minala tak tahu mengapa, tapi cukup aman rasanya untuk berasumsi bahwa kedua klub tersebut ragu pada identitas sang pemain.
Minala, yang bermimpi untuk menjadi pesepak bola profesional, tentu saja tergiur akan tawaran tersebut. Italia adalah negeri sepak bola dan telah banyak pemain Afrika yang meraih kesuksesan di sana. Dan Milan… anak Afrika mana yang tak tertarik untuk bermain bersama Milan? Maka terbanglah ia ke Italia setelah sebelumnya diberikan sebuah ponsel oleh sang agen. Tetapi sesampainya di Termini, stasiun kereta utama di kota Roma, tak ada satu pun orang yang menjemputnya. Sang agen menghilang tanpa kabar, bersama dengan harapan Minala untuk bermain untuk Milan.
Minala sadar bahwa ia telah ditipu.
Tanpa pilihan, ia pun melangkahkan kakinya ke kantor polisi, melaporkan apa yang telah ia alami. Alih-alih mendeportasinya, polisi malah membawanya ke rumah sakit sebelum kemudian dikirim ke sebuah komunitas – katakanlah semacam panti asuhan – setelah melalui semacam tes. Di sana, ia bertemu dengan orang-orang baik, dan bahkan ia bisa bermain di tim amatir Vigor Perconti. Penampilannya di atas lapangan mengundang ketertarikan beberapa klub besar. Minala bahkan sempat melakukan trial di AS Roma dan Napoli, dan mengaku telah menandatangani perjanjian pra-kontrak dengan Bruno Conti, koordinator tim junior Roma, meski akhirnya tak ada yang benar-benar mengontraknya sebagai pemain profesional. Minala tak tahu mengapa, tapi cukup aman rasanya untuk berasumsi bahwa kedua klub tersebut ragu pada identitas sang pemain.
Spoiler for Joseph Minala - Part 4:
Selain bermain sepak bola, selama tinggal di komunitas Minala juga ikut dalam kegiatan teater. Ia bermain dalam sebuah pementasan berjudul “I’m not invinsible”, sebuah pementasan yang membawa isu melawan tindakan rasisme. “Pementasan ini dilakukan untuk membuat dunia memahami bahwa meski kita memiliki warna kulit yang berbeda, kita semua sama,” ujarnya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sky Sports Italia pada akhir bulan April lalu.
Tapi sepak bola tetap jadi perhatian utamanya, dan jalan menuju karier profesional bagi Minala akhirnya terbentang ketika Alberto Bollini, mantan pelatih primavera Lazio yang saat ini merupakan asisten Edy Reja, melihat permainannya.
Minala lalu diajak untuk bergabung dengan tim primavera Lazio, yang tentu saja langsung diterimanya. Lazio pun, bisa dikatakan, mengadopsi Minala.
Minala tak mengecewakan kepercayaan Bollini. Ia ikut berkontribusi ketika tim primavera Lazio menjadi juara liga, dan di musim keduanya, di bawah asuhan Simeone Inzaghi, Minala telah mencetak 11 gol di semua kompetisi – enam di liga dan lima di Coppa Italia Primavera. Bollini, yang menyukai Minala sejak pertama kali melihat pemuda Kamerun itu bermain, pun membawa sang pemain ke tim utama. Ia muncul pertama kali di bangku cadangan saat Lazio menang 2-0 atas Cagliari, tetapi baru di pertandingan melawan Sampdoria lah ia menjalani debutnya. Minala mungkin hanya bermain selama 13 menit di akhir pertandingan itu, tapi setidaknya hal itu sudah membuatnya menjadi pemain termuda yang tampil di Serie A musim ini, dan membuktikan kapasitasnya sebagai seorang pemain.
Tapi sepak bola tetap jadi perhatian utamanya, dan jalan menuju karier profesional bagi Minala akhirnya terbentang ketika Alberto Bollini, mantan pelatih primavera Lazio yang saat ini merupakan asisten Edy Reja, melihat permainannya.
Minala lalu diajak untuk bergabung dengan tim primavera Lazio, yang tentu saja langsung diterimanya. Lazio pun, bisa dikatakan, mengadopsi Minala.
Minala tak mengecewakan kepercayaan Bollini. Ia ikut berkontribusi ketika tim primavera Lazio menjadi juara liga, dan di musim keduanya, di bawah asuhan Simeone Inzaghi, Minala telah mencetak 11 gol di semua kompetisi – enam di liga dan lima di Coppa Italia Primavera. Bollini, yang menyukai Minala sejak pertama kali melihat pemuda Kamerun itu bermain, pun membawa sang pemain ke tim utama. Ia muncul pertama kali di bangku cadangan saat Lazio menang 2-0 atas Cagliari, tetapi baru di pertandingan melawan Sampdoria lah ia menjalani debutnya. Minala mungkin hanya bermain selama 13 menit di akhir pertandingan itu, tapi setidaknya hal itu sudah membuatnya menjadi pemain termuda yang tampil di Serie A musim ini, dan membuktikan kapasitasnya sebagai seorang pemain.
Spoiler for Joseph Minala - Part 5:
Jalan Minala untuk meraih kesuksesan yang sebenarnya masih begitu panjang, tetapi atas semua cobaan yang sudah ia lalui selama ini, atas semua yang sudah ia rasakan selama di Italia, atas semua celaan yang ia terima dari orang-orang di seluruh dunia yang tak mengenal dan mengetahui kisahnya, apa yang sudah ia catatkan musim ini adalah sesuatu yang luar biasa.
Bisa berdiri dengan tegar sementara ribuan orang yang tak ia kenal mengejeknya di dunia maya hanya karena wajahnya yang tak biasa bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan mudah oleh seorang anak berusia 17 tahun.
Joseph Minala memang bukan seorang anak berusia 17 tahun biasa.
Apa yang telah ia lalui bukanlah hal yang dilalui oleh kebanyakan anak berusia belasan tahun di dunia ini.
Beban yang ia emban sekarang pun bukan beban yang dirasakan oleh kebanyakan anak berusia 17 tahun: dengan gaji yang ia terima dari Lazio saat ini, Minala harus menghidupi kedua orang tuanya yang tak bekerja ditambah dengan 10 saudara kandungnya yang membutuhkan biaya di Kamerun.
“Di wajahnya ada tanda-tanda kehidupan yang ia lalui sebelumnya, dan kehidupan itu bukan kehidupan yang bahagia,” kata Max Evangelista, jurnalis Italia yang khusus meliput tim primavera Lazio.
Bisa berdiri dengan tegar sementara ribuan orang yang tak ia kenal mengejeknya di dunia maya hanya karena wajahnya yang tak biasa bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan mudah oleh seorang anak berusia 17 tahun.
Joseph Minala memang bukan seorang anak berusia 17 tahun biasa.
Apa yang telah ia lalui bukanlah hal yang dilalui oleh kebanyakan anak berusia belasan tahun di dunia ini.
Beban yang ia emban sekarang pun bukan beban yang dirasakan oleh kebanyakan anak berusia 17 tahun: dengan gaji yang ia terima dari Lazio saat ini, Minala harus menghidupi kedua orang tuanya yang tak bekerja ditambah dengan 10 saudara kandungnya yang membutuhkan biaya di Kamerun.
“Di wajahnya ada tanda-tanda kehidupan yang ia lalui sebelumnya, dan kehidupan itu bukan kehidupan yang bahagia,” kata Max Evangelista, jurnalis Italia yang khusus meliput tim primavera Lazio.
Spoiler for Joseph Minala - End:
Dan masihkah kita ingin mencela wajahnya setelah mengetahui kisah perjuangan Minala yang tak biasa? Saya rasa tidak. Seharusnya tidak.
“Nama saya Joseph Minala. Saya dari Kamerun dan saya lahir pada 24 Agustus 1996. Jika Anda tidak percaya pada saya, cek paspor saya. Mudah memverifikasinya jika Anda ingin melakukannya,”katanya dengan tenang di depan kamera Sky Sports.
Tak perlu, Minala.
Saya percaya.
Dan saya harap, akan semakin banyak orang yang juga percaya.
“Nama saya Joseph Minala. Saya dari Kamerun dan saya lahir pada 24 Agustus 1996. Jika Anda tidak percaya pada saya, cek paspor saya. Mudah memverifikasinya jika Anda ingin melakukannya,”katanya dengan tenang di depan kamera Sky Sports.
Tak perlu, Minala.
Saya percaya.
Dan saya harap, akan semakin banyak orang yang juga percaya.
Quote:
![Tentang Joseph Minala, Untuk Mereka Yang Selama Ini Mencelanya. [Inspiring Story]](https://dl.kaskus.id/www.sportlive.it/pictures/20140212/joseph-minala-calciatore-lazio-primavera.jpeg)
Joseph Marie Minala (born 24 August 1996) is a Cameroonian footballer who plays for Lazio.
Quote:
Quote of the day :
"Don't judge a book from the cover."
"Don't judge a book from the cover."
Quote:
Pesan & Harapan TS :
Kutipan tulisan diatas semoga bisa ngasih pelajaran buat kita semua, bahwa ga semua yg kita liat bisa lgsg kita nilai dg seenaknya gitu aja... Bayangkan kalo kita ada di posisi Minala.
Ah...Ga terbayangkan beban yg harus dipikul...
Sadar ga sih kita hampir setiap hari ngelakuin hal ini lewat sosial media???
Ada bahan candaan yang kadang kita anggap sepele tp itu mengerikan loh, seringkali kita bully seseorang via twitter/path/facebook dan tanpa sadar org tsb sedang kita bully...
Bayangin loh ya kalo kita diposisi dia...
Sekali lagi, semoga kisah diatas bisa jadi pelajaran buat kita semua..
Kutipan tulisan diatas semoga bisa ngasih pelajaran buat kita semua, bahwa ga semua yg kita liat bisa lgsg kita nilai dg seenaknya gitu aja... Bayangkan kalo kita ada di posisi Minala.
Ah...Ga terbayangkan beban yg harus dipikul...
Sadar ga sih kita hampir setiap hari ngelakuin hal ini lewat sosial media???
Ada bahan candaan yang kadang kita anggap sepele tp itu mengerikan loh, seringkali kita bully seseorang via twitter/path/facebook dan tanpa sadar org tsb sedang kita bully...
Bayangin loh ya kalo kita diposisi dia...
Sekali lagi, semoga kisah diatas bisa jadi pelajaran buat kita semua..
*) Thanks yang udah ngasih apresiasi berupa komentar, ngasih bintang, atau ngasih cendol... 

Diubah oleh iqbalfg 10-05-2014 12:50
0
8.9K
Kutip
84
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan