- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cerita Panjang Pemilik Hotel Panghegar Bandung
TS
darikiki
Cerita Panjang Pemilik Hotel Panghegar Bandung
Keberuntungan
memang bisa mengubah hidup seseorang.
Tapi, tak banyak orang yang mampu
memanfaatkannya jika kesempatan itu tiba.
Salah seorang yang berhasil menggunakan
kesempatan adalah H.M. Ruhiat, pengelola
bisnis perhotelan di Kota Bandung, Jawa Barat.
Asal tahu saja, pemilik Hotel
Panghegar ini memulai kariernya di Hotel
Van Heingel di Bandung, 70 tahun silam,
sebagai penerima tamu. "Tahun 1943 saya
mulai kerja di sini [Van Heingel]. Itu karena
saya berbahasa Belanda," kata Ruhiat,
baru-baru ini.
Perjalanan karier Ruhiat di hotel milik
Nyonya Meister penuh liku. Apalagi,
setelah Jepang menduduki Tanah Air,
Ruhiat sempat ikut bergerilya di hutan.
Bahkan dia sempat ditangkap tentara
Jepang. Setelah Perang Dunia II berakhir,
nasib membawa Ruhiat kembali ke Hotel
Van Heingel.
Kerja keras Ruhiat rupanya tak luput dari
pemilik hotel yang berkebangsaan Italia itu.
Pada 1958 ia diangkat menjadi manajer.
Tapi, titik tolak keberhasilan Ruhiat terjadi
saat Nyonya Meister memutuskan kembali
ke negaranya dan menjual hotel.
Ketika itu,
Ruhiat memberanikan diri membeli hotel
yang ikut dibesarkannya itu. "Kalau dicicil
saya sanggup. Saya hitung-hitung delapan
tahunlah," kata Ruhiat mengenang.
Ada cerita lucu soal perubahan nama Van
Heingel menjadi Panghegar. Pada 1962,
pemerintah melarang penggunaan nama
asing. Ruhiat pun sibuk mencari nama
pengganti yang cocok. Rupanya Zaman
Jepang melekat di dalam diri Ruhiat. Nama
Panghegar diambil dari ketidakbecusan
tentara Jepang menyebut Van Heingel.
"Orang Jepang itu kalau bicara Van Heingel
tidak bisa mengucapkan "V" dan "L". Kalau
mau, bilangnya Hegaro. Jadi dari Van
Heingel saya ubah jadi Panghegar," kata
Ruhiat.
Ruhiat mengelola hotel dibantu oleh sang
istri Juariah dan ketujuh anaknya. Untuk
mengembangkan usaha, Ruhiat mengirim
anak-anaknya untuk bekerja di berbagai
hotel luar negeri. Hasilnya, tamu
berdatangan dan hotel terus berkembang.
Kini, sejumlah hotel lain dibeli Ruhiat.
Ketokohan Ruhiat juga diakui dalam
bidang pariwisata Indonesia. Di era 1960-
an, bersama sejumlah tokoh lain, Ruhiat
mendirikan Indonesia Tours Association
yang kemudian berubah menjadi
Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia. Penghargaan Upakarti adalah
salah satu bukti keberhasilannya selama
ini.
Semoga Menginspirasi !!!
Sumber : Liputan6
memang bisa mengubah hidup seseorang.
Tapi, tak banyak orang yang mampu
memanfaatkannya jika kesempatan itu tiba.
Salah seorang yang berhasil menggunakan
kesempatan adalah H.M. Ruhiat, pengelola
bisnis perhotelan di Kota Bandung, Jawa Barat.
Asal tahu saja, pemilik Hotel
Panghegar ini memulai kariernya di Hotel
Van Heingel di Bandung, 70 tahun silam,
sebagai penerima tamu. "Tahun 1943 saya
mulai kerja di sini [Van Heingel]. Itu karena
saya berbahasa Belanda," kata Ruhiat,
baru-baru ini.
Perjalanan karier Ruhiat di hotel milik
Nyonya Meister penuh liku. Apalagi,
setelah Jepang menduduki Tanah Air,
Ruhiat sempat ikut bergerilya di hutan.
Bahkan dia sempat ditangkap tentara
Jepang. Setelah Perang Dunia II berakhir,
nasib membawa Ruhiat kembali ke Hotel
Van Heingel.
Kerja keras Ruhiat rupanya tak luput dari
pemilik hotel yang berkebangsaan Italia itu.
Pada 1958 ia diangkat menjadi manajer.
Tapi, titik tolak keberhasilan Ruhiat terjadi
saat Nyonya Meister memutuskan kembali
ke negaranya dan menjual hotel.
Ketika itu,
Ruhiat memberanikan diri membeli hotel
yang ikut dibesarkannya itu. "Kalau dicicil
saya sanggup. Saya hitung-hitung delapan
tahunlah," kata Ruhiat mengenang.
Ada cerita lucu soal perubahan nama Van
Heingel menjadi Panghegar. Pada 1962,
pemerintah melarang penggunaan nama
asing. Ruhiat pun sibuk mencari nama
pengganti yang cocok. Rupanya Zaman
Jepang melekat di dalam diri Ruhiat. Nama
Panghegar diambil dari ketidakbecusan
tentara Jepang menyebut Van Heingel.
"Orang Jepang itu kalau bicara Van Heingel
tidak bisa mengucapkan "V" dan "L". Kalau
mau, bilangnya Hegaro. Jadi dari Van
Heingel saya ubah jadi Panghegar," kata
Ruhiat.
Ruhiat mengelola hotel dibantu oleh sang
istri Juariah dan ketujuh anaknya. Untuk
mengembangkan usaha, Ruhiat mengirim
anak-anaknya untuk bekerja di berbagai
hotel luar negeri. Hasilnya, tamu
berdatangan dan hotel terus berkembang.
Kini, sejumlah hotel lain dibeli Ruhiat.
Ketokohan Ruhiat juga diakui dalam
bidang pariwisata Indonesia. Di era 1960-
an, bersama sejumlah tokoh lain, Ruhiat
mendirikan Indonesia Tours Association
yang kemudian berubah menjadi
Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia. Penghargaan Upakarti adalah
salah satu bukti keberhasilannya selama
ini.
Semoga Menginspirasi !!!
Sumber : Liputan6
Diubah oleh darikiki 10-05-2014 15:19
0
11.7K
10
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan