Mukadimah

Dulu ketika bangsa Indonesia dijajah habis-habisan selama berabad abad oleh Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang. Semua hanya meninggalkan bekas luka dan cerita kelam. Rasa sakit yang ngilu, darah, serta air mata rakyat Indonesia yang ditanggung oleh tangan kekar para pejuang.

Rumah boleh rata dengan tanah karena dentuman bom dan peluru. Emas, perak dan tembaga boleh mereka rampas dari bumi pertiwi. Tapi mereka para penjajah tidak akan pernah bisa merubah dan mengganti kekuatan bahasa persatuan.....BAHASA INDONESIA.

Bahasa Indonesia lah yang selama ini mempersatukan kita, kita seluruh rakyat Indonesia yang hidup dengan ragam budaya dan bahasa yang berbeda-beda. Dan oleh karena itu sudah sepatutnya kita bangga pada bahasa Indonesia sebagai identitas sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat.

"Menjajah" bahasa di negeri sendiri

Suka tidak suka kita harus terima, bahwa ada indikasi dan fakta yang menunjukan generasi baru Indonesia saat ini sedang dilanda krisis identitas. Sebuah pencarian jati diri dan gaya hidup tanpa kontrol. Dan mereka yang mengalami itu merasa bahwa mereka seolah hidup di alam fantasi tanpa aturan dan batas-batas.

Mereka menganggap mereka bebas berekspresi, bisa melakukan apa saja termasuk menjajah, merusak, dan mengkontaminasi bahasa Indonesia dengan bahasa ala mereka sendiri (bahasa alay katanya). Bahasa yang menurut mereka lucu, manja, keren, modern, dan gaul.

Di buku-buku diary, di SMS, di media-media sosial hingga ruang-ruang chatting mereka bangga menulis dan berbicara dalam bahasa yang bahkan seorang Ki Hajar Dewantara pun akan merasa kesulitan memahaminya.



Tapi sayang mereka lupa bahwa mereka sedang tinggal dan hidup di Indonesia, di sebuah negara yang masyarakatnya dipersatukan oleh bahasa yang kini banyak dipelajari di berbagai belahan dunia. bukan di negeri antah berantah.

Ketika "Generasi abu-abu Indonesia" malu berbahasa Indonesia

Banyak yang bilang kenapa orang Jepang sulit bicara dalam bahasa asing kecuali bahasanya sendiri. Bahkan ketika bicara dalam bahasa Inggris pun, mereka terlihat sangat lucu dan terbata-bata. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa itu terjadi karena mereka lebih cinta pada bahasanya sendiri.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sesungguhnya beruntunglah kita ditakdirkan oleh Tuhan diberi kelebihan dan keistimewaan menjadi orang Indonesia. Bukan hanya karena alam Indonesia itu terkenal indah dan kaya raya. Tapi karna lidah orang Indonesia bisa dengan mudah beradaptasi ketika bicara dalam logat bahasa asing atau daerah manapun meski hanya sekata dua kata.....

Tapi keistimewaan itu bukan berarti kita (terutama generasi abu-abu) yang mengaku generasi milenium bisa seenak jidatnya menulis dan bicara bahasa Indonesia secara ngawur dengan merusak kaidah-kaidah bahasa Indonesia itu sendiri.

Kalian "generasi abu abu" boleh menjadi manusia Indonesia yang gaul, dan merasa paling modern di republik ini. Tapi seyogyanya kalian juga harus tetap bangga berbahasa Indonesia dengan kata-kata yang baik dan benar.

Tulislah dengan baik kata "CIYUS" dengan SERIUS...Kata "AKOOH" dengan AKU...Kata "CEMUNGUDH" dengan SEMANGAT! Sebab kalian harus ingat bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang indah lagi gagah. Bukan bahasa yang manja yang hanya bisa dimengerti oleh sepasukan alien yang hobbinya cengengesan di Facebook dan Twitter (termasuk KASKUS hari ini).

Jika saja hari ini kita orang Indonesia boleh berbangga diri karena bahasa Indonesia telah dijadikan sebagai bahasa resmi kedua di Vietnam. Dan telah dipelajari oleh hampir 45 negara di seluruh dunia. Maka sebaiknya kita juga berharap semoga saja di Vietnam dan di 45 negara lainya bahasa alay tidak ikut dipelajarisebagai bagian dari bahasa asli Indonesia.......Sebab itu memalukan!