TRIBUNJATENG.COM, SOLO- Banyaknya iklan di pohon membuat Komunitas Pecinta Pohon Surakarta (KPPS) jengkel. Penyebabnya iklan tersebut dipasang dengan cara dipaku di pohon. KPPS berencana memidanakan pemasang iklan yang memaku iklannya di pohon.

Hal ini disampaikan penggiat KPPS, Arini yang menggelar aksi mencabut paku dan menggelar spanduk bertuliskan “Biadab Beriklan Memaku Pohon” di Jalan Ahmad Yani, Solo, Jumat (28/2). KPPS telah memiliki pengacara untuk proses pidana tersebut. “Aksi ini sekaligus sebagai dokumentasi lima iklan yang terpaku di pohon untuk proses pidananya,” ujarnya.

Memaku iklan di pohon, kata Arini, dapat merusak kehidupan pohon tersebut. “Seharusnya mereka memasang iklan di tempat yang sudah disediakan pemerintah kota. Tapi mereka semaunya sendiri, sehingga terdapat belantara reklame di pohon di setiap sudut kota,” ujarnya.

Arini mengatakan pemasang iklan selalu memasangnya di tengah malam, sehingga pihaknya kesulitan untuk menegur sekaligus melarang memaku iklan di pohon. “Ketika mereka tahu kami sedang melakukan kegiatan, mereka selalu cari peluang memasang iklan di pohon lain. Sangat menjengkelkan,” ujarnya.

Koordinator Forum Solo Hijau (FSH), Mayor Haristanto mengatakan aksi yang digelar untuk mengedukasi bagi para pengiklan agar tidak memasang iklan dengan memaku pohon. Pihaknya tidak merazia spanduk namun memasangnya kembali dengan tali. “Jangan gampangnya saja dengan memaku iklan di pohon. Kami memberikan alternatif untuk memasangnya dengan tali jangan dipaku,” ujarnya