nabiel11Avatar border
TS
nabiel11
Ramalan "Notonegoro" Jayabaya, Jokowi Tak Masuk Hitungan

Sri Aji Joyoboyo, Raja Kediri, sangat masyhur dengan ramalannya yang jitu. Untuk urusan presiden atau pemimpin negeri ini, dia meramal "Notonegoro", penggalan suku kata nama presiden. Dan Jokowi, ternyata tak masuk hitungan.

Sri Aji Joyoboyo yang juga disebut Jayabaya pernah mengungkapkan, nusantara ini akan dipimpin oleh Notonegoro. Notonegoro bukan nama personal, namun penggalan suku kata nama pemimpin nasional. "No", misalnya, dipercaya sebagai Soekarno, presiden pertama. Kemudian "To", tak lain Soeharto, presiden kedua.

Terminologi Notonegoro ini sempat ramai diperbincangkan pascareformasi 1998. Bahkan, banyak buku politik yang membedah Notonegoro tersebut untuk mengupas teori kepemimpinan nasional. Interpretasinya sama, membaca siapa yang bakal muncul sebagai pemimpin di nusantara ini.

Jika di-otak-atik-gathuk, ternyata nama Jokowi --yang saat ini menjadi calon presiden terpopular -- justru tidak masuk dalam hitungan. Seperti mistik, tapi kenyataannya begitu. Mari kita telusuri bersama.

Kata "No-To-Ne (No)-Go-Ro" bisa dilihat sebagai berikut. "No" yang pertama, ya itu tadi, Soekarno. "To" tak lain Soeharto. "No" berikutnya dipercaya sebagai Habibie, presiden ketiga. Lho kok bisa? Ada yang menterjemahkan, Habibie itu bahasa Arab dari kata dasar hubbun yang diartikan sebagai cinta. Nah, cinta itu dalam bahasa Jawa disebut Tresno. Maka kloplah urutan "No-To-No".

Setelah Habibie, pemerintah Indonesia dipimpin oleh Gus Dur, panggilan akrab KH Abdurrahman Wahid. Nah, sebutan Gus ini bisa ditafsirkan "Go" dalam urutan keempat "No-To-No-Go". Maklum, penulisan Gus dalam ejaan lama, bakal ditulis dengan huruf "oe" menjadi Goes Dur.

Pasca Gus Dur dilengserkan, muncul Megawati Seokarnoputri. Namanya ternyata bisa dikaitkan dengan "Ro" dalam "No-To-No-Go-Ro". Kata "Ro" itu diambil dari Soekarnoputri yang sama maknanya dengan Soekarnoputro.

Lalu bagaimana dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono? Konon, dia pengulangan awal "No-To-No-Go-Ro". Kata "No" pas dengan Yudhoyono sebagai presiden keenam.

Pertanyaannya kemudian, siapa presiden ketujuh jika merujuk ramalan Joyoboyo tadi? Presiden Indonesia yang ketujuh memang akan muncul pada Pilpres 2014.

Jika mengacu pada "No-To-No-Go-Ro", maka pemilik nama dengan simbol "To" yang akan muncul. Dan Jokowi yang merupakan capres dengan elektabilitas tertinggi, agaknya bakal tersingkir. Tak ada "To" di nama Joko Widodo.

Lantas siapa? Menariknya, ada dua nama yang menggunakan "To", yakni Wiranto dan Prabowo Subianto. Jika membandingkan keduanya, elektabilitas Wiranto (Hanura) masih kalah dari Prabowo Subianto (Gerindra).

Sementara Prabowo, justru merupakan capres dengan elektabilitas tertinggi sebelum munculnya nama Jokowi. Prabowo berhasil menarik simpati masyarakat dengan ide-ide dan strategi yang akan dicanangkan. Meski kini, kepopulerannya kalah jauh dari Jokowi.

Selain capres terpopuler setelah Jokowi, sejumlah media online di Amerika Serikat menyebut Prabowo memiliki peluang besar sebagai presiden mendatang. Salah satunya, media online bernama Scoops San Diego. Mereka menyebut, Prabowo merupakan calon presiden yang paling mungkin memenangkan pemilihan presiden 2014.

Lalu apakah Scoops San Diego berpatok pada ramalan Sri Aji Joyoboyo? Sudah pasti tidak. Anda sendiri juga boleh percaya boleh tidak. Namun yang pasti, bakal sangat menarik, jika Jokowi kelak benar-benar tak muncul menjadi presiden hasil Pilpres 2014. Kita tunggu saja.
anasabila
tien212700
tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
9.1K
26
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan