Stop Menggunakan Kata "Sunnah Rasul" Di Malam Jumat!
TS
threesixty
Stop Menggunakan Kata "Sunnah Rasul" Di Malam Jumat!
Assalammualaikum Wr Wb
Sudah menjadi kebiasaan kalau hari kamis malam (atau malam Jumat), banyak tersebar kicauan atau status di social media yang isinya berkisar pada perkataan “Sunnah Rasul”. Begitu juga dalam pergaulan sehari-hari di dunia nyata, istilah tersebut juga sering terdengar. Menurut mereka, istilah “Sunnah Rasul” yang populer di malam Jum’at adalah penghalusan dari hubungan suami istri atau ML. Coba lihat sejenak hasil penelusuran super singkat ini, bagaimana ribuan kicauan serasa berlomba-lomba menyebut istilah “Sunnah Rasul”.
Spoiler for Sunnah Rasul:
Bagi mereka yang muslim dalam mengucapkan istilah itu bisa jadi karena ingin menutupi sesuatu yang dianggap vulgar / tabu baginya bila disampaikan dalam ruang publik. Tapi akibatnya fatal, karena telah menyempitkan arti dari sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an menjadi hanya sebuah aktifitas seks belaka.
Sedangkan bagi mereka yang berhati fasiq dijangkiti penyakit islamophobia dalam mengucapkan istilah itu bisa jadi hanya ingin mengolok-olok, karena baginya ajaran Islam identik dengan urusan sex atau selangkangan. Sehingga tidak segan-segan menuduh dan melecehkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam yang katanya doyan kimpoi dan pedofilia. (Insya Allah, soal ini nanti akan saya bahas)
Dari mana asalnya muncul istilah “Sunnah Rasul” yang di-identikkan dengan aktivitas ML?
Semuanya berawal dari hadits ini:
Spoiler for Sunnah Rasul:
“Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.”
Dalam hadits yang lain ada disebutkan sama dengan membunuh 1000, ada juga yang menyebut 7000 Yahudi.
Sebenarnya bagaimana derajat hadits tersebut, apakah shahih, dhaif atau palsu?
Mari kita simak sejenak tayangan singkat “Hadits – Hadits Palsu” di RCTI berikut ini dengan nara sumber Prof.DR.KH. Ali Mustafa Yaqub, MA hafizhahullah.
Spoiler for Sunnah Rasul:
Dalam video tersebut dijelaskan bahwa hadits di atas tidak akan ditemukan dalam kitab manapun, baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih. Kalimat tersebut tidak mempunyai sanad / bersambung ke sahabat, apalagi ke Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang akhirnya pada satu kesimpulan bahwa hadits “Sunnah Rasul” di atas adalah sama sekali bukan hadits, itu hadits PALSU yang telah dikarang oleh orang iseng, orang tidak jelas, dan tidak bertanggung-jawab yang mengatasnamakan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bahkan kita tidak akan menemukan satu-pun hadits Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tentang berhubungan suami istri pada malam-malam tertentu, termasuk malam Jum’at.
Kemudian lanjutan penelusuran singkat malam ini di “timeline pencarian”, pandangan mata saya tertarik pada sebuah kicauan yang berbunyi:
Spoiler for Sunnah Rasul:
Pertanyaan ini mungkin mewakili ke-awam-an dalam masyarakat kita. Hukum pernikahan dalam Islam itu bisa Wajib, bisa Sunnah, bahkan bisa Haram, bisa Makruh, atau bisa Mubah; yang semuanya itu tergantung kondisi / latar belakang dalam pernikahan tersebut. Sedangkan dalam soal berhubungan badan (jima’), yang SALAH adalah pasangan suami istri tersebut meng-khusus-kan malam Juma’t untuk berhubungan badan dengan niat untuk mengamalkan hadits Palsu di atas dan “bersemangat membunuhi ribuan Yahudi” seperti dalam postingan yang menyesatkan di sini: [Kompasiana] Saatnya Membunuh Yahudi Malam Ini. Bagi yang punya akun Kompasiana, silakan menasehati pemilik jurnal tersebut.
Kalau mau berhubungan badan dengan pasangan sah-mu, jangan meng khusus-kan hari-hari, kemudian lebih baik itu diniatkan sebagai ibadah sehingga diawali dan diakhiri dengan do’a. Berhubungan badan dengan pasangan sah adalah merupakan ibadah seperti sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam:
Spoiler for Sunnah Rasul:
“Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.”Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” [HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah].
Di Indonesia sangat subur akan hadits-hadits palsu dan dhaif (lemah) yang beredar dan bermaksud untuk menyesatkan dan membodoh-bodohi umat. Oleh karena itu berhati-hatilah, kawan!
Mari STOP mengatakan “Sunnah Rasul” sebagai pengganti dari istilah berhubungan suami istri alias ML ! Karena itu dosa besar.
Bahkan meskipun itu ucapan dalam bentuk “kode”, karena itu sama dengan menyuburkan kedustaan. Dikatakan berdusta karena mengatakan sebuah hadits padahal Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengatakan apa-apa terhadap yang dikatakan itu.
“Kode” itu misalnya begini:
Spoiler for Sunnah Rasul:
Papa: “Mah, ntar malam kita berburu dan membunuhi Yahudi yuk!”
Mama: “Maaf, pah, Yahudi nya sudah habis” *kode kalau si mama lagi datang bulan / pms*
Pasutri (pasangan suami istri) terpaksa menggunakan bahasa sandi tersebut agar komunikasinya sulit dipahami anaknya di dalam rumah. Bercanda seperti ini hanya akan menumbuh-suburkan kedustaan hadits tersebut. Itupun akan dituntut di akherat kelak. Maka silakan cari kode atau bahan candaan yang lebih bermutu.
Lantas, apa sih sebenarnya Sunnah Rasul itu?
Spoiler for The Real Sunnah Rasul:
Definisi yang benar tentang Sunnah Rasul dalam Islam mengacu kepada sikap, perilaku / tindakan, ucapan dan cara Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam menjalani hidupnya. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut sebagai hadits. Sedangkan Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.
Keseharian dan perilaku Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan gambaran kesempurnaan utuh seorang manusia. Akhlak Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam merupakan kesempurnaan akhlak pada diri seseorang yang harus diikuti dan diteladani. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu.” [QS Al Ahzab: 21].
Bagi seorang Muslim, mengikuti sunnah atau tidak bukanlah suatu “kebebasan memilih”. Sebab mengamalkan ajaran Islam sesuai garis yang telah ditentukan oleh Rasulullah adalah KEWAJIBAN yang harus ditaati, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an:
“Dan apa yang Rasul berikan untukmu, maka terimalah ia, dan apa yang ia larang bagimu, maka juhilah.” [Q.S. Al-Hasyr: 7]
Sunnah merupakan kunci untuk memahami pesan-pesan Al-Qur’an dan sebagai perangkat pengurai yang menunjuki dari dalil-dalil yang tersedia di dalamnya. Al-Qur’an diturunkan hanya memuat prinsip-prinsip dasar dan hukum Islam secara global sebagai aturan hidup, sedang sunnah mengajarkan petunjuk pelaksanaannya; jadi sunnah sangat diperlukan jika seseorang hendak mengamalkan secara benar ajaran Islam guna menjadi seorang Muslim yang hakiki. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an:
“Siapa yang taat kepada Rasul, maka ia taat kepada Allah.” [Q.S. An-Nisaa': 80]
Apakah ada Sunnah Rasul yang ada keterkaitannya dengan aktivitas pada hari Jumat (atau malam Jum’at)?
Ada. Hadits di bawah ini shahih.
Spoiler for Sunnah Rasul:
Memperbanyak membaca shalawat. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada pada hari Jum’at dan malam Jum’at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Al Baihaqi)
Membaca Al-Qur’an khususnya surat Al Kahfi. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jum’at.” (HR. Al Hakim)
Memperbanyak do’a. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Hari Jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud)
Membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan dalam Sholat Subuh. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca pada shalat Shubuh di hari Jum’at “Alam Tanzil …” (surat As Sajdah) pada raka’at pertama dan “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro” (surat Al Insan) pada raka’at kedua.” (HR. Muslim)
Dan dianjurkan ketika di rakaat pertama sampai pada bacaan ayat ke 15, imam sujud diikuti oleh makmum. Setelah sujud, imam berdiri kembali membaca ayat selanjutanya sampai selesai.
Shalat Jum’at, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit.” (HR.Abu Daud dan Al Hakim)
Jadi, kalau bicara Sunnah Rasul di hari Jumat dan malam Jum’at, ya silakan kaitkan dengan LIMA aktivitas yang disebutkan di atas. Jangan dikaitkan dengan nge-seks atau ML. Bagi pasutri, kalau mau ML bisa kapan saja, tidak ada hari istimewa.
Mari menjaga, memelihara dan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam yang selama ini menjadi hukum syariat kedua setelah Al-Qur’an.
kalu ada hadits2 (yang katanya hadits) bertemakan vulgar atau ganjaran yang berlebihan, pasti banyak peminatnya
padahal?
bukannya menyudutkan siapapun, bahwa setiap muslim, ketika dia menerima sebuah perkataan yang disandarkan pada hadits, adalah sebuah KEWAJIBAN baginya untuk mengetahui derajat haditsnya, kan sudah banyak KITAB2 HADITS terjemahan?
APA KITA TERMASUK MUSLIM PEMALAS DAN BODOH?
HINGGA MALAS UNTUK BELAJAR TENTANG AGAMANYA SENDIRI?
Ayolah agan2 kaskuser muslim yang ane cintai, kita seringkali menuntut kesempurnaan pada urusan dunia seperti tugas kerja, tugas sekolah, dll, tapi seberapa sering kita menuntut diri ini untuk menyempurnakan agama kita tercinta ini?
(mari kita jawab dengan hati yang paling tulus karena Alloh)
"tidak beriman salah seorang di antara kamu sebelum mencintai saudaranya, seperti cintanya pada diri sendiri"
Sedikit ralat ya gan. Kalo hadistnya "tidak ditemukan dalam kitab manapun", sebenernya itu bukan Hadist Palsu, tapi istilahnya adalah "LAA ASHLA LAHU" (TIDAK ADA ASALNYA). Artinya ini hadist gak jelas asalnya, nggak punya asal-usul.
Kalau hadist palsu masih mending karena si pembuat hadist palsu itu pasti sengaja bohong untuk bikin-bikin alur hadist itu sedemikian rupa sehingga sampai nabi. Cuma dengan penelitian ulama hadist pasti bisa ketahuan kalau hadist itu palsu.
Beda sama hadist LAA ASHLA LAHU (TIDAK ADA ASALNYA). Hadist ini nggak punya jalur periwayatan (sanad), nggak ada sahabat yang meriwayatkan, nggak ada di kitab Bukhari, Muslim, Tirmidzi, atau kitab apapun (bahkan di kitab kumpulan hadist palsu pun nggak akan ada). Lebih parah dari hadist palsu.
Artinya ini hadist keluar dari batu haha. Bisa jadi diciptakan abad 20 atau 21 sama orang yang gak jelas siapa dia. Begitu gan
Page one kalo berkenan matabelo
Quote:
Original Posted By cloudhart►Akan datang masa dimana umat lebih menyegerakan ibadah sunnah daripada ibadah wajib.. (ada hadistnya juga tuh, lupa ane)
maksudnya, kita berlomba-lomba sedekah, berlomba2 tahajud tiap malem, bagus2an ngaji, puasa tiap senin-kamis. Tapi lupa sholat 5 waktu (padahal yg dituntut wajib ya cuma ini)
*kalo boleh, taro pageone gan. :-)
Quote:
Original Posted By bibd3r►klo menurut ane tuh mlm jum'at sunah rosul tuh konspirasi si wahyudi spy abis isa kita ML dan pasti mls tuh buat dzikiran lg pasti molor karna mlm jum'at tuh klo betibadah di tengah mlm pahalanya segede gaban
taro pejwan gan
Quote:
Original Posted By rizkolennon►masya Allah..semoga antum diberikan oleh Allah azza wa jalla ilmu yg berkah dunia akherat...udah lama ane "perangin" hadits ini.S E N S O Ricek mana2 aja ga ada..bahkan di hadits palsu aja sanadnya ga nyambung....
Quote:
Original Posted By ThierryUnderdog►……….. “Man kadzaba a’laiya muta’ammidan palyatabawwa maq’adahu minannaar”.
Artinya : Dari Abi Hurairah, ia berkata. Telah bersabda Rasulullah SAW “Barang siapa yang berdusta atasku (yakni atas namaku) dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya (yakni tempat tinggalnya) di neraka”.
(Hadits shahih dikeluarkan oleh Imam Bukhari (1/36) dan Muslim (1/8) dll)
HaddeeS E N S O R..
Quote:
Original Posted By hardy6889►Setau ane nabi Muhammad tidak pernah mengajarkan seperti itu.
Ketika nabi menjalankan sholat malam Sampai Kedua Kakinya Bengkak. Ga ada yang pernah menjalankan sunah rosul yang satu ini.
Hadits yang isinya
"Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 1000 Yahudi"
tidak akan Anda temukan dalam Kitab manapun. Baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih. Artinya, hadits “Sunnah Rasul” pada malam Jumat tersebut, apalagi sama dengan membunuh 1000 Yahudi, adalah bukan Hadits alias palsu yang dikarang oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Yng di Sunnahkan oleh Rosul adalah ini mnurut ane:
1. Memperbanyak membaca Shalawat
2. Membaca Al Qur’an
3. Memperbanyak do’a
4. Shalat Jumat
nah mungkin yang menjadi cikal bakal hadis palsu tersebut adalah sunnah di hari Jumat yang menyatakan sunnah melakukan mandi junub/wajib sebelum Sholat jumat, dan orang2 tidak bertanggung jawab beranggapan mungkin jika mandi junub itu ya harus bersetubuh, disini mungkin cikal bakalnya.
biar sodara kita yg bodoh di luar sana ngerti mengapa Al-Qur'an dimulai ayat pertama dengan kata IQRA'
sejarah membuktikan musuh Islam yg agresif dari dlu sudah menyebarkan hadist palsu. cuma satu yg blom berhasil mreka palsukan yaitu Al-Qur'an dan tidak akan pernah bisa
Quote:
Original Posted By sunnaboy►Mantap gan.. Maa syaa Alloh, tabaarokalloh. Alhamdulillah ada trit berkualitas macem ini.. Muda-mudahan lebih banyak kaskuser yang tercerahkan dan memperoleh manfaat dan tuntunan dari adanya trit ini..
Jengkel juga sama ocehan-ocehan kawan-kawan di facebook tentang "sunnah rasul" ini. Ane perhatikan dan sempet ane berfikir, "kok dengan membiasanya "penghalusan" istilah itu malah justru bikin hal yang dulunya dipandang fulgar menjadi seolah biasa saja". Dulu kalo ada orang bikin pengumuman ke warga sekampung bahwa malam nanti mau jima' pasti dikatain gila atau minimal terganggu akalnya, tapi sekarang mereka dengan sangat biasanya kalo mau jima' pake pasang pemberitahuan ke seantero jagat maya. Parah!
Daann.. Kasian kan bujang kek ane gini.. Dengan terpaksa harus mengkonsumsi material dewasa kek gitu.
Dan bahaya lainnya, ane kerap kali denger anak kecil yang ngomongin "sunah rosul" ini dengan sangat ringannya. Kalo dibiarkan bisa-bisa padanan dua kata itu lama kelamaan bakal masuk ke KBBI sebagai sebuah ungkapan yang sah karena sudah sangat umumnya penggunaan istilah. Padahal seperti yang agan tulis di trit, pengistilahan itu menjadikan makna sesungguhnya menjadi sempit dan berderajat rendah.
Bantu share dan rate aja gan..
Jazakumullohu khoiron.