Awal Mula

Teknologi Fotografi pada mulanya adalah reaksi kimia dari bahan kimia peka cahaya yang berubah pada saat disinari bayangan yang terbiaskan pada lensa cembung. Sebelumnya adalah citra hitam putih saja, namun dalam perkembangannya citra bayangan berwarna bisa dibuat.
Karena itu sebuah reaksi kimia, maka menedit atau memodifikasi merupakan hal yang tidak mungkin.
Pengeditan fotografi dllakukan dengan cara cara manual, seperti tusir (memperbaiki foto rusak dengan dioles pewarna yang sama), maupun teknik multishot dengan menutup sebagian obyek untuk difoto pada shot selanjutnya.

Digital Fotografi

Pada perkembangannya, negatif film yang bertugas menangkap cahaya, diubah dengan sekeping sensor. Sensor inilah yang bertugas mengubah citra cahaya menjadi kode kode digital. Dengan teknologi komputer yang makin canggih, kode kode digital ini dirubah lagi menjadi gambar yang bisa kita lihat.

Yang menjadi pertanyaan adalah, jika dari gambar (dari lensa) bisa dirubah menjadi kode kode digital dan kemudian diubah menjadi gambar lagi (di monitor), bisakah teknologi digital mengedit foto? Jawabnya adalah BISA. Sangat bisa.

Pertarungan dua kubu

Ada orang yang kukuh mempertahankan bahwa fotografi itu harus dalam kondisi aslinya. Anti software. Edit tidak diperkenankan kecuali hanya Cropping saja. Tapi ada pula yang mengatakan bahwa dengan pemakaian teknologi digital, secara otomatis fotografi telah menggunakan software. Jadi tidak ada salahnya diedit edit seenak sendiri.
Oke lah...itu semua tergantung agan sekalian. Yang jelas semua pasti ada alasan yang mendasari.

Etika dan Tuntutan Bisnis

Seringkali artis - artis memakai jasa edit foto untuk memperbaiki penampilannya. Pipi biasa jadi kinclong. Bodi biasa jadi langsing dan membentuk. dan sebagainya.
Tapi ada juga yang failakibat keteledoran editor foto nya. Ada yang ketika membentuk pinggang, daun pintu di sampingnya ikutan "mbodi". Ada bentuk anggota tubuh yang kebesaran maupun kekecilan. Semuanya ini tak lepas dari tuntutan bisnis semata. Selain itu ngedit boleh lah, tentu ada batasan yang bisa diterima oleh keinginan masyarakat.
Walaupun begitu, ibarat penyedap masakan, pemggunaan software ini jika dilakukan secara berlebihan tentu hasilnya akan buruk.

Camera 360

Begitu banyak editor foto di dunia maya. Termasuk diantaranya aplikasi android maupun apple. Tapi tampaknya nggaka da yang melebihi kepopuleran Camera 360. Begitu banyak orang narsis yang bisa cling seketika dengan aplikasi ini. Bahkan ada istilah "dandan secara digital". Yaitu dengan dandan biasa biasa saja di dalam foto bisa cantik jelita bak artis. Muantap kan.

Di Dunia Fotografi Profesional

Ternyata di dunia fotografi yang profesional, edit foto ini sah sah saja. Biasanya fotografer mengambil gambar dalam mode RAW. Sehingga sampai di rumah bisa dipoles dengan software yang ada.
Perkembangan pemakaian software di dunia profesional sedemikian canggih dan halusnya sehingga tidak sekedar menambah tone secara maksimum sehingga malah terjadi over tone, tetapi dilakukan dengan seindah dan sewajar mungkin. Dan tentu saja, mereka juga merupakan orang yang sangat menguasai di bidangnya, baik sebagai fotografer sekaligus melakukan post procces atas foto yang telah dihasilkannya.

Pesan

Fotografi sudah berkembang sedemikian pesatnya. Sebagai orang yang selalu terpacu oleh perkembangan teknologi, maka kita harus mengikuti aturan main yang ditawarkan. Toh namanya aturan maupun norma adalah kesepakatan juga. Jadi tidak perlu membentuk dikotomi "fotografi murni" dengan "fotografi editan" tapi gunakan dan lakukan sesuatu sesuai keperluan semata.
Seorang yang lama menggeluti fotografi mengatakan, pada jaman sekarang semua aspek bisa diedit di komputer, kecuali fokus.

Galery

Di bawah ini foto hasil jepretan saya yang asli dan yang sudah teredit. Baik memakai aplikasi handphone maupun aplikasi yang lain. Harapan saya semoga agan sekalian mendapat pencerahan atas dunia fotografi ini.