TEMPO.CO, Jakarta - Kendala pengiriman Toyota Fortuner ke negara-negara tujuan ekspor seperti negara-negara di Timur Tengah pada 2008 tak dibiarkan berlarut-larut oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Pihak manajemen pabrik terus melakukan pendekatan ke negara-negara Timur Tengah dan meyakinkan produk sport utility vehicle buatan Indonesia itu tak kalah dengan produksi Jepang dan Thailand.

Walhasil, lama kelamaan, mereka bisa menerima. “Ada juga sejarah negara-negara Timur Tengah dengan ikatan emosional dengan Indonesia. Apalagi Indonesia ada MUI-nya sehingga ada stempel halalnya," kata Executive General Manager TMMIN Bob Azam, Selasa, 6 Mei 2014. (Baca: Kuartal I, Toyota Ekspor 33.327 Unit Mobil)

Negara-negara Timur Tengah, menurut dia, memang menjadi pangsa pasar terbesar eskpor TMMIN. Secara keseluruhan, ekspor mobil dari pabrikan tersebut pada tahun lalu mencapai 118.355 unit. Diperkirakan pada 2014 ekspor mobil Toyota akan naik sebesar 30 persen. "Kenaikan ini ditolong oleh ekspor sedan Yaris, Vios, dan Agya mulai tahun ini," ujarnya. (Baca: Toyota Ekspor Vios ke Timur Tengah)

Seperti diketahui, membesarnya volume ekspor Toyota Fortuner belakangan ini tak lepas dari kisah panjang yang berliku sebelumnya. Tercatat, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini volume ekspor Toyota Fortuner sudah mencapai 11.996 unit.

Padahal enam tahun silam perusahaan sangat terpukul oleh imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dua tahun sebelumnya. Ditambah lagi saat itu laju inflasi mencapai dua digit atau sebesar 15 persen.

Bahkan opsi mengurangi shift kerja pun sempat muncul saat itu. Tak mengambil pilihan tersebut, perusahaan lebih memilih melobi principal Toyota di Thailand untuk memberikan separuh produksinya kepada TMMIN agar pabrik di Indonesia bisa tetap berjalan.


stempel yg ruar biasa..
menembus batas jarak dan ruang.