Proyek Teknologi Makanan Lanjutan dari NASA bertanggung jawab untuk menyediakan makanan bagi awak penerbangan antariksa dengan sistem pangan yang aman , bergizi , dan dapat diterima oleh semua kru , sambil menyeimbangkan massa yang tepat, volume, sampah , dan waktu persiapan makanan untuk misi eksplorasi . Selama 50 tahun terakhir , metode yang digunakan dalam proses penyediaan makanan telah berevolusi dan mulai bervariasi dalam penyediaan menu makanannya, pada awalnya makanan yang di sediakan hanyalah jenis biji2an dan kracker yang memungkinkan bisa dimakan dan aman tentunya, makanan lainnya berupa udang beku kering dan daging.

Beberapa isu tentang keluhan makanan dari misi Mercury telah dibahas dalam misi selanjutnya yaitu misi Gemini . kali ini Tabung tabung pemerasan untuk makanan sudah ditinggalkan . makanan yang berbentuk kubus kecil sekarang sudah dilapisi gelatin untuk mengurangi remah-remah yang berjatuhan , dan makanan beku-kering sudah terbungkus dalam wadah plastik khusus untuk mempermudah ketika dikonsumsi. Peningkatan kualitas makanan dan kemasannya pun sudah ditingkatkan . Astronot Gemini memiliki pilihan makanan seperti udang cocktail , ayam dan sayuran , butterscotch puding , dan saus apel, dan dapat memilih kombinasi makanannya sendiri.

Pada saat Misi Apollo , kualitas dan berbagai makanan telah jauh meningkat. Astronot Apollo lah yang pertama memiliki air panas , yang membuat rehidrasi makanan lebih mudah dan dapat meningkatkan rasa makanan itu . Astronot ini juga yang pertama makan menggunakan peralatan makan seperti mangkuk dengan sendok.

Makan di ruang angkasa pun disempurnakan lebih lanjut di Skylab . Tersedia ruang tamu yang lebih besar di stasiun ruang angkasa Skylab dan kali ini sudah diperbolehkan untuk penyediaan kulkas on-board dan freezer , karena di sini sangat memungkinkan untuk menyimpan bahan-bahan makanan tahan lama dan beku. Bahkan ruang makan dan meja pun sudah tersedia.

Astronot pesawat ulang-alik memiliki pengaturan yang menakjubkan dalam pemilihan makanan. Mereka mungkin makan dari menu standar yang dirancang dari misi Shuttle selama 7 hari , atau mungkin mengganti menunya untuk mengakomodasi selera mereka sendiri-sendiri , dan mereka dapat merancang menu yang diinginkan . Astronot Sandra Magnus bahkan memasak makanan untuknya dan para Tim Pesawat Stasiun Luar Angkasa Internasional .

Pertanyaan yang selalu terbesit di benak kita adalah bagaimana para Astronot membuang kotoran mereka di luar angkasa? Para Astronot di ruang angkasa ini pasti seperti manusia laiinya yaitu akan mengeluarkan kotoran baik buang air besar maupun kecil. Para ahli telah merancang sebuah toilet atau Waste collection System atau disingkat WCS atau sistem pengumpulan sampah, alat ini berfungsi untuk menampung kotoran para astronot, dan para astronot ini sebelumnya sudah dilatih untuk menggunakan WCS agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Mereka dilatih untuk duduk dengan benar diatas alat tersebut agar kotoran mereka tepat jatuh pada WCS, alat ini terdiri dari kabel-kabel,banyak tabung, cangkir hisap. Alat ini dirancang untuk menampung kotoran di area tanpa gravitasi. Jika digunakan dengan benar feses para astronot ini akan tertampung kemudian akan dikumpulkan ke dalam kantong sampah dan akan dibawa kembali ke bumi bersama sampah lainnya sedangkan urine mereka akan dibuang ke luar angkasa.
WCS ini tidak senyaman layaknya toilet yang ada di bumi oleh karena itu seorang Astronot bernama Lisa Nowak selalu menggunakan popok atau diaper ketika berada di pesawat luar angkasa karena dia mengaku lebih nyaman menggunakan popok dibanding menggunakan WCS.