- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
♦♦♦ JOKOWI PEMIMPIN YANG DITUNJUK RAKYAT BUKAN AMBISI (TERBUKTI!) ♦♦♦


TS
tjsaba
♦♦♦ JOKOWI PEMIMPIN YANG DITUNJUK RAKYAT BUKAN AMBISI (TERBUKTI!) ♦♦♦
Quote:

Quote:
Pesta demokrasi Indonesia hampir tiba. Tanggal 9 April nanti seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai hak pilih akan menyalurkan suaranya untuk memilih perwakilan di DPR. Sedangkan tanggal 9 Juli, giliran rakyat memilih pemimpinnya. Presiden Republik Indonesia Periode 2014 -2019. Jujur tidak mudah bagi masyarakat untuk memilih wakilnya di senayan maupun presiden baru nanti. Bukan hanya soal jumlah yang harus dipilih dan diseleksi, tetapi masyarakat juga sulit untuk memilih mana wakilnya yang berkualitas dan memperjuangkan nasibnya.
Boleh jadi hampir semua rakyat Indonesia merasa terluka dengan kinerja wakil rakyat terdahulu. Dan bisa dibilang tidak sedikit masyarakat yang puas dengan kinerja Pemerintahan sebelumnya. Hal ini bisa dikatakan wajar karena terdapat perbedaan antara janji yang diberikan pada waktu kampanye dengan hasil dan tindak tanduk selama ini. Banyaknya kasus korupsi, misalnya, merupakan bukti bahwa setelah duduk di tampuk kekuasaan, ternyata mereka lupa dengan amanat yang dibawanya.
Meski demikian, harapan untuk Indonesia yang lebih maju tidak boleh pupus. Bagaimanapun keputusan untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin lima tahun kedepan harus dilakukan. Pilihannya boleh jadi merupakan terbaik diantara terburuk. Tetapi hal tersebut harus dilakukan, mengingat jangan sampai yang terburuk dari yang terburuk memimpin Indonesia.
Bisa dibilang masa memilih pemimpin berdasarkan figur telah lewat. Kharisma yang tercipta hanya melalui pencitraan belaka sudah lewat. Skenario sinetron, dimana yang teraniaya muncul sebagai orang yang terpilih menjadi presiden, bisa jadi juga sudah lewat. Kini sudah saatnya rakyat Indonesia memilih wakil rakyat dan presiden yang benar-benar bekerja dan memberikan aksi nyata, bukan sekedar sandiwara.
Berkat televisi, radio, surat kabar, twitter, facebook, blog, youtube, dan kaskus, masyarakat kini sudah paham mana pemimpin yang benar-benar pemimpin dan mana pemimpin yang oplosan. Calon presiden kali ini benar-benar ditelanjangi oleh media-media tersebut. Tidak ada satu pun noda yang tidak terlihat oleh masyarakat. Bahkan ucapannya diteliti, dimaknai, dan dinanti konsistensinya layaknya mendengar “sabda” orang suci. Jadi tidak heran jika seorang calon pemimpin selalu direkam segala tindak tanduknya oleh masyarakat. Masyarakat bukan hanya siap memuja calon yang dipilihnya, tapi masyarakat juga siap menghujat calon yang dianggap ingkar janji dan tidak konsisten dengan kata dan perbuatannya.
Hadirnya sosok Jokowi dalam dunia politik Indonesia ibarat datangnya angin segar. Dikatakan demikian karena rekam jejak jokowi sebagai pemimpin bisa dibilang jauh dari cela. Gaya kepemimpinan yang mau turun kebawah dan sikap yang rendah hati dianggap sebagai sosok yang dicari oleh masyarakat selama ini. Jokowi seolah menjadi idola sebuah acara pencarian bakat menyanyi di televisi.
Meski demikian, kehadiran Jokowi sebagai salah satu kandidat calon Presiden juga tak luput dari bau anyir. Kehadiran Jokowi yang bisa dikatakan hadir dalam sekejap dipangung politik nasional memberikan sebuah tanda tanya bagi masyarakat. Kehadiran Jokowi bisa dikatakan terlampau cepat dan dianggap sebagai permainan media mainstream. Kecurigaan masyarakat mencuat karena media mainstream terlihat overdosis memberitakan Jokowi. Bahkan untuk kata sederhana yang meluncur dari mulut Jokowi bisa menjadi berita penting bagi sebuah media. Terlebih lagi, adanya kecenderungan ketidakseimbangan berita mengenai kandidat calon presiden membuat kecurigaan tersebut menjadi semakin bulat.
Sebenarnya, sebagian besar harapan masyarakat akan sosok presiden yang ideal ada pada Jokowi. Sikap kerja keras, solution maker, mau turun ke bawah, tidak menciptakan jarak dengan masyarakat dan menggunakan paradigma berpikir rakyat kecil merupakan ciri yang diinginkan oleh masyarakat. Namun demikian, sosok tersebut nampaknya masih kurang. Saat ini masyarakat membutuhkan seorang pemimpin yang dapat membawa negara ini untuk maju menjadi negara yang maju. Bukan hanya dapat menjawab persoalan yang dianggap mudah, namun dapat mengubah masyarakat menjadi masyarakat madani yang berperadaban tinggi. Dapat mengubah kinerja mesin birokrasi menjadi lebih cepat. Serta meningkatkan produktifitas dan daya saing masyarakat.
Keberhasilan Jokowi membawa kota Solo menjadi kota yang lebih baik memang patut untuk diapresiasi. Begitu juga dengan beberapa program Jokowi di Jakarta yang terbilang sukses. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan oleh Jokowi. Misalnya, penanggulangan banjir dan kemacetan. Dua permasalahan tersebut adalah indikator utama keberhasilan Jokowi untuk membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pemimpin yang sukses, dan bukan pemimpin oplosan.
Dalam kiprahnya selama kurang lebih dua tahun, rakyat khususnya masyarakat Jakarta disungguhkan oleh beberapa kinerja jokowi yang selalu diliput oleh media. Populer karena jokowi selalu mengambil angle melakukan sesuai yang tidak biasa dilakukan pejabat lainnya, seperti turun ke gorong-gorong, ikut pawai, nonton konser maupun naik sepeda. Namun demikian, aksi yang dilakukan oleh calon orang nomor satu Indonesia tersebut dirasakan masih jauh panggang dari api. Apa yang dilakukan oleh selama ini dirasakan belum menyentuh permasalahan dasar yang dihadapi oleh masyarakat yakni, kemacetan dan banjir.
Namun demikian, apapun alasan untuk mendukung atau tidak mendukung, memilih maupun tidak memilih, Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia Periode 2014 -2019 patut untuk diapresiasi. Karena bagaimanapun juga Jokowi adalah seorang manusia biasa, yang tentunya mempunyai banyak kekurangan. Dan Jokowi juga anggota partai politik yang juga mementingkan kepentingan partai yang mengusungnya. Meski demikian, setidaknya hadirnya sosok Jokowi ditengah-tengah permasalahan bangsa bagai sebuah mata air yang memberikan harapan. Harapan bahwa masih banyak putra-putri bangsa ini yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin. Sekiranya Jokowi terpilih menjadi Presiden nanti, bolehlah kita berharap agar dirinya mampu membawa Indonesia ke tempat yang lebih baik lagi.
Boleh jadi hampir semua rakyat Indonesia merasa terluka dengan kinerja wakil rakyat terdahulu. Dan bisa dibilang tidak sedikit masyarakat yang puas dengan kinerja Pemerintahan sebelumnya. Hal ini bisa dikatakan wajar karena terdapat perbedaan antara janji yang diberikan pada waktu kampanye dengan hasil dan tindak tanduk selama ini. Banyaknya kasus korupsi, misalnya, merupakan bukti bahwa setelah duduk di tampuk kekuasaan, ternyata mereka lupa dengan amanat yang dibawanya.
Meski demikian, harapan untuk Indonesia yang lebih maju tidak boleh pupus. Bagaimanapun keputusan untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin lima tahun kedepan harus dilakukan. Pilihannya boleh jadi merupakan terbaik diantara terburuk. Tetapi hal tersebut harus dilakukan, mengingat jangan sampai yang terburuk dari yang terburuk memimpin Indonesia.
Bisa dibilang masa memilih pemimpin berdasarkan figur telah lewat. Kharisma yang tercipta hanya melalui pencitraan belaka sudah lewat. Skenario sinetron, dimana yang teraniaya muncul sebagai orang yang terpilih menjadi presiden, bisa jadi juga sudah lewat. Kini sudah saatnya rakyat Indonesia memilih wakil rakyat dan presiden yang benar-benar bekerja dan memberikan aksi nyata, bukan sekedar sandiwara.
Berkat televisi, radio, surat kabar, twitter, facebook, blog, youtube, dan kaskus, masyarakat kini sudah paham mana pemimpin yang benar-benar pemimpin dan mana pemimpin yang oplosan. Calon presiden kali ini benar-benar ditelanjangi oleh media-media tersebut. Tidak ada satu pun noda yang tidak terlihat oleh masyarakat. Bahkan ucapannya diteliti, dimaknai, dan dinanti konsistensinya layaknya mendengar “sabda” orang suci. Jadi tidak heran jika seorang calon pemimpin selalu direkam segala tindak tanduknya oleh masyarakat. Masyarakat bukan hanya siap memuja calon yang dipilihnya, tapi masyarakat juga siap menghujat calon yang dianggap ingkar janji dan tidak konsisten dengan kata dan perbuatannya.
Hadirnya sosok Jokowi dalam dunia politik Indonesia ibarat datangnya angin segar. Dikatakan demikian karena rekam jejak jokowi sebagai pemimpin bisa dibilang jauh dari cela. Gaya kepemimpinan yang mau turun kebawah dan sikap yang rendah hati dianggap sebagai sosok yang dicari oleh masyarakat selama ini. Jokowi seolah menjadi idola sebuah acara pencarian bakat menyanyi di televisi.
Meski demikian, kehadiran Jokowi sebagai salah satu kandidat calon Presiden juga tak luput dari bau anyir. Kehadiran Jokowi yang bisa dikatakan hadir dalam sekejap dipangung politik nasional memberikan sebuah tanda tanya bagi masyarakat. Kehadiran Jokowi bisa dikatakan terlampau cepat dan dianggap sebagai permainan media mainstream. Kecurigaan masyarakat mencuat karena media mainstream terlihat overdosis memberitakan Jokowi. Bahkan untuk kata sederhana yang meluncur dari mulut Jokowi bisa menjadi berita penting bagi sebuah media. Terlebih lagi, adanya kecenderungan ketidakseimbangan berita mengenai kandidat calon presiden membuat kecurigaan tersebut menjadi semakin bulat.
Sebenarnya, sebagian besar harapan masyarakat akan sosok presiden yang ideal ada pada Jokowi. Sikap kerja keras, solution maker, mau turun ke bawah, tidak menciptakan jarak dengan masyarakat dan menggunakan paradigma berpikir rakyat kecil merupakan ciri yang diinginkan oleh masyarakat. Namun demikian, sosok tersebut nampaknya masih kurang. Saat ini masyarakat membutuhkan seorang pemimpin yang dapat membawa negara ini untuk maju menjadi negara yang maju. Bukan hanya dapat menjawab persoalan yang dianggap mudah, namun dapat mengubah masyarakat menjadi masyarakat madani yang berperadaban tinggi. Dapat mengubah kinerja mesin birokrasi menjadi lebih cepat. Serta meningkatkan produktifitas dan daya saing masyarakat.
Keberhasilan Jokowi membawa kota Solo menjadi kota yang lebih baik memang patut untuk diapresiasi. Begitu juga dengan beberapa program Jokowi di Jakarta yang terbilang sukses. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan oleh Jokowi. Misalnya, penanggulangan banjir dan kemacetan. Dua permasalahan tersebut adalah indikator utama keberhasilan Jokowi untuk membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pemimpin yang sukses, dan bukan pemimpin oplosan.
Dalam kiprahnya selama kurang lebih dua tahun, rakyat khususnya masyarakat Jakarta disungguhkan oleh beberapa kinerja jokowi yang selalu diliput oleh media. Populer karena jokowi selalu mengambil angle melakukan sesuai yang tidak biasa dilakukan pejabat lainnya, seperti turun ke gorong-gorong, ikut pawai, nonton konser maupun naik sepeda. Namun demikian, aksi yang dilakukan oleh calon orang nomor satu Indonesia tersebut dirasakan masih jauh panggang dari api. Apa yang dilakukan oleh selama ini dirasakan belum menyentuh permasalahan dasar yang dihadapi oleh masyarakat yakni, kemacetan dan banjir.
Namun demikian, apapun alasan untuk mendukung atau tidak mendukung, memilih maupun tidak memilih, Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia Periode 2014 -2019 patut untuk diapresiasi. Karena bagaimanapun juga Jokowi adalah seorang manusia biasa, yang tentunya mempunyai banyak kekurangan. Dan Jokowi juga anggota partai politik yang juga mementingkan kepentingan partai yang mengusungnya. Meski demikian, setidaknya hadirnya sosok Jokowi ditengah-tengah permasalahan bangsa bagai sebuah mata air yang memberikan harapan. Harapan bahwa masih banyak putra-putri bangsa ini yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin. Sekiranya Jokowi terpilih menjadi Presiden nanti, bolehlah kita berharap agar dirinya mampu membawa Indonesia ke tempat yang lebih baik lagi.


anasabila memberi reputasi
1
6K
Kutip
110
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan