- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
Pembodohan Masal Berita Metr*tv # propaganda Jokowi


TS
nabiel11
Pembodohan Masal Berita Metr*tv # propaganda Jokowi

Sepenggal kisah yang terjadi di bulan Januari 1991; saat itu kekuatan Angkatan Udara Amerika besarta pasukan koalisinya memborbardir posisi-posisi strategis Iraq di Kuwait kemudian meluluh-lantakkannya akibat invasi yang dilakukan Iraq beberapa hari sebelumnya. Hanya perlu beberapa pekan saja bagi Amerika dan sekutunya untuk membuat Iraq angkat kaki tanpa ada perlawanan berarti.
Peristiwa tersebut lalu membuat semua orang menyadari bahwa teori perang mutlak telah bergeser; siapa yang menguasai udara maka dialah pemenangnya.
Berkaca dari hal tersebut, saya pasti memahami instruksi Jokowi (2/5) saat memerintahkan pasukan-pasukan tim suksesnya untuk sesegera mungkin melakukan serangan udara, secara massif tentu saja, menggunakan armada AU milik Surya Paloh, Metro TV.
Sebagai salah satu televisi pemberitaan, tayangan-tayangan Metro TV selanjutnya hanya di isi dengan pemberitaan sistematis tentang Jokowi, termasuk breaking news yang hanya ditayangkan beberapa menit dalam tiap jamnya. Program-program dialog politik rutin juga mulai berisikan penggiringan opini (pesan-pesan sponsor) tentang personality Jokowi, program-programnya, atau menjawab isi-isu miring yang menyerang Jokowi belakangan ini.
Adapun pemberitaan tentang capres kompetitor sangat jarang ditayangkan (mungkin ada tapi kebetulan saya tidak menonton). Satu-satunya yang kebetulan saya lihat adalah program mirip film dokumenter tentang penyair Widji Tukul yang tentu saja content-nya merupakan serangan politik pada Prabowo.
Metro TV, sejak menyepakati untuk berkoalisi (baca: kerjasama, pen) dengan PDIP, memang secara terang-terangan dan tanpa malu lagi telah menyatakan dirinya sebagai corong politik Jokowi. Jika diperhatikan pemberitaan Metro TV hanya dalam 2 hari ini saja bahkan jauh lebih parah dibandingkan pemberitaan TV One yang selama ini mengusung kepentingan ARB.
Apa yang dilakukan oleh kedua stasiun TV ini seolah-olah telah mengembalikan peran media jauh mundur ke belakang, selayaknya jaman orde baru.
Spoiler for awas propaganda media:
Pada saat itu, media (khususnya televisi) hanya dijadikan sebagai alat kekuasaan, alat propaganda. Media hanyalah corong pemerintah untuk menyampaikan sesuatu yang mereka inginkan untuk diterima masyarakat sebagai sebuah keniscayaan. Itulah sebabnya orde baru dikatakan sebagai era pembodohan massal yang terjadi di republik ini.
Saya hanya takut, mengingat televisi pemberitaan yang ada hanya Metro TV dan TV One (maaf, TVRI tidak saya hitung), pembodohan massal era orde baru akan terulang lagi di zaman internet sekarang ini!
Media televisi saat ini (Metro TV dan TV One) tidak lagi berusaha untuk mengedukasi masyarakat untuk menjadi lebih cerdas dengan terlalu banyaknya menyampaikan materi-materi berita bermuatan sponsor yang bahkan manipulatif sekalipun.
Media televisi juga tidak berusaha untuk menghadirkan komparasi diantara calon-calon yang bersaing sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat sebelum mengambil keputusan.
Jika hanya sekedar subjektifitas adalah hal yang biasa, apalagi kritik-mengkritk; namun jika yang dihadirkan adalah melulu eksploitasi kehebatan dan kebaikan seseorang disandingkan dengan dosa dan kejelelekan pihak lainnya dalam konteks pesta demokrasi dimana kita ingin menemukan seorang pemimpin menuju Indonesia yang lebih baik? Tentu ini terlalu kasar.
Esensi kompetisi ternyata tidak lagi berorientasi pada proses untuk melahirkan seorang pemenang. Kompetisi juga tidak lagi tentang menang dan kalah yang dilandasi jiwa sportifitas, tapi hanya menggunakan paradigma instan untuk memenangkan sesuatu dengan cara apapun.
Sebagaimana yang terjadi pada TV One sebelumnya, saya ikut menyoroti hal ini akibat pengulangan yang lebih parah yang dilakukan oleh Metro TV, karena media televisi sejatinya memang paling efektif dan memiliki jangkauan paling luas untuk bisa diakses masyarakat dibandingkan media lain, cetak, maupun online.
Saya, dalam hal ini, juga tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa Metro TV ataupun TV One telah menyalahi aturan-aturan tentang kebebasan pers. Namun perlu diingat, karena pengaruhnya yang sangat besar (bahkan dulu dikatakan sebagai kekuatan ke-4 setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif), maka seluruh insan media memiliki tanggung jawab moral untuk ikut serta dalam proses mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang diamanatkan undang-undang dasar.
Kesimpulannya, saya sepakat bahwa “Serangan Udara yang Massif” adalah sah dilakukan oleh semua capres sebagai saluran kampanye politik dan merupakan bagian dari kompetisi itu sendiri dan bagian dari demokrasi.
Spoiler for barisan media joko:
Satu hal yang saya tidak setuju adalah jika sebagian besar materi pemberitaan dirancang secara sistematis (tidak perduli apakah materi beritu itu telah terdistorsi, manipulatif, bahkan eksploitatif sekalipun) hanya demi tujuan-tujuan pemenangan pemilu tanpa perduli pada aspek-aspek moral untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Itulah sebabnya tiba-tiba Metro TV pun berubah menjadi stasiun televisi yang menyebalkan!
Spoiler for pesan yang mulia baginda ibu madam megawati sang ratu :
Diubah oleh nabiel11 06-05-2014 11:37


anasabila memberi reputasi
1
4.4K
20
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan